Kisahsingkat nabi nuh 'alaihissalam. Kisah singkat nabi nuh lengkap dari lahir sampai wafat. Nabi nuh merupakan nabi ketiga yang wajib diketahui umat islam di seluruh dunia. Adalah rasul allah yang merupakan ke tur unan kesepu luh dari nabi ada m a.s. Nabi dan rasul adalah utusan allah swt. Mukjizat dan kisah nabi nuh as cerita anak muslim.

ilustrasi kisah nabi Muhammad dari lahir sampai wafat, sumber gambar Muhammad SAW adalah nabi akhir zaman yang diutus oleh Allah SWT untuk membimbing umat manusia menuju jalan yang benar dan berlandaskan nilai-nilai keislaman. Nabi Muhammad telah memberikan contoh yang baik dan bijak kepada umat manusia dalam menjalani kehidupan. Kisah Nabi Muhammad dari lahir sampai wafat dapat kita jumpai dalam Al-Qur'an maupun Nabi Muhammad dari Lahir sampai WafatSaat manusia di Mekkah menjalani kehidupan dengan suasana jahiliyah, lahirlah seorang bayi pada 12 Rabiul Awal tahun Gajah. Bayi tersebut adalah putra dari Abdulllah dan Siti Aminah. Bayi tersebut kemudian diberi nama dari buku Mencintai Rasulullah 365 Hari Bersama Nabi Muhammad SAW oleh Nurdan Damla 2009 11, Mekkah merupakan negara yang penuh sesak, sehingga para ibu di kota tersebut biasa menyusukan anak-anaknya kepada wanita lain di pedesaan. Semasa kecil, Muhammad disusui oleh Halimatus Sa'diyah yang merupakan wanita asal Bani Sa' usia dua tahun, Nabi Muhammad didatangi oleh dua malaikat yang bertanggung jawab untuk membelah dadanya. Pembedahan tersebut sebagai upaya untuk mensucikan hati Muhammad dari berbagai sifat Wafat Orang-orang TercintaSetelah lima tahun berlalu, Nabi Muhammad kembali diasuh oleh ibunya. Namun, tidak lama berselang, ibunda tercintanya wafat setelah mengunjungi makam ayah Nabi Muhammad. Setelah menjadi yatim piatu, Nabi Muhammad akhirnya diasuh oleh kakeknya yang bernama Abdul Muthalib. Lagi-lagi, Nabi Muhammad harus mengalami perpisahan karena kakeknya juga meninggal saat beliau berusia delapan Muhammad diasuh oleh pamannya yang bernama Abu Thalib. Beliau merupakan seorang pedagang yang kerap bepergian ke berbagai kota untuk menjual barang dagangannya. Saat Nabi Muhammad berusia 12 tahun, ia diajak pamannya ke negeri Syam untuk di perjalanan, ia bertemu seorang pendeta yang melihat tanda-tanda kenabian dari Nabi Muhammad. Pendeta tersebut mengimbau Abu Thalib untuk menjaga Nabi Muhammad dari gangguan orang-orang Menerima Wahyuilustrasi kisah nabi Muhammad dari lahir sampai wafat, sumber gambar dewasa, Nabi Muhammad melakukan bisnis dan bekerja sama dengan Khadijah, seorang saudagar kaya. Saat Nabi berusia 25 tahun, beliau menikah dengan Khadijah yang pada masa itu berusia 40 Nabi berusia 40 tahun, beliau menerima wahyu pertamanya di Gua Hira'. Wahyu yang pertama kali turun tersebut yaitu Surat Al-Alaq. Semenjak itu, Nabi Muhammad mulai menjalankan dakwah secara sembunyi-sembunyi dan berlangsung selama tiga mengalami peristiwa Isra' Miraj, Nabi Muhammad mengalami duka yang begitu mendalam karena Khadijah, istrinya dan Abu Thalib, pamannya meninggal dalam waktu yang tidak lama. Kemudian, Allah memerintahkan Malaikat Jibril untuk membawa Nabi Muhammad terbang mengendarai buroq dari Masjidil Haram ke Masjidil Muhammad juga melewati langit ke-7 dan bertemu dengan Allah SWT untuk yang pertama kali. Kemudian, Nabi Muhammad mendapatkan perintah shalat 5 waktu yang wajib dijalankan oleh seluruh Nabi Muhammad meninggalkan duka yang mendalam bagi para sahabat dan seluruh kaum muslimin. Nabi meninggal di usia 63 tahun dan dimakamkan di Kubah Hijau, Madinah, Arab Saudi. Meskipun Nabi telah meninggal, namun Abu Bakar, sahabat Nabi mengimbau kepada kaum muslimin untuk tetap melakukan dan meneladani apa yang telah diperintahkan oleh Nabi Muhammad semasa hidupnya.

KisahNabi Musa Lengkap dari Lahir sampai Wafat yang . Kisah Nabi Hud Lengkap Muslimidia Berikut Kisah Nabi Muhammad  dari Lahir hingga Wafat KISAH Nabi Muhammad. muslimidia Kisah Lengkap Nabi Nuh OKE BANGET. Top Pdf Kisah Nabi Muhammad Saw Dari Lahir Sampai Wafat 123dok Com Adam Nabi rajin hikmah 2020 nabi patut AS pelajaran Nabi

Kisah Nabi Ibrahim AS Nabi Ibrahim merupakan salah satu nabi yang diutus oleh Allah untuk memperbaiki umat manusia. Kisah Nabi Ibrahim ternyata sangat beragam dan sangat bagus diteladani. Berikut ini kami hadirkan beberapa kisah perjalanan hidup Nabi Ibrahim As. Kisah Nabi Ibrahim Saat Kelahirannya Nabi Ibrahim adalah seorang nabi yang dilahirkan di tengah-tengah masyarakat jahiliyah yang musyrik dan kafir. Beliau adalah anak Azar yang masih keturunan Sam bin Nuh. Nabi Ibrahim dilahirkan pada tahun 2295 sebelum Masehi, di negeri Mausul. Nabi Ibrahim lahir pada zaman kerajaan Raja Namrud yang mengaku dirinya sebagai Tuhan. Raja Namrud adalah penguasa Kerajaan Babylonia pada suatu ketika mendapat firasat dalam mimpinya bahwa seorang anak laki-laki akan membuatnya susah. Dalam Kisah Nabi Ibrahim, kelak, anak tersebut akan meruntuhkan kerajaannya. Raja Namrud segera menurunkan titah untuk membunuh setiap anak laki-laki yang ada di kota Babylonia. Nabi Ibrahim Alaihissalam adalah anak yang dimaksud tersebut. Kemudian, Allah Yang Maha Penolong menyelamatkan ibu Nabi Ibrahim Alaihissalam. Saat mengandung tidak kelihatan tanda-tanda kehamilan. Hingga ibunya melahirkan dan Nabi Ibrahim Alaihssalam tumbuh besar dan selamat dari kejahatan Raja Namrud. Masyarakat di Kerajaan Babylonia ketika itu, menyembah patung-patung sebagai itu. Bahkan, ayah Nabi Ibrahim Alaihissalam adalah seseorang yang membuat patung-patung tersebut. Kehidupan penduduk Kerajaan Babylonia sudah sangat sesat dan menyimpang. Mereka membangun sebuah tempat untuk menaruh patung-patung sesembahan mereka. Termasuk di dalamnya patung yang paling besar kepunyaan Raja Namrud. Nabi Ibrahim selalu bertanya-tanya mengapa patung-patung itu mereka percayai dan sembah. Apakah Tuhan dapat dibuat-buat seperti berbentuk patung, dan patung seperti itu mungkinkah punya kemampuan sebagai Tuhan. Bagi Nabi Ibrahim, semua itu tidak masuk akal. Nabi Ibrahim Alaihissalam pun menyadari pasti ada Tuhan yang pantas disembah tapi dia belum mengetahui apakah itu. Kisah Nabi Ibrahim Sewaktu Kecil Kisah Nabi Ibrahim yang juga mengandung banyak pelajaran adalah ketika beliau masih kecil. Nabi Ibrahim mengetahui saat beliau masih kecil bahwa ayahnya seseorang yang membuat patung-patung yang unik. Pada suatu hari, ia bertanya terhadap ciptaan ayahnya kemudian ayahnya memberitahunya bahwa itu adalah patung-patung dari tuhan-tuhan. Nabi Ibrahim sangat keheranan melihat hal tersebut, kemudian timbul dalam dirinya melalui akal sehatnya penolakan terhadapnya. Uniknya, Nabi Ibrahim justru bermain-main dengan patung itu saat ia masih kecil, bahkan terkadang ia menunggangi pung­gung patung-patung itu seperti orang-orang yang biasa menung­gang keledai dan binatang tunggangan lainya. Pada suatu hari, ayahnya melihatnya saat menunggang punggung patung yang bernama Mardukh. Saat itu juga ayahnya marah dan memerintahkan anaknya agar tidak bermain-main dengan patung itu lagi. Ibrahim bertanya “Patung apakah ini wahai ayahku? Kedua telinganya besar, lebih besar dari telinga kita.” Ayahnya menjawab “Itu adalah Mardukh, tuhan para tuhan wahai anakku, dan kedua telinga yang besar itu sebagai simbol dari kecerdasan yang luar biasa.” Ibrahim tampak tertawa dalam dirinya padahal saat itu beliau baru menginjak usia tujuh tahun. Pada suatu hari Ibrahim bersama ayahnya masuk di tempat penyembahan tempat dimana patung-patung itu berada. Saat itu terjadi suatu pesta dan perayaan di hadapan patung-patung, dan di tengah-tengah perayaan tersebut terdapat seorang tokoh dukun yang memberikan pengarahan tentang kehebatan tuhan berhala yang paling besar. Dengan suara yang penuh penghayatan, dukun itu memohon kepada patung agar menyayangi kaumnya dan memberi mereka rezeki. Tiba-tiba keheningan saat itu dipecah oleh suara Ibrahim yang ditujukan kepada tokoh dukun itu “Hai tukang dukun, ia tidak akan pernah mendengarmu. Apakah engkau meyakini bahwa ia mendengar?” Saat itu manusia mulai kaget. Mereka mencari dari mana asal suara itu. Ternyata mereka mendapati bahwa suara itu suara Ibrahim. Lalu tokoh dukun itu mulai menampakkan kerisauan dan kemarahannya. Tiba-tiba si ayah berusaha menenangkan keadaan dan mengatakan bahwa anaknya sakit dan tidak mengetahui apa yang dikatakan. Lalu keduanya keluar dari tempat penyembahan itu. Si ayah menemani Ibrahim menuju tempat tidurnya dan berusaha menidurkannya dan meninggalkannya setelah itu. Namun, Ibrahim tidak begitu saja mau tidur ketika beliau melihat kesesatan yang menimpa manusia. Beliau pun segera bangkit dari tempat tidurnya. Beliau bukan seorang yang sakit. Beliau merasa dihadapkan pada peristiwa yang besar. Beliau menganggap mustahil bahwa patung-patung yang terbuat dari kayu-kayu dan batu-batuan itu menjadi tuhan bagi kaumnya. Kisah Nabi Ibrahim ini memberikan pelajaran bagi kita agar waspada terhadap kesesatan dan menghindarinya. Kisah Nabi Ibrahim Mencari Tuhan Ibrahim keluar dari rumahnya menuju ke gunung. Beliau berjalan sendirian di tengah kegelapan. Beliau memilih salah satu gua di gunung, lalu beliau rnenyandarkan punggungnya dalam keadaan duduk termenung. Beliau memperhatikan langit. Beliau mulai bosan memandang bumi yang dipenuhi dengan suasana jahiliyah yang bersandarkan kepada berhala. Nabi Ibrahim Alaihissalam akhirnya melakukan pencarian. Tuhan yang harus disembah pasti sesuatu yang istimewa dan mempunyai kemampuan yang tidak tertandingi. Kemudian Allah memperlihatkan tanda-tanda keagungan-Nya. Allah memperlihatkan bintang, bulan, dan matahari kepada beliau. Namun akhirnya Nabi Ibrahim Alaihissalam mulai mengerti, Tuhan yang disembah bukanlah Tuhan berupa benda yang terbit dan tenggelam. Tuhan yang patut disembah adalah Tuhan yang menerbitkan dan yang menenggelamkan. Allah kemudian memberi petunjuk kepada Nabi Ibrahim bahwa Allah adalah Tuhan yang selama ini beliau cari. Nabi Ibrahim yang sudah memiliki kemantapan hati hendak memerangi syirik dan persembahan berhala yang terjadi dalam masyarakat kaumnya ingin lebih dahulu mempertebalkan iman dan keyakinannya, menentramkan hatinya serta membersihkannya dari keragu-raguan yang mungkin sesekali mengganggu pikirannya degan memohon kepada Allah agar diperlihatkan kepadanya bagaimana Dia menghidupkan kembali makhluk-makhluk yang sudah mati. Berserulah ia kepada Allah “Ya Tuhanku! Tunjukkanlah kepadaku bagaimana engkau mengidupkan makhluk-makhluk yang sudah mati.” Allah menjawab seruannya dengan berfirman Tidaklah engkau beriman dan percaya kepada kekuasaan-Ku ? “Nabi Ibrahim menjawab “Benar, wahai Tuhanku, aku telah beriman dan percaya pada Mu dan kepada kekuasaan-Mu, namun aku ingin sekali melihat itu dengan mata kepalaku sendiri, agar aku dapat mendapat ketentraman dan ketenangan dan hatiku dan agar kami menjadi tebal dan kukuh keyakinanku kepada-Mu dan kepada kekuasaan-Mu. Kemudian Allah mengabulkan permohonan Nabi Ibrahim, dan Allah perintahkan Nabi menangkap empat ekor burung. Kemudian Allah perintahkan Nabi Ibrahim memperhatikan dan meneliti bagian tubuh-tubuh burung itu, memotongnya menjadi berkeping-keping mencampur baurkan kemudian tubuh burung yang sudah hancur luluh dan bercampur baur itu diletakkan di atas puncak setiap bukit dari empat bukit yang letakknya berjauhan satu dari yang lain. Setelah dikerjakan apa yang telah diisyaratkan oleh Allah itu, diperintahkanlah Nabi Ibrahim memangil burung-burung yang telah terkoyak koyak tubuhnya dan terpisah jauh tiap-tiap bagian tubuh burung dari bagian yang lain. Dengan izin Allah dan kuasa-Nya datanglah beterbangan empat ekor burung itu dalam keadaan utuh bernyawa seperti sediakala begitu mendengar seruan dan panggilan Nabi Ibrahim as kepadanya lalu hinggaplah empat burung yang hidup kembali itu didepannya, dilihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana Allah Yang Maha Berkuasa dapat menghidupkan kembali makhluk-Nya yang sudah mati sebagaimana Dia menciptakannya dari sesuatu yang tidak. Dan dengan demikian tercapailah apa yang diinginkan oleh Nabi Ibrahim as untuk menetramkan hatinya dan menghilangkan keraguan di dalam iman dan keyakinannya. Kisah Nabi Ibrahim Menghancurkan Berhala Raja Namrud Pada suatu hari disaat Raja Namrud dan kaumnya pergi meninggalkan negerinya dan saat itu kampung-kampungnya kosong. Maka nabi Ibrahim melaksanakan niat yang selama ini dipendamnya yakni adalah menghancurkan berhala-berhala yang dipuja dan disembah oleh Raja Namrud dan rakyatnya. Beliau menghancurkannya menggunakan kampak dan hanya satu yang tidak dihancurkan, hal ini Ia lakukan dengan sengaja kampaknya dikalungkan dileher patung terbesar itu. Beberapa hari kemudian Raja Namrud dan pengikutnya tiba kembali di negerinya, dan mengetahui bahwa seluruh patung-patung yang selama ini disembah sudah hancur maka murkalah ia terhadap kejadian itu. Raja Namrud seketika langsung menuduh Nabi Ibrahim sebagai pelakunya, karena semua orang sudah mengetahui bahwa Nabi Ibrahim sangat membenci berhala-berhala itu, kemudian singkat cerita Nabi Ibrahim dihadapkan pada Raja Namrud untuk diadili. Sang Raja berkata dengan geram, “Wahai Ibrahim, bukankah engkau yang telah menghancurkan berhala-berhala ini?”. “Bukan!” jawab Ibrahim singkat. Mendengar jawaban itu, Raja Namrud semakin geram dan berkata “Lalu siapa lagi kalau bukan engkau, bukankah kau berada disini saat kami pergi dan bukankah engkau membenci berhala-berhala ini?” “Ya, tapi bukan aku yang menghancurkan berhala-berhala itu. Aku pikir, berhala besar itulah yang menghancurkannya, bukankah kampaknya masih berada dilehernya?” sahut Ibrahim dengan tenang. Raja Namrud membantahnya “Mana mungkin patung berhala dapat berbuat semacam itu!”. Mendengar hal itu dengan tegas Nabi Ibrahim berkata “Kalau begitu, kenapa engkau menyembah berhala yang tidak dapat berbuat apa-apa?” Mendengar pernyataan Ibrahim, para pengikutnya kemudian menjadi kaget dan tersadar bahkan terpikir oleh mereka Tuhan yang selama ini disembah tidak dapat melihat, mendengar, dan bergerak. Namun berbeda dengan Raja Namrud pekataan Nabi Ibrahim justru membuatnya semakin murka. Kisah Nabi Ibrahim ketika Mendapatkan Hukuman Raja Namrud dan sangat marah atas kejadian tersebut, akhirnya memerintahkan para tentaranya untuk menghukum Nabi Ibrahim dengan seberat-beratnya. Hukuman yang menurut Raja Namrud tepat untuk diberikan kepada Nabi Ibrahim adalah dihukum mati dengan jalan dibakar hidup-hidup. Api dinyalakan besar sekali dengan kayu sebagai bahan bakarnya, sementara Nabi diikat dan ditempatkan ditengah-tengah tumpukan kayu. Tetapi Allah lebih berkuasa dalam segala hal. Allah belum menghendaki Nabi Ibrahim mati dan kalah oleh Raja namrud. Lalu Allah berfirman Artinya “Kami berfirman “Hai api, menjadi dinginlah dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim.” QS. Al-Anbiya 69. Saat menyaksikan proses pembakaran itu, Raja Namrud dan para pengikutnya tertawa dengan penuh kepuasan. Mereka mengira, Nabi Ibrahim telah hancur menjadi abu bersama api itu. Namun, begitu terkejutnya mereka setelah api yang menyala dahsyat itu padam. Nabi tiba-tiba berjalan keluar dari puing-puing pembakaran dengan selamat tanpa luka sedikitpun. Melihat kejadian tersebut seluruh masyarakat yang awalnya tertawa terbahak-bahak kemudian menghentikan tertawa tersebut dan berubah menjadi kebingungan. Setelah kejadian tersebut Nabi Ibrahim pergi berhijrah ke negeri Kan’an dan baitul Maqdis. Disanalah kemudian beliau hidup dan memiliki keturunan. Inilah Kisah Nabi Ibrahim yang mengajarkan pada kita tentang kebesaran Allah SWT. Maka hendaknya kita selalu beribadah dan meminta pertolongan kepada Nya. Kisah Nabi Ibrahim ketika mendapatkan Ujian Bersama Siti Hajar istrinya dan Ismail, Nabi berhijrah ke Mekah. Disanalah beliau membangun Ka’bah sebagai pusat penyembahan manusia kepada Tuhan. Nabi Ibrahim terkenal sebagai Nabi yang banyak berdoa kepada Allah SWT. Nabi Ibrahim memiliki dua istri yaitu Sarah dan Siti Hajar serta memiliki dua putra Ismail dan Ishaq yang keduanya pun menjadi Nabi dan Rasul Allah. Ismail dilahirkan oleh Siti Hajar dan Ishaq dilahirkan oleh Sarah. Beliau menikah dengan Hajar karena bersama Sarah tidak dikaruniai anak, kemudian Sarah meminta Ibrahim untuk menikahi budaknya Hajar dan lahirlah Ismail. Namun, kemudian tidak lama Sarah akhirnya memiliki putra yang diberi nama Ishaq. Ketika seorang putra Ibrahim tumbuh telah mencapai usia dewasa, Allah hendak menguji kesetiaan Ibrahim terhadap perintah-perintah-Nya melalui sebuah mimpi tentang penyembelihan anak. Dalam Kisah Nabi Ibrahim, keimanan beliau, yang telah berhasil menghadapi ujian-ujian sebelumnya, sama sekali tidak berubah sewaktu menerima perintah ini. Ibrahim mengajak putranya berangkat untuk melaksanakan perintah Allah. Ia tidak sedikitpun mengeluh ataupun memohon keringanan dari Allah tentang perintah ini melainkan ia melaksanakan sebagaimana yang Allah perintahkan. Ketika Ibrahim membaringkan putranya untuk melaksanakan perintah Allah, terlebih dahulu ia meminta tanggapan dan persetujuan dari sang putra yakni Ismail. Ibrahim berkata “Wahai putraku, sesungguhnya aku melihat dalam sebuah mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka sampaikanlah apa pendapatmu!” putranya menjawab “Wahai ayahku, laksanakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; dengan perkenan Allah, kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” Tatkala putranya telah merelakan diri serta Ibrahim telah bersiap mengulurkan tangan untuk menyembelih putranya, seketika Allah memanggil Ibrahim supaya menahan tangannya, sebab tindakan ini membuktikan bahwa Ibrahim bersedia melaksanakan apapun untuk Allah, juga membuktikan wujud seorang hamba yang berbakti serta seorang sosok yang terpercaya bagi Allah. Kemudian Ibrahim mendapati seekor sembelihan besar sebagai kurban pengganti putranya. Nabi Ibrahim as mendapatkan tempat khusus di sisi Allah SWT. Ibrahim termasuk salah satu nabi ulul azmi di antara lima nabi di mana Allah SWT mengambil dari mereka satu perjanjian yang berat. Kelima nabi itu adalah Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, dan Nabi Muhammad SAW, sesuai dengan urutan diutusnya mereka. Ibrahim adalah seorang nabi yang diuji oleh Allah SWT dengan ujian yang jelas. Yaitu ujian di atas kemampuan manusia biasa. Meskipun menghadapi ujian dan tantangan yang berat, Nabi Ibrahim tetap menunjukkan sebagai seorang hamba yang menepati janjinya dan selalu menunjukan sikap terpuji. Nabi Ibrahim adalah seorang harnba Allah SWT yang berhak diangkat-Nya menjadi al-Khalil atau kekasih Allah SWT. Hal tersebut merupakan derajat dari derajat-derajat kenabian yang kita tidak mengetahui nilainya. Kita juga tidak mengetahui bagaimana kita harus menyikapi ketika ada pilihan sedemikian berat. Sangat mengagumkan bahwa setiap kali Nabi Ibrahim mendapatkan ujian dan kepedihan, beliau justru menciptakan permata. Wafatnya Nabi Ibrahim Diceritakan dalam Kisah Nabi Ibrahim, ketika memasuki umur seratus lima puluh, Allah menampakkan uban pada rambut Nabi Ibrahim. Ulama berkata, “Alasan Allah memunculkan uban kepada Nabi Ibrahim adalah karena Ishaq, putra beliau sangat mirip dengan beliau. Masyarakat disekitar tempat tinggal beliau tidak bisa membedakan antara keduanya. Orang datang kepada Ishaq dan menyangka bahwa dia adalah Ibrahim. Orang tersebut menyapa, “Assalamualaikum, wahai kholilullah.” Akhirnya Ishaq menjawab, “Aku adalah anak dari kholilullah. Ia lebih baik dari pada aku. Dia bak tuanku dan aku ibarat budaknya.” Saat orang-orang mulai tidak bisa membedakan antara Nabi Ibrahim dan Nabi Ishaq maka Allah memberinya tanda berupa uban. Namun, Nabi Ibrahim merasa sedih melihat rambut ubannya yang memutih. Tetapi, beliau tidak bisa menolak apa yang dialaminya. Nabi Ibrahim adalah orang yang pertama kali beruban dari keturunan Nabi Adam. Kemudian juga diriwayatkan, ketika malaikat maut hendak mencabut nyawa Nabi Ibrahim as, maka beliau berkata, “Hai malaikat maut, apakah kamu pernah tahu seorang kekasih mencabut nyawa orang yang dicintainya.” Maka malaikat maut naik ke langit untuk melaporkannya kepada Allah Swt. Lalu Allah berkata, “Katakanlah kepada kekasihku, “Apakah seorang kekasih tidak suka bertemu dengan orang yang dicintainya?” Lalu malaikat maut kembali kepada Nabi Ibrahim. Dia menyampaikan apa yang dikatakan Allah SWT. Mendengarnya, Nabi Ibrahim berkata kepada dirinya, “Tenanglah dirimu untuk saat ini.” Kemudian malaikat maut mencabut nyawa beliau. Nabi Ibrahim dikuburkan di perkebunan Hairun, adalah sebuah kebun miliknya yang sebeumnya beliau berwasiat agar dikuburkan di sana. Cukup banyak bukan mengenai kisah Nabi Ibrahim? Semoga kisah kehidupan Nabi Ibrahim tersebut bisa menjadi pelajaran untuk kita semua. Sekian pembahasan Kisah Nabi Ibrahim, silahkan disebarluaskan, semoga membawa manfaat bagi kita semua. Ayo bergabung dengan komunitas dan dapatkan MP3 Al-Quran 30 Juz yang menyejukkan hati.
Padakesempatan yang baik ini saya akan membagikan ilmu saya tentang Jazirah Nabi Nuh As. Berikut uraian nya : Nama lengkap Nabi Nuh As. adalah Nuh bin Lamik bin Mat Wahyalah bin Khanuk (Idris) bin Yarad bin Mahlayil bin Qonin bin An-Wasy bin Syits bin Adam As. Allah berfirman dalam Surat Huud ayat 40 : Artinya :
Ilustrasi Sejarah Nabi Isa. Foto Saja Kisah-kisah Nabi Isa?Ilustrasi kisah Nabi Isa. Foto aku berlindung kepada Tuhan Yang Maha Pengasih terhadapmu, jika engkau orang yang bertakwa". QS. Maryam 18Al Qur'an. Foto ingatlah ketika Isa Ibnu Maryam berkata "Hai Bani Israil, Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, Yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan datangnya seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad Muhammad." Maka tatkala Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata "Ini adalah sihir yang nyata."QS. Al-Shaf 6Apa Mukjizat Terbesar Nabi Isa?Ilustrasi kisah tentang Nabi Isa. Foto aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah." QS. Ali-Imran 49."Dan ingatlah di waktu kamu mengeluarkan orang mati dari kubur menjadi hidup dengan seizin-Ku." QS. Al-Ma'idah 110.Berapa Lama Nabi Isa Hidup di Bumi?Ilustrasi kisah Nabi Isa diangkat ke langit. Foto Nabi IsaIlustrasi membaca kisah Nabi Isa dalam Alquran. Foto
WebDatasyaratskripsiberapasks Browse By Category
Berikut adalah cerita atau kisah dari Nabi Nuh AS. Semoga cerita super singkat ini dapat memberikan inspirasi bagi Kita semua. Nabi Nuh adalah nabi yang keempat setelah kenabian Adam, syith dan Idris serta beliau ini adalah keturunan kesembilan dari nabi Adam as. Ayah nabi Nuh bernama Lamik bin metusyalih bin Idris. Nabi Nuh diutus oleh Allah di sebuah negeri yang bernama negeri Armenia untuk mengajarkan umatnya agar tidak menyembah kepada selain Allah SWT. serta mengajarkan kepada kebaikan agar terselamatkan didunia juga dialam akherat kelak. Pada usianya yang ke 40 hingga mencapai usianya yang ke 950 tahun, beliau menyerukan ajaran-ajaran agama Allah SWT. Namun yang terjadi adalah umatnya ini tidak mengikuti ajaran yang disampaikannya. Bahkan mereka malah mengolok-ngolok dan membenci nabi Nuh, begitupun dengan orang- terdekatnya, anak dan istrinya pun mengingkari ajaran yang dibawa oleh beliau. Adapun yang beriman dan mengikuti seruannya hanya sedikit dari jumlah mereka sehingga membuat nabi nuh sedih dan menangis. Hingga pada suatu ketika Allah menyuruh nabi Nuh as untuk membuat sebuah perahu yang besar karena Allah mempunyai maksud untuk menengelamkan kaum yang ingkar tersebut. Baca Juga Kisah Nabi Hud AS. Setelah kapal kayu nabi Nuh selesai dibuat, tidak lama setelah itu berhembuslah angin taupan yang maha dahsyat disertai hujan yang teramat lebat dan matai air bersemburan terus menerus tiada hentinya. Kejadian ini berlangsung selama beberapa hari tanpa berhenti sehigga bumi pun berubah menjadi sebuah lautan yang sangat luas. Nabi nuh bersama orang-orang beriman yang mengakui kebenaran ajaran yang dibawanya naik keatas bahtera. Pada saat kapalnya berlayar, nabi Nuh melihat anaknya yang hampir tenggelam. Sehingga nabi Nuh pun mengajaknya naik dan lantas segera beriman kepada Allah SWT. Namun anaknya yang bernama kan’an ini menolak seruan bapaknya, kan’an terus berusaha berenang kearah gunung dan bukit. Akan tetapi air bah dengan cepat menenggelamkan kan’an dan orang-orang yang menolak ajaran yang dibawa nabi Nuh. Melihat hal tersebut, nabi Nuh mersa sangat sedih hingga menyeru kepada Allah SWT “Ya Tuhanku! Anakku telah mati tenggelam, sedangkan dia adalah keluargaku, padahal Engkau telah menjanjikan untuk menyelamatkan kami!” Allah berfirman “Hai Nuh! Sesungguhnya orang-orang yang durhaka itu bukanlah termasuk keluargamu!” Setelah menerima firman tersebut, nabi Nuh dengan sangat menyesal dan takut memohon ampun kepada Allah atas kesalahannya yang meminta kesalamatan anaknya padahal kan’an termasuk kepada orang-orang yang durhaka dan kafir. Baca Juga Kisah Nabi Idris AS. Hingga pada usia 950 tahun, beliau menjalani masa kerasulannya dengan mengajak dan menyerukan umatnya untuk menyembah dan beriman kepada Allah. Akan tetapi orang yang mengikuti dan mengakui Allah sebagai tuhan mereka hanya sedikit dan kebanyakan dari mereka mengingkarinya. Keyword Kisah Nabi Nuh AS Originally posted 2019-10-20 003414.
Sampaisuatu saat, datanglah kafilah yang melintasi melewati tempat untuk perjalanan mereka menuju mesir. Ketika melihat sumur itu, mereka berhenti dengan maksud untuk mengambil air sebagai bekal perjalanan mereka. Namun alangkah terkejut mereka, ketika mau menimba, tiba-tiba mereka melihat anak kecil berada di dalam sumur itu. Dahulu ada beberapa orang saleh bernama Wad, Suwa’, Yaghuts, Ya’uq, dan Nasr yang dicintai oleh masyarakat[1]. Ketika mereka wafat, maka masyarakat merasa sedih karena kehilangan mereka, saat itulah setan memanfaatkan kesedihan itu dengan membisikkan mereka agar membuatkan patung-patung dengan nama-nama mereka untuk mengenang mereka. Akhirnya, masyarakat pun melakukannya. Waktu pun berlalu, namun patung-patung itu belum disembah sampai mereka yang membuat patung-patung itu meninggal dan datanglah anak cucu mereka yang kemudian disesatkan oleh setan. Setan menjadikan mereka menganggap bahwa patung-patung itu adalah sesembahan mereka. Mereka pun menyembah patung-patung itu dan mulai saat itu tersebarlah kesyirikkan di tengah-tengah mereka, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala mengangkat seorang laki-laki di kalangan mereka sebagai nabi dan Rasul-Nya, yaitu Nuh alaihissalam. Allah Subhanahu wa Ta’ala memilihnya di antara sekian makhluk-Nya, Dia mewahyukan kepadanya agar mengajak kaumnya menyembah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala saja dan meninggalkan sesembahan-sesembahan selain-Nya. Mulailah Nabi Nuh alaihissalam berdakwah, ia berkata kepada mereka “Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan yang berhak disembah bagimu selain Dia. Sesungguhnya kalau kamu tidak menyembah Allah, aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar kiamat.” QS. Al A’raaf 59 Maka di antara kaumnya ada yang mengikuti ajakannya, mereka terdiri dari kaum fakir dan dhu’afa lemah. Adapun orang-orang kaya dan kuat, maka mereka menolak dakwahnya, sebagaimana istrinya dan salah satu anaknya juga menolak dakwahnya. Mereka yang menolak dakwahnya menenatangnya dan berkata kepadanya, “Kami tidak melihat kamu, melainkan sebagai seorang manusia biasa seperti kami, dan kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti kamu, melainkan orang-orang yang hina dina di antara Kami yang lekas percaya saja, dan kami tidak melihat kamu memiliki sesuatu kelebihan apa pun atas kami, bahkan kami yakin bahwa kamu adalah orang-orang yang dusta.” QS. Huud 27 Nabi Nuh alaihissalam tidak berputusa asa terhadap sikap kaumnya yang menolak dakwahnya, ia terus mengajak mereka di malam dan siang hari, menasihati mereka secara rahasia dan terang-terangan, menjelaskan kepada mereka dengan lembut hakikat dakwah yang dibawanya, tetapi mereka tetap saja kafir kepadanya, tetap saja sombong dan melampaui batas, dan terus membantah Nabi Nuh alaihissalam dan keadaan itu berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Mereka juga menyakitinya, menghinanya, dan memerangi dakwahnya. Pernah suatu ketika, sebagian orang-orang kaya mendatangi Nabi Nuh alaihissalam dan meminta kepadanya untuk mengusir orang-orang fakir yang beriman kepadanya agar orang-orang kaya ridha dan mau duduk bersamanya sehingga bisa beriman kepadanya, namun Nabi Nuh alaihissalam menjawab, “Wahai kaumku! Aku tidak meminta harta benda kepada kamu sebagai upah bagi seruanku. Upahku hanyalah dari Allah dan aku sekali-kali tidak akan mengusir orang-orang yang telah beriman. Sesungguhnya mereka akan bertemu dengan Tuhannya, akan tetapi aku memandangmu sebagai suatu kaum yang tidak mengetahui–Dan Nuh berkata, “Wahai kaumku! Siapakah yang akan menolongku dari azab Allah jika aku mengusir mereka. Maka tidakkah kamu mengambil pelajaran?” QS. Huud 29-30 Maka kaumnya pun marah dan menuduhnya telah sesat, dan mereka berkata, “Sesungguhnya kami melihatmu berada dalam kesesatan yang nyata.” QS. Al A’raaf 60 Nuh balik menjawab, “Wahai kaumku! Tidak ada padaku kesesatan sedikit pun tetapi aku adalah utusan dari Tuhan semesta alam”– “Aku sampaikan kepadamu amanat-amanat Tuhanku, aku memberi nasehat kepadamu, dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui.” QS. Al A’raaf 61-62 Nabi Nuh alaihissalam tetap bersabar mendakwahi kaumnya, hari demi hari dilaluinya, bulan demi bulan dilaluinya dan tahun demi tahun dilaluinya, tetapi yang mau mengikuti seruannya hanya beberapa orang saja. Bahkan ketika Nuh mendatangi sebagian mereka, mengajak mereka agar menyembah Allah dan beriman kepada-Nya, mereka taruh anak jarinya ke telinga mereka agar tidak mendengar kata-kata Beliau, dan ketika Beliau pergi kepada yang lain sambil menyebutkan kepada mereka nikmat-nikmat Allah yang diberikan kepada mereka serta menceritakan tentang penghisaban pada hari Kiamat, mereka taruh baju mereka di wajah mereka agar tidak melihat Beliau, dan hal ini berlangsung terus hingga akhirnya orang-orang kafir berkata kepada Nabi Nuh alaihissalam, “Wahai Nuh! Sesungguhnya kamu telah berbantah dengan kami, dan kamu telah memperpanjang bantahanmu terhadap Kami, maka datangkanlah kepada kami azab yang kamu ancamkan kepada Kami, jika kamu termasuk orang-orang yang benar.” QS. Hud 32 Nuh menjawab, “Hanyalah Allah yang akan mendatangkan azab itu kepadamu jika Dia menghendaki, dan kamu sekali-kali tidak dapat melepaskan diri.–Dan tidaklah bermanfaat kepadamu nasihatku jika aku hendak memberi nasihat kepada kamu, sekiranya Allah hendak menyesatkan kamu, Dia adalah Tuhanmu, dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.” QS. Hud 33-34 Bersambung… Bagian 2 Artikel [1] Imam Bukhari meriwayatkan dari hadits Ibnu Juraij dari Atha’ dari Ibnu Abbas tentang firman Allah Ta’ala, “Dan mereka berkata, “Jangan sekali-kali kamu meninggalkan penyembahan tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan penyembahan wadd, dan jangan pula suwwa’, yaghuts, ya’uq dan nasr.” Ia Ibnu Abbas berkata, “Ini adalah nama-nama orang Saleh dari kaum Nabi Nuh. Ketika mereka wafat, setan membisikkan kepada kaum mereka untuk mendirikan berhala pada majelis mereka dan menamakannya dengan nama-nama mereka. Maka mereka pun melakukan hal itu, dan saat itu berhala-berhala itu belum disembah hingga mereka wafat, dan ilmu telah tiada, maka berhala-berhala itu pun disembah.” KLIK GAMBAR UNTUK MEMBELI FLASHDISK VIDEO BELAJAR IQRO, ATAU HUBUNGI +62813 26 3333 28 RingkasanSejarah Nabi Muhammad Saw dari Lahir Hingga Wafat Satu-satunya rasul Allah yang diutus untuk semua ras dan golongan adalah nabi Muhammad saw. Karena itu ajarannya sangat universal; tidak hanya tentang ibadah dan keakhiratan, namun juga urusan-urusan diniawi yang mencakup semua sisi kehidupan manusia, mulai dari masalah makan KRITIS – Kisah Nabi Nuh singkat untuk anak – Nabi Nuh adalah nabi ketiga sesudah Adam, Syith dan Idris dan keturunan kesembilan dari Nabi Adam. Ayahnya adalah Lamik bin Metusyalih bin lahir tahun berapa? Nuh Ibrani נוֹחַ, Nūḥ; Tiberias נֹחַ; Arab نوح sekitar 3993-3043 SM merupakan seorang rasul yang disebutkan dalam Taurat, Alkitab, dan beberapa tahun dari kematian Nabi Adam. Banyak hal berubah di muka bumi. Dan bertepatan dengan fitrah manusia itu sendiri, terjadilah kealpaan terhadap wasiat Nabi Adam. Kesalahan yang dahulu kembali mana ketika Nabi Adam dan Hawa melupakan ketetapan tuhan untuk menjauhi pohon didalam syurga, seperti itulah manusia melupakan ajaran ilahi yang dilangsungkan dimuka bumi selepas turun dari lahirnya kaum Nabi Nuh, telah hidup lima orang saleh dari datuk-datuk kaum Nabi Nuh. Mereka hidup selama beberapa zaman kemudian mereka mati. Nama-nama mereka adalah Wadd, Suwa’, Yaghuts, Ya’uq dan Nasr.“Dan mereka berkata “Jangan sekali-kali kamu meninggalkan penyembahan tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan penyembahan wadd, dan jangan pula suwaa’, yaghuts, ya’uq dan nasr”. Surah Nuh ayat 23Setelah kematian mereka, orang-orang membuat patung-patung dari mereka, dalam rangka menghormati mereka dan sebagai peringatan terhadap berlalulah waktu, lalu orang-orang yang memahat patung itu mati. Lalu datanglah anak-anak mereka, kemudian anak-anak itu mati, dan datanglah cucu- cucu timbullah berbagai dongeng dan khurafat yang membelenggu akal manusia di mana disebutkan bahawa patung-patung itu memiliki kekuatan situasi seperti ini, Allah SWT mengutus Nuh untuk membawa ajaran ilahi kepada kaumnya. Nabi Nuh adalah seorang hamba yang akalnya tidak terpengaruh oleh keadaan sekeliling, yang menyembah selain Allah SWT. Allah SWT memilih hamba-Nya Nuh dan mengutusnya di tengah-tengah Nabi Nuh kepada kaumnya“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu ia berkata “Hai kaumku, sembahlah oleh kamu Allah, karena sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?” Surah Al-Mu’minun ayat 23Nabi Nuh menjelaskan kepada kaumnya bahawa mustahil terdapat selain Allah Yang Maha Esa sebagai Pencipta. Ia memberikan pengertian kepada mereka, bahawa dunia telah lama menipu mereka dan telah tiba waktunya untuk menghentikan tipuan menyampaikan kepada mereka, bahawa Allah SWT telah memuliakan manusia Dia telah menciptakan mereka, memberi mereka rezeki, dan menganugerahi akal dan tubuh yang sihat kepada mendengarkan dakwahnya dengan penuh minat. Dakwah Nabi Nuh cukup menggoncangkan jiwa Nuh menarik perhatian kaumnya agar melihat alam semesta yang diciptakan oleh Allah berupa langit dengan matahari, bulan dan bintang-bintang yang menghiasinya, bumi dengan kekayaan yang ada di atas dan di menjadi bukti dan tanda nyata akan adanya keesaan Tuhan yang harus disembah dan bukan berhala-berhala yang mereka buat dengan tangan mereka samping itu Nabi Nuh juga memberitakan kepada mereka bahwa akan ada ganjaran yang akan diterima oleh manusia atas segala amalannya di dunia iaitu syurga bagi amalan kebajikan dan neraka bagi segala pelanggaran terhadap perintah agama yang berupa kemungkaran dan Nuh yang dikurniakan Allah dengan sifat-sifat yang patut dimiliki oleh seorang nabi, fasih dan tegas dalam kata-katanya, bijaksana dan sabar dalam tindak-tanduknya melaksanakan tugas risalahnya kepada tetapi walaupun Nabi Nuh telah berusaha sekuat tenaganya berdakwah kepada kaumnya, ternyata hanya sedikit sekali dari kaumnya yang dapat menerima dakwahnya dan mengikuti ajakannya, yang menurut sementara riwayat tidak melebihi bilangan seratus pun terdiri dari orang-orang yang miskin berkedudukan sosial lemah. Sedangkan orang yang kaya-raya, berkedudukan tinggi dan terpandang dalam masyarakat, yang merupakan pembesar-pembesar dan penguasa-penguasa tetap membangkang, tidak mempercayai Nabi Nuh mengingkari dakwahnya dan tidak merelakan melepas agamanya dan kepercayaan mereka terhadap berhala-berhala mereka berusaha dengan mengadakan persekongkolan hendak melumpuhkan dan menggagalkan usaha dakwah Nabi mereka kepada Nabi Nuh“Bukankah engkau hanya seorang daripada kami dan tidak berbeda daripada kami sebagai manusia biasa. Jikalau betul Allah akan mengutuskan seorang rasul yang membawa perintah-Nya, nescaya Ia akan mengutuskan seorang malaikat yang patut kami dengarkan kata-katanya dan kami ikuti ajakannya dan bukan manusia biasa seperti engkau hanya dapat diikuti orang-orang rendah kedudukan sosialnya seperti para buruh petani orang-orang yang tidak berpenghasilan yang bagi kami mereka seperti sampah itu adalah orang-orang yang tidak mempunyai daya fikiran dan ketajaman otak, mereka mengikutimu secara buta tuli tanpa memikirkan dan menimbangkan masak-masak benar atau tidaknya dakwah dan ajakanmu agama yang engkau bawa dan ajaran -ajaran yang engkau sadurkan kepada kami itu betul-betul benar, nescaya kamilah dulu mengikutimu dan bukannya orang-orang yang mengemis pengikut-pengikutmu itu. kami sebagai pemuka-pemuka masyarakat yang pandai berfikir, memiliki kecerdasan otak dan pandangan yang luas dan yang dipandang masyarakat sebagai pemimpin-pemimpinnya, tidaklah mudah kami menerima ajakanmu dan tidak mempunyai kelebihan di atas kami tentang soa-soal kemasyarakatan dan pergaulan jauh lebih pandai dan lebih mengetahui daripada mu tentang hal itu kami terhadapmu, tidak lain dan tidak bukan, bahawa engkau adalah pendusta belaka.”Nabi Nuh berkata, menjawab ejekan dan olok-olokan kaumnya“Adakah engkau mengira bahwa aku dapat memaksa kamu mengikuti ajaranku atau mengira bahwa aku mempunyai kekuasaan untuk menjadikan kamu orang-orang yang beriman jika kamu tetap menolak ajakan ku dan tetap membuta-tuli terhadap bukti-bukti kebenaran dakwahku dan tetap mempertahankan pendirianmu yang tersesat yang diilhamkan oleh kesombongan dan kecongkakan karena kedudukan dan harta-benda yang kamu hanya seorang manusia yang mendapat amanah dan diberi tugas oleh Allah untuk menyampaikan risalah-Nya kepada kamu tetap berkeras kepala dan tidak mahu kembali ke jalan yang benar dan menerima agama Allah yang diutuskan-Nya kepada ku maka terserahlah kepada Allah untuk menentukan hukuman-Nya dan ganjaran-Nya keatas diri hanya pesuruh dan rasul-Nya yang diperintahkan untuk menyampaikan amanah-Nya kepada yang berkuasa memberi hidayah kepadamu dan mengampuni dosamu atau menurunkan azab dan siksaan-Nya di atas kamu sekalian jika Ia pula yang berkuasa menurunkan siksa dan azab-nya di dunia atau menangguhkannya sampai hari kemudian. Dialah Tuhan pencipta alam semesta ini, Maha Kuasa ,Maha Mengetahui, maha pengasih dan Maha Penyayang.”.Kaum Nuh mengemukakan syarat dengan berkata“Wahai Nuh! Jika engkau menghendaki kami mengikutimu dan memberi sokongan dan semangat kepada kamu dan kepada agama yang engkau bawa, maka jauhkanlah para pengikutmu yang terdiri dari orang-orang petani, buruh dan hamba-hamba sahaya mereka dari pengaulanmu karena kami tidak dapat bergaul dengan mereka duduk berdampingan dengan mereka mengikut cara hidup mereka dan bergabung dengan mereka dalam suatu agama dan bagaimana kami dapat menerima satu agama yang menyamaratakan para bangsawan dengan orang awam, penguasa dan pembesar dengan buruh-buruhnya dan orang kaya yang berkedudukan dengan orang yang miskin dan papa.”Nabi Nuh menolak pensyaratan kaumnya dan berkata“Risalah dan agama yang aku bawa adalah untuk semua orang tiada pengecualian, yang pandai mahupun yang bodoh, yang kaya mahupun miskin, majikan ataupun buruh ,diantara penguasa dan rakyat biasa semuanya mempunyai kedudukan dan tempat yang sama terhadap agama dan hukum kata aku memenuhi pensyaratan kamu dan meluluskan keinginanmu menyingkirkan para pengikutku yang setia itu, maka siapakah yang dapat ku harapkan akan meneruskan dakwahku kepada orang ramai dan bagaimana aku sampai hati menjauhkan daripadaku orang-orang yang telah beriman dan menerima dakwahku dengan penuh keyakinan dan keikhlasan di kala kamu menolaknya serta mengingkarinya, orang-orang yang telah membantuku dalam tugasku di kala kamu menghalangi usahaku dan merintangi bagaimanakah aku dapat mempertanggungjawabkan tindakan pengusiranku kepada mereka terhadap Allah bila mereka mengadu bahawa aku telah membalas kesetiaan dan ketaatan mereka dengan sebaliknya semata-mata untuk memenuhi permintaanmu dan tunduk kepada pensyaratanmu yang tidak wajar dan tidak dpt diterima oleh akal dan fikiran yang kamu adalah orang-orang yang bodoh dan tidak berfikiran sihat”.Pada akhirnya, karena merasa tidak berdaya lagi mengingkari kebenaran kata-kata Nabi Nuh dan merasa kehabisan alasan dan hujjah untuk melanjutkan dialog dengan beliau, maka berkatalah mereka“Wahai Nabi Nuh! Kita telah banyak bermujadalah dan berdebat dan cukup berdialog serta mendengar dakwahmu yang sudah menjemukan tetap tidak akan mengikutimu dan tidak akan sesekali melepaskan kepercayaan dan adat-istiadat kami sehingga tidak ada gunanya lagi engkau mengulang-ulangi dakwah dan ajakanmu dan bertegang lidah dengan apa yang engkau benar-benar orang yang menepati janji dan kata-katanya. Kami ingin melihat kebenaran kata-katamu dan ancamanmu dalam kenyataan. Karena kami masih tetap belum mempercayaimu dan tetap meragukan dakwahmu.”Nabi Nuh berputus asa dari kaumnyaNabi Nuh berada di tengah-tengah kaumnya selama sembilan ratus lima puluh tahun berdakwah menyampaikan risalah Nuh mengajak mereka meninggalkan penyembahan berhala dan kembali menyembah dan beribadah kepada Allah Yang maha Kuasa memimpin mereka keluar dari jalan yang sesat dan gelap ke jalan yang benar dan mereka hukum-hukum syariat dan agama yang diwahyukan oleh Allah kepadanya, mengangkat darjat manusia yang tertindas dan lemah ke tingkat yang sesuai dengan fitrah dan Nuh berusaha menghilangkan sifat-sifat sombong dan bongkak yang melekat pada para pembesar kaumnya dan medidik agar mereka berkasih sayang, tolong-menolong diantara sesama tetapi dalam waktu yang cukup lama itu, Nabi Nuh tidak berhasil menyedarkan dan menarik kaumnya untuk mengikuti dan menerima dakwahnya beriman, bertauhid dan beribadat kepada Allah kecuali sekelompok kecil kaumnya yang tidak mencapai seramai seratus ia telah melakukan tugasnya dengan segala daya-usahanya dan sekuat tenaganya dengan penuh kesabaran dan kesulitan menghadapi penghinaan, ejekan dan cercaan makian kaumnya, karena ia mengharapkan akan datang masanya di mana kaumnya akan sedar diri dan datang mengakui kebenarannya dan kebenaran Nabi Nuh akan kesedaran kaumnya ternyata makin hari makin berkurangan dan bahawa sinar iman dan takwa tidak akan menebus ke dalam hati mereka yang telah tertutup rapat oleh ajaran dan bisikan sisa harapan Nabi Nuh dari kaumnya dan habislah kesabarannya. Ia memohon kepada Allah agar menurunkan Azab-Nya di atas kaumnya yang berkepala batu seraya berseru”Ya Allah! Janganlah Engkau biarkan seorang pun daripada orang-orang kafir itu hidup dan tinggal di atas bumi akan berusaha menyesatkan hamba-hamba-Mu, jika Engkau biarkan mereka tinggal dan mereka tidak akan melahirkan dan menurunkan selain anak-anak yang berbuat maksiat dan anak-anak yang kafir spt mereka.”Doa Nabi Nuh dikalbulkan oleh Allah dan permohonannya diluluskan dan tidak perlu lagi menghiraukan dan mempersoalkan kaumnya, karena mereka itu akan menerima hukuman Allah dengan mati Nuh Membuat Kapal BesarSetelah menerima perintah Allah untuk membuat sebuah kapal, segeralah Nabi Nuh mengumpulkan para pengikutnya dan mulai mereka mengumpulkan bahan yang diperlukan untuk maksud dengan mengambil tempat di luar dan agak jauh dari kota dan keramaiannya mereka dengan rajin dan tekun bekerja siang dan malam menyelesaikan pembinaan kapal yang diperintahkan Nabi Nuh telah menjauhi kota dan masyarakatnya, agar dapat bekerja dengan tenang tanpa gangguan bagi menyelesaikan pembinaan kapalnya namun ia tidak luput dari ejekan dan cemuhan kaumnya yang kebetulan atau sengaja melalui tempat kerja membina kapal mengejek dan mengolok-olok dengan mengatakan“Wahai Nuh! Sejak kapan engkau telah menjadi tukang kayu dan pembuat kapal?Bukankah engkau seorang nabi dan rasul menurut pengakuanmu, kenapa sekarang menjadi seorang tukang kayu dan pembuat kapal yang engkau buat itu di tempat yang jauh dari air ini adalah maksudmu untuk ditarik oleh kerbau ataukah mengharapkan angin yang akan menarik kapalmu ke laut?”Nabi Nuh dengan sikap dingin dan tersenyum seraya menjawab”Baiklah tunggu saja saatnya nanti, jika kamu sekarang mengejek dan mengolok-olok kami maka akan tibalah masanya kelak bagi kami untuk mengejek kamu dan akan kamu ketahui kelak untuk apa kapal yang kami siapkan saatnya azab dan hukuman Allah menimpa atas diri kamu.”Setelah selesai pekerjaan pembuatan kapal yang merupakan alat pengangkutan laut pertama di dunia, Nabi Nuh menerima wahyu dari Allah”Siap-siaplah engkau dengan kapalmu, bila tiba perintah-Ku dan terlihat tanda-tanda daripada-Ku maka segeralah angkut bersamamu di dalam kapalmu dan kerabatmu dan bawalah dua pasang dari setiap jenis makhluk yang ada di atas bumi dan belayarlah dengan izin-Ku.”Kemudian tercurahlah dari langit dan memancur dari bumi air yang deras dan dahsyat yang dalam sekelip mata telah menjadi banjir besar melanda seluruh kota dan desa menggenangi Nabi Nuh yang telah terisi penuh dengan para orang mukmin dan pasangan makhluk yang diselamatkan oleh Nabi Nuh atas perintah iringan “Bismillahi majraha wa mursaha” belayarlah kapal Nabi Nuh dengan lajunya menyusuri lautan air, menentang angin yang kadang kala lemah lembut dan kadang kala ganas dan kanan kiri kapal terlihatlah orang-orang kafir bergelut melawan gelombang air yang menggunung berusaha menyelamat diri dari cengkaman maut yang sudah sedia menerkam mereka di dalam lipatan gelombang-gelombang Nabi Nuh berada di atas geladak kapal memperhatikan cuaca dan melihat-lihat orang-orang kafir dari kaumnya sedang bergelimpangan di atas permukaan air, tiba-tiba terlihatlah olehnya tubuh putera sulungnya yang bernama “Kan’aan” timbul tenggelam dipermainkan oleh gelombang yang tidak menaruh belas kasihan kepada orang-orang yang sedang menerima hukuman Allah saat itu, tanpa disadari, timbullah rasa cinta dan kasih sayang seorang ayah terhadap putera kandungnya yang berada dalam keadaan cemas menghadapi maut ditelan Nuh secara spontan, terdorong oleh suara hati kecilnya berteriak dengan sekuat suaranya memanggil puteranya“Wahai anakku! Datanglah kemari dan gabungkan dirimu bersama keluargamu. Bertaubatlah engkau dan berimanlah kepada Allah agar engkau selamat dan terhindar dari bahaya maut yang engkau menjalani hukuman Allah.”Kan’aan, putera Nabi Nuh, yang tersesat dan telah terkena racun rayuan syaitan dan hasutan kaumnya yang sombong dan keras kepala itu menolak dengan keras ajakan dan panggilan ayahnya yang menyayanginya dengan kata-kata yang menentang”Biarkanlah aku dan pergilah, jauhilah aku, aku tidak sudi berlindung di atas geladak kapalmu aku akan dapat menyelamatkan diriku sendiri dengan berlindung di atas bukit yang tidak akan dijangkau oleh air bah ini.”Nuh menjawab”Percayalah bahawa tempat satu-satunya yang dapat menyelamatkan engkau ialah bergabung dengan kami di atas kapal ini. Masa tidak akan ada yang dapat melepaskan diri dari hukuman Allah yang telah ditimpakan ini kecuali orang-orang yang memperolehi rahmat dan keampunan-Nya.”Setelah Nabi Nuh mengucapkan kata-katanya tenggelamlah Kan’aan disambar gelombang yang ganas dan lenyaplah ia dari pandangan mata ayahnya, tergelincirlah ke bawah lautan air mengikut kawan-kawannya dan pembesar-pembesar kaumnya yang durhaka Nuh bersedih hati dan berdukacita atas kematian puteranya dalam keadaan kafir tidak beriman dan belum mengenal Allah. Beliau berkeluh-kesah dan berseru kepada Allah”Ya Tuhanku, sesungguhnya puteraku itu adalah darah dagingku dan adalah bahagian dari keluargaku dan sesungguhnya janji-Mu adalah janji benar dan Engkaulah Maha Hakim yang Maha Berkuasa.”Allah berfirman”Wahai Nuh! Sesungguhnya dia puteramu itu tidaklah termasuk keluargamu, karena ia telah menyimpang dari ajaranmu, melanggar perintahmu menolak dakwahmu dan mengikuti jejak orang-orang yang kafir daripada namanya dari daftar mereka yang telah menerima dakwahmu mengikuti jalan mu dan beriman kepada-Ku dapat engkau masukkan dan golongkan ke dalam barisan keluargamu yang telah Aku janjikan perlindungannya dan terjamin keselamatan orang-orang yang mengingkari risalah mu, mendustakan dakwahmu dan telah mengikuti hawa nafsunya dan tuntutan Iblis, pastilah mereka akan binasa menjalani hukuman yang telah Aku tentukan walau mereka berada dipuncak janganlah engkau sesekali menanyakan tentang sesuatu yang engkau belum ketahui. Aku ingatkan janganlah engkau sampai tergolong ke dalam golongan orang-orang yang bodoh.”Nabi Nuh sedar segera setelah menerima teguran dari Allah bahwa cinta kasih sayangnya kepada anaknya telah menjadikan ia lupa akan janji dan ancaman Allah terhadap orang-orang kafir termasuk puteranya sadar bahawa ia tersesat pada saat ia memanggil puteranya untuk menyelamatkannya dari bencana banjir yang didorong oleh perasaan naluri darah yang menghubungkannya dengan puteranya padahal sepatutnya cinta dan taat kepada Allah harus mendahului cinta kepada keluarga dan sangat sesalkan kelalaian dan kealpaannya itu dan menghadap kepada Allah memohon ampun dan maghfirahnya dengan berseru”Ya Tuhanku aku berlindung kepada-Mu dari godaan syaitan yang terlaknat, ampunilah kelalaian dan kealpaanku sehingga aku menanyakan sesuatu yang aku tidak Tuhanku bila Engkau tidak memberi ampun dan maghfirah serta menurunkan rahmat bagiku, nescaya aku menjadi orang yang rugi.”Setelah air bah itu mencapai puncak keganasannya dan habis binasalah kaum Nuh yang kafir dan zalim sesuai dengan kehendak dan hukum Allah, surutlah lautan air diserap bumi kemudian bertambatlah kapal Nuh di atas bukit ” Judie ”Allah berkata kepada Nabi Nuh”Turunlah wahai Nuh ke darat engkau dan para mukmin yang menyertaimu dengan selamat dilimpahi barakah dan inayah dari sisi-Ku bagimu dan bagi umat yang menyertaimu.”Zaman AntediluvianPerkataan Antedulivian adalah satu perkataan yang diambil dari perkataan Latin yang bermaksud “Sebelum Banjir Besar” seperti yang terdapat dalam Injil. Perkataan ini merujuk zaman manusia yang hidup sebelum kejadian banjir besar pada ketika zaman Nabi seperti William Whiston A New Theory of the Earth 1696 dan Henry Morris The Genesis Flood 1961 menggambarkan zaman antediluvian adalah seperti berikutUmur seseorang manusia adalah lebih panjang dari umur manusia hari ini iaitu sekitar 700-950 tahun, seperti yang ditulis dalam Genealogies of populasi manusia pada ketika itu adalah lebih ramai berbanding pada tahun 1696 . Perkiraan Whiston menggambarkan lebih kurang 500 juta manusia berkemungkinan telah lahir dalam zaman antediluvian, berdasarkan jangka hayat yang panjang dan fertility wujud awan dan hujan. Muka bumi hanya menerima air dari embun yang terhasil dari proses pemewalpan dan sejatan siang dan malam. Lautan dan sungai pula sememangnya telah semula jadi wujud dan menjadi sumber kahidupan harian dari Injil New Testament juga mengatakan wujudnya makhluk-makhluk pelik dan ajaib seperti gergasi, manusia berkepak burung Nephilim dan beberapa jenis makhluk yang tidak tergambar oleh fikiran manusia hari kesemunya telah musnah ditelan gelombang dan arus dari banjir besar. Apa yang dapat kita lihat hari ini hanyalah makhluk dan binatang yang telah naik ke kapal Nabi Nabi Nuh dalam Al-QuranAl-Quran menceritakan kisah Nabi Nuh dalam 43 ayat dari 28 surah di antaranya surah Nuh dari ayat 1 sehinga 28, juga dalam surah “Hud” ayat 27 sehingga 48 yang mengisahkan dialog Nabi Nuh dengan kaumnya dan perintah pembuatan kapal serta keadaan banjir yang menimpa di atas dari Kisah Nabi NuhBahawasanya hubungan antara manusia yang terjalin karena ikatan persamaan kepercayaan atau penamaan aqidah dan pendirian adalah lebih erat dan lebih berkesan daripada hubungan yang terjalin karena ikatan darah atau yang walaupun ia adalah anak kandung Nabi Nuh, oleh Allah dikeluarkan dari bilangan keluarga ayahnya karena ia menganut kepercayaan dan agama berlainan dengan apa yang dianut dan didakwahkan oleh ayahnya sendiri, bahkan ia berada di pihak yang memusuhi dan menentangnya. Beliaudikatakan anak saudara kepada Habib Nuh dari kaum kerabat Alhabsyi, namanya Said Abdul Rahman Bin Salim Al-Habsyi r.a yang wafat pada tahun 1867. Beberapa tahun selepas jenazah Habib Nuh dikebumikan pada tahun 1890, seorang hartawan bernama Sayid Muhammad bin Ahmad Al Sagof telah membuat binaan di atas makam Habib Nuh Kisah Nabi Nuh Lengkap Dari Lahir Sampai Wafat. Kisah nabi musa as lengkap dari lahir sampai wafat nabi musa adalah keturunan nabi ya’qub as. Beberapa tahun setelah menghabiskan waktu dengan ibunya, aminah, nabi muhammad saw kemudian dibesarkan oleh kakeknya yaitu abdul. Kisah Nabi Ibrahim Yang Singkat Contoh Zol from Ayah nabi luth kembar, yang satu bernama nahor. Yang mana dalam pembahasan kali ini menjelaskan kisah nabi yahya di mulai dari lahir beliau sampai wafat dengan secara lengkap. Zakharia sendiri adalah seorang nabi. Disebut Isra’il Karena Nabi Ya’qub Sering Kali Melakukan Perjalanan Di Malam Hari. Umat nabi nuh yang sudah keterlaluan membuat allah swt mengirimkan azab yang amat pedih dan berat, yakni berupa banjir bandang. Banyak dari keturunan sam ini menyebar sampai ke daerah. Kelak dari bani israil ini pula lahir sederet nabi dan rasul. Sejarah Menuliskan Dengan Singkat Bagaimana Kaum Nabi Luth Mendapatkan Azab Yang Sangat Pedih Dari Allah Swt. Konon, nabi nuh dikirim pada masa di mana bumi sudah dipenuhi oleh banyak manusia dan berbagai spesies makhluk hidup. Kisah ini tertuang dalam surat al baqarah ayat 251 yang artinya, advertisement. Kisah nabi luth singkat lengkap dari lahir sampai wafat. Kelahiran Nabi Muhammad Nabi Saw. Nabi musa mendapatkan tugas sebagai nabi untuk melakukan dakwah menyerukan untuk menyembah allah kepada para bani israil yang ada di mesir. Adapun sam bin nuh, tinggal di daerah mahghrib maroko, afrika. Pada saat itu, kaum aad. Zakaria Memiliki Seorang Putra Bernama Yahya Di Usia Yang Cukup Tua. Di tahun inilah, nabi muhammad saw lahir di makkah dan dibesarkan sebagai anak yatim karena abdullah, ayah nabi muhammad, wafat sebelum rasulullah saw lahir. Namun sebelumnya, nabi nuh diperintahkan untuk membuat sebuah bahtera yang sangat besar dan kuat untuk menampung pengikutnya yang taat dan beriman. Kisah nabi yahya lengkap dari lahir sampai wafat adalah salah satu nabi yang lahir dari seorang ayah bernama zakaria. Maka Secara Garis Keturunan, Adalah Luth Bin Haran, Bin. Beliau bersudara dengan nabi harun as. Ski kisah nabi muhammad saw 5 Ski kisah nabi muhammad saw 6 NabiNuh; Nabi nuh adalah keturunan lamik bin mutuisyalkh bin idris bin nabi syits bin adam. Diperkirakan hidup pada tahun 3993 hingga 3043sm dan diangkat menjadi nabi pada tahun 3650 sm. Diperkirakan beliau tinggal di wilayah yang kini disebut sebagai iraq. Banyak ahli sejarah yang mengatakan bahwa beliau wafat dimekkah dan memiliki 4 anak Nabi Hud adalah nabi keempat yang mana beliau keturunan dari suku Aad. Beliau tinggal di Al-Ahqaf, lebih tepatnya di bagian utara Hadramaut. Daerah tersebut memiliki tanah yang subur sehingga mereka memiliki kekayaan yang bersumber dari hasil pertanian. Namun sayangnya kaum Aad sangat sombong dan bertindak sewenang – wenang. Pada saat itu, kaum Aad banyak yang menyembah berhala. Oleh karena itu, Allah mengutus Nabi Hud untuk menyampaikan risalah dan mengajak kaum Aad untuk beriman dan kembali ke jalan yang benar. Sejarah Nabi Hud Nabi Hud terlahir di Al Ahqaf. Di sinilah awal mula Nabi Hud diutus oleh Allah untuk berdakwah dan menyampaikan pesan agar kaumnya, yaitu kaum Aad agar mau beriman, menyembah Allah dan meninggalkan tradisi mereka yang bertentangan dengan ajaran Allah. Kaum Aad merupakan salah satu kaum yang hidup di zaman Nabi Hud. Kaum Aad juga merupakan manusia yang hidup setelah pengikut Nabi Nuh selamat. Dalam kisah Nabi Nuh orang – orang yang beriman selamat dari banjir yang sangat dahsyat. Mereka kaum Aad dianugerahi berbagai macam kesenangan yang berupa hasil panen yang melimpah, banyak binatang ternak dan harta kekayaan yang melimpah. Tak heran pada zaman itu banyak bermunculan bangunan seperti rumah dan industri yang nampak bagus dan indah. Bangunan tersebut belum dijumpai pada manusia pada zaman sebelum mereka. Hal senada tercantum di dalam Al-Qur’an surat Al-Fajr ayat 6 – 8, yang artinya adalah sebagai berikut “Tidakkah engkau Muhammad memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum Aad?, yaitu penduduk Iram ibu kota kaum Aad yang mempunyai bangunan – bangunan yang tinggi, yang belum pernah dibangun suatu kota seperti itu di negeri – negeri lain.” Selain itu, mereka dianugerahi bentuk tubuh yang besar dan kuat. Hal senada juga tercantum di dalam Al-Qur’an surat Al-A’raf ayat 69 yang artinya adalah sebagai berikut “Dan herankah kamu bahwa ada peringatan yang datang dari Tuhanmu melalui seorang laki – laki dari kalanganmu sendiri, untuk memberi peringatan kepadamu? Ingatlah ketika Dia menjadikan kamu sebagai khalifah – khalifah setelah kaum Nuh, dan Dia lebihkan kamu dalam kekuatan tubuh dan perawakannya. Maka ingatlah akan nikmat Allah agar kamu beruntung.” Maksud dari kata – kata khalifah setelah kaum Nuh dalam ayat tersebut adalah kaum Nabi Hud, yaitu kaum Aad. Namun sayangnya kemelimpahan harta benda tersebut membuat kaum Aad menjadi takabur dan sombong sehingga membuat mereka luap akan kekuasaan Allah. Bahkan mereka menganggap tidak ada yang dapat menandingi kekuatan mereka. Selain itu, mereka juga menyembah berhala dan hidup bebas untuk memuaskan hawa nafsunya. Kondisi tersebut sangat memprihatinkan karena banyak terjadi penyimpangan. Oleh karena itu, Nabi Hud diutus untuk membawa peringatan sekaligus pedoman hidup agar mereka mau beriman kepada Allah SWT. Mendengar pengakuan Nabi Hud yang menyebut dirinya sebagai utusan Allah maka membuat kaum Aad marah. Bahkan mereka juga berani meminta Nabi Hud untuk mendatangkan azab dari Allah. Selain itu, mereka juga beranggap bahwa kehadiran Nabi Hud menjadi penghalang bagi mereka sehingga mereka menyusun rencana untuk menyingkirkan Nabi Hud. Meski diperlakukan seperti itu maka Nabi Hud tetap bersabar dan terus memberi peringatan yang isinya adalah ajakan untuk bertaubat dan beriman kepada Allah. Hal ini dikarenakan jika mereka tidak bertaubat maka akan mendapatkan azab dari Allah SWT. Namun, peringatan yang diberikan oleh Nabi Hud tidak dihiraukan oleh kaum Aad. Nabi Hud lalu berdoa untuk meminta pertolongan kepada Allah. Allah pun berkata bahwa kaum Aad akan menyesal dengan perbuatannya. Nabi Hud dan pengikutnya diminta untuk pergi meninggalkan daerah yang dihuni kaum Aad. Tak lama kemudian apa yang dikatakan oleh Nabi Hud benar – benar terjadi. Saat itu terjadi kekeringan yang melanda kaum Aad dalam waktu yang panjang. Banyak diantara kaum Aad yang gelisah karena hujan pun tak kunjung datang. Setelah itu, mereka mendatangi Nabi Hud. Beliau berkata bahwa apa yang terjadi itu merupakan murka Allah kepada kaum Aad. Namun, mereka tidak percaya. Saat Nabi Hud meminta mereka untuk bertobat maka mereka hanya menganggap apa yang dikatakan oleh Nabi Hud hanyalah sebuah kebohongan. Ketidak percayaan kaum Aad terhadap Nabi Hud menjadikan Allah menurunkan azab. Saat itu langit menjadi hitam, namun oleh kaum Aad peristiwa tersebut mereka anggap akan menandai turunnya hujan. Namun, justru yang terjadi adalah muncul angin dingin yang kencang menghancurkan dan memporak porandakan bangunan dan lainnya. Hal ini membuat semua orang panik. Alhasil kaum Aad meninggal, mereka semua musnah beserta harta benda yang mereka miliki. Bahkan harta yang mereka miliki tidak mampu menolong mereka. Allah menyelamatkan Nabi Hud dan pengikutnya. Mereka tinggal di Hadramaut. Di sanalah nabi hud berdakwah untuk mengajak umat manusia pada zamannya untuk beriman dan menyembah Allah. Dakwah Nabi Hud Dakwah Nabi Hud dimulai dengan mengajak kaum Aad untuk menyembah ]hanya kepada Allah dan meninggalkan tradisi mereka yang menyembah patung hasil karya mereka. Mereka menganggap patung – patung tersebut sebagai Tuhan kepercayaan mereka. Mereka juga mempercayai bahwa patung – patung tersebut dapat memberikan kebahagiaan keuntungan, mencegah terjadinya kejahatan dan lain – lain. Oleh karena itu, Nabi Hud diberi tugas untuk meluruskan mereka agar mengikuti jalan yang benar dengan beriman kepada Allah yang Maha Esa. Pertama – tama Nabi Hud menunjukkan kepada kaum Aad tentang tanda – tanda kekuasaan Allah di alam ini serta hanya Allahlah yang sanggup menciptakan makhluk hidup termasuk di dalamnya adalah manusia. Namun, ajakan Nabi Hud tidak dihiraukan oleh kaum Aad. Mereka beranggapan bahwa ajaran yang dibawa oleh Nabi Hud tersebut dapat mengubah tradisi, peraturan dan adat yang telah mereka lakukan selama ini. Mereka tetap menyembah berhala. Allah berfirman di dalam surat Al Ahqaf ayat 21 yang meminta Nabi Hud untuk memperingatkan kaumnya. Arti dari ayat tersebut adalah sebagai berikut Dan ingatlah Hud saudara kaum Aad, yaitu ketika dia mengingatkan kaumnya tentang bukit – bukit pasir dan sesungguhnya telah berlalu beberapa orang pemberi peringatan sebelumnya dan setelahnya dengan berkata, “Janganlah kamu menyembah selain Allah, aku sungguh khawatir nanti kamu ditimpa azab pada hari yang besar.” Hukuman Allah Kepada Kaum Aad Allah menghukum kaum Nabi Hud yaitu kaum Aad yang berupa kekeringan sehingga menyebabkan kaum Aad khawatir dan takut jika gagal panen. Pada kondisi tersebut Nabi Hud berupaya untuk meyakinkan kaumnya agar meninggalkan kesesatan dan tidak menyembah berhala. Nabi Hud juga mengajak kaumnya untuk bertaubat dan beriman kepada Allah SWT. Namun perkataan Nabi Hud tidak dihiraukan. Bahkan mereka tetap menyembah berhala dan meminta perlindungan kepada berhala – berhala tersebut. Mereka menganggap apa yang dikatakan oleh Nabi Hud hanyalah omong kosong. Hal ini seperti yang terdapat di dalam Al-Qur’an surat Al-A’raf ayat 70, artinya adalah sebagai berikut Mereka berkata, “Apakah kedatanganmu kepada kami, agar kami hanya menyembah kepada Allah saja dan meninggalkan apa yang biasa disembah oleh nenek moyang kami? Maka buktikanlah ancamanmu kepada kami, jika kamu benar!” Nabi Hud telah menggunakan berbagai macam cara untuk memperingatkan kaumnya, namun usahanya sia – sia. Bahkan kaumnya kini telah menentang ajaran Allah yang diturunkan lewat Nabi Hud. Hal ini dapat dilihat di dalam Al-Qur’an surat Asy-Syu’ara ayat 136 hingga 138 yang artinya adalah sebagai berikut Mereka menjawab, “Sama saja bagi kami, apakah engkau memberi nasihat atau tidak memberi nasihat. agama kami ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang – orang terdahulu, dan kami sama sekali tidak akan diazab. Suatu hari terlihat gumpalan awan hitam yang oleh kaum Aad dianggap sebagai pertanda akan turunnya hujan. Mereka sangat gembira menyambutnya karena mereka berharap ladang dan perkebunannya akan terkena hujan sehingga terbebas dari kekeringan. Namun, di tengah kegembiraan tersebut Nabi Hud berkata bahwa awan hitam tersebut bukanlah pertanda akan turunnya hujan, melainkan sebuah kehancuran yang merupakan pembalasan dari Allah yang pernah dikatakan oleh Nabi Hud. Nabi Hud pun pernah mengingatkan mereka namun mereka tidak percaya dan meminta bukti atas perkataan yang diucapkan Nabi Hud. Saat itu juga terjadi angin topan yang memporak porandakan rumah, bangunan, harta benda, ternak dan lain – lain. Kaum Aad pun kebingunag berlari tanpa arah. Bencana itu berlangsung selama delapan hari tujuh malam yang melenyapkan kaum Aad yang tidak beriman kepada Allah. Di sisi lain, Nabi Hud dan pengikutnya mereka mendapatkan pertolongan dari Allah dan selamat. Setelah kondisi kembali seperti semula maka Nabi Hud berhijrah ke Hadramaut. Di sanalah tempat Nabi Hud menghabiskan sisa hidupnya. Cerita Nabi Hud yang Tercantum di Al-Qur’an Kisah Nabi Hud juga tercantum dalam Al-Qur’an, yaitu terdapat pada beberapa surat, yaitu Surat Hud ayat 50 hingga 54 Arti dari ayat 50 hingga 54 adalah sebagai berikut Dan kepada kaum Aad Kami utus saudara mereka, Hud. Dia berkata, “Wahai Kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada Tuhan bagimu selain Dia. Selama ini kamu hanyalah mengada – Kaumku! Aku tidak meminta imbalan kepadamu atas seruanku ini. Imbalanku hanyalah dari Allah yang telah menciptakanku. Tidakkah kamu mengerti?”Dan Hud berkata, “Wahai kaumku! Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras, Dia akan menambahkan kekuatan di atas kekuatanmu dan janganlah kamu berpaling menjadi orang yang berdosa.”Mereka kaum Aad berkata, “Wahai Hud! Engkau tidak mendatangkan suatu bukti yang nyata kepada kami, dan kami tidak akan meninggalkan sesembahan kami karena perkataanmu dan kami tidakan akan mempercayaimu. Kami hanya mengatakan bahwa sebagian sesembahan kami telah menimpakan penyakit gila atas dirimu. Dia Hud menjawab, “Sesungguhnya aku bersaksi kepada Allah dan saksikanlah bahwa aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan. Surat Al-Haqqah ayat 6 – 8 Arti dari ayat tersebut adalah sebagai berikut Sedangkan kaum Aad, mereka telah dibinasakan dengan angin topan yang sangat dingin. Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam delapan hari terus menerus, maka kamu melihat kaum Aad pada waktu itu mati bergelimpangan seperti batang – batang pohon kurma yang telah kosong. Maka adakah kamu melihat seorang pun yang masih tersisa di antara mereka? Surat Al-Mu’minun ayat 31 – 41 Arti ari ayat tersebut adalah sebagai berikut Kemudian setelah mereka, Kami ciptakan umat yang lain kaum Aad. Lalu Kami utus kepada mereka seorang Rasul dari kalangan mereka sendiri yang berkata, “Sembahlah Allah! Tidak ada Tuhan yang berhak disembah bagimu selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?Dan berkatalah para pemuka orang kafir dari kaumnya dan yang mendustakan pertemuan hari akhirat serta mereka yang telah Kami beri kemewahan dan kesenangan dalam kehidupan di dunia. “Orang ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, dia makan apa yang kamu makan, dan dia minum apa yang kamu minum. Dan sungguh, jika kamu menaati manusia yang seperti kamu, niscaya kamu pasti rugi. Adakah dia menjanjikan kepada kamu, bahwa apabila kamu telah mati dan menjadi tanah dan tulang belulang, sesungguhnya kamu akan dikeluarkan dari kuburmu?”Jauh! Jauh sekali dari kebenaran apa yang diancamkan kepada kamu.kehidupan itu tidak lain hanyalah kehidupan kita di dunia ini, di sanalah kita mati dan hidup dan tidak akan dibangkitkan lagidia tidak lain hanyalah seorang laki – laki yang mengada – adakan kebohongan terhadap Allah, dan kita tidak akan mempercayainya. Dia Hud berdoa, “Ya Tuhanku tolonglah aku karena mereka mendustakan aku”Dia Allah berfirman, “Tidak lama lagi mereka pasti akan menyesal”Lalu, mereka benar – benar dimusnahkan oleh suara yang mengguntur, dan Kami jadikan mereka seperti sampah yang dibawa banjir. Maka binasalah bagi orang – orang yang zalim. Hikmah dari cerita Nabi Hud Berdasarkan cerita Nabi Hud dapat kita ambil berbagai macam pelajaran, yaitu antara lain adalah kita harus beriman dan taat kepada Allah dan tidak boleh menyekutukan-Nya. Selain itu, kita tidak boleh seperti kaum Aad yang tidak percaya adanya Allah. Atas kesombongannya maka kaum Aad mendapat hukuman dan siksaan dari Allah SWT. Selain itu, di dalam kisah tersebut banyak mengandung pesan moral seperti berikut ini Nabi Hud merupakan nabi yang memiliki sifat yang lembut dan sabar dalam menghadapi kaum Aad yang sangat sombong. Kita senantiasa harus selalu bersyukur karena dengan bersyukur justru Allah akan memperbanyak nikmat yang akan kita terima. Jika manusia tidak mau bersyukur maka akan mendapatkan azab. Kita harus menjauhi sifat sombong. Hal ini diakrenaka orang yang bersifat sombong dan takabur maka akan mendapatkan azab yang pedih dari Allah SWT. Kekayaan, kekuatan dan harta benda mampu membuat manusia lupa kepada Allah, bahkan mereka menjadi makhluk Allah yang memiliki sifat sombong dan semena – mena terhadap orang lain. Dengan demikian mereka akan mendapat azab dan siksaan dari Allah. Di dalam kisah Nabi Hud ini kita dapat memetik pelajarana bahwa kita harus selalu beriman dan bersyukur kepada Allah atas nikmat yang diberikan kepada kita. Kita dianjurkan untuk tidak bersifat sombong. Hal ini dikarenakan orang yang sombong dan tidak percaya akan kekuasaan Allah maka akan mendapatkan azab yang pedih seperti contohnya adalah kaum Aad. Sekian pembahasan Nabi Hud, silahkan disebarluaskan, semoga membawa manfaat bagi kita semua. Ayo bergabung dengan komunitas dan dapatkan MP3 Al-Quran 30 Juz yang menyejukkan hati. Haiadik-adik pada libur kali ini kakak akan bercerita Kisah Nabi Yusuf AS dan Mukjizatnya yaitu dapat menafsirkan mimpi. Sejarah Nabi yusuf sangat berliku penuh cobaan dan rintangan, namun justru hal itulah yang membuat Cerita Nabi yusuf AS menjadi sangat menarik untuk disimak. Nabi Yusuf adalah anak ketujuh dari dua belas anak Nabi Yaqub. Kisah Nabi Nuh Alaihissalam Umat Islam mengenal adanya 25 Nabi dan Rasul. Salah satunya yaitu Nabi Nuh Alahissalam. Nabi Nuh merupakan Nabi yang ke 3 setelah Nabi Adam dan Nabi Idris. Menilik dari kitab Ibnu Katsir tentang kisah para Nabi, Nabi Nuh merupakan keturunan Nabi Adam yang ke 9. Sehingga jarak antara masa Nabi Adam dengan Nabi Nuh menurut riwayat sahih ahli sejarah islam adalah 10 abad lamanya. Banyak kisah nabi nuh yang dapat diceritakan. Salah satunya adalah kisah tentang bahtera Nuh yang merupakan kapal terbesar dan pertama yang dibuat oleh manusia. Bahtera Nuh merupakan salah satu salah satu bukti mukjizat Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Nuh dan pengikutnya ketika terjadi malapetaka dahsyat yang menghancurkan dunia beserta isinya kecuali umat nabi Nuh yang taat. Ketika itu, kaum Nuh merupakan kaum yang sangat tercela dan menyimpang dari jalan Allah SWT. Pada mulanya, umat manusia selalu menaati para Nabi sebelumnya yaitu Adam dan Idris, akan tetapi ketika masa Nabi Nuh, kaumnya kembali berbuat ingkar dengan meniru orang-orang terdahulu menganggap bahwa patung adalah tuhan kemudian menyembah patung-patung yang dianggap sebagai tuhan mereka. Patung-patung tersebut sebenarnya merupakan representasi orang-orang saleh yang menjadi pewaris Nabi Idris dalam menyebarkan agama Allah. Akan tetapi kaum Nuh justru salah menilai dan memahami dan menganggap roh tuhan ada di dalam patung tersebut dan orang-orang saleh penerus Nabi Idris adalah representasi tuhan. Maka kemudian tersesatlah kaum Nabi Nuh. Awalnya, pembuatan patung tersebut hanya untuk menghormati orang-orang saleh yang bernama Wadd dan Shuwa. Akan tetapi seiring berjalannya waktu dan memudarnya ilmu agama, generasi kaum Nuh perlahan mulai meyakini bahwa patung tersebut pantas disembah. Hanya satu manusia yang masih memiliki fikiran dan akal sehat untuk menghentikan semua ini yaitu Nabi Nuh. Kemudian Allah SWT mengangkat Nuh sebagai Nabi dan meneruskan risalah kenabian serta ditugaskan untuk membimbing kaumnya agar meninggalkan segala bentuk kesyirikan dan membebaskan kaumnya dari belenggu iblis yang menghasut untuk terus menyembah atau mengakui patung-patung tersebut sebagai tuhan mereka serta kembali ke jalan yang benar dan dirahmati Allah SWT. Nabi Nuh merupakan Nabi yang istimewa oleh karena itu, salah satu dari 114 surah Al-Qur’an merupakan surah khusus Nabi Nuh dengan nama Surah yang sama yakni Surah Nuh. Surah Nuh merupakan surah ke 71 setelah surah Al-Ma’arij dan sebelum surah Al-Jin. Surah ini tergolong surah Al-Makkiyah yang terdiri dari 28 ayat. Kisah nabi nuh dimulai dengan diutusnya nabi nuh. Kisah nabi nuh dimulai dengan diutusnya beliau. Kisah diutusnya Nabi Nuh Sebagai Rasul Allah Sumber-sumber dari ahli sejarah yang diriwayatkan oleh para ahli sahih menyatakan bahwa Nabi Nuh memiliki nama asli Abdul Ghaffar atau Yasykur. Beliau merupakan putra dari Lamik bin Matta. Ayah Nabi Nuh merupakan putra Nabi Idris hingga Nabi Nuh merupakan keturunan Nabi Idris. Dengan kata lain, Nabi Nuh merupakan cucu dari Nabi Idris atau turunan ke 3 dari Nabi Idris. Nabi Nuh hidup di dunia sangat lama yakni selama 950 tahun. Fakta ini didapat dari salah satu surah di dalam Al-Qur’an yaitu surah Al-Ankabut ayat 14 yang artinya “Dan sesungguhnya kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka mereka mereka ditimpa banjir besar, dan mereka adalah orang-orang yang zalim”. Ketika usia Nabi Nuh mencapai 480 tahun, beliau diutus menjadi Rasul melalui malaikat Jibril. Malaikat Jibril menghadap Nabi Nuh dengan wajah yang sangat tampan sehingga Nabi Nuh takjub dan lantas bertanya. Kemudian malaikat Jibril menjawab bahwa ia adalah utusan Allah yang membawa risalah dan menyatakan bahwa Allah mengutus Nuh untuk umatnya yang membangkang dan zalim. Perintah pengutusan Nuh sebagai Nabi tertulis pada Al-Qur’an surah Nuh ayat pertama yang artinya “sesungguhnya kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya dengan perintah Berilah kaummu peringatan sebelum datang kepadanya azab yang pedih”. Ayat ini tidak hanya menyuratkan pengurusan Nabi Nuh, tetapi peringatan kepada kaumnya akan azab Allah yang amat pedih. Malaikat Jibril kemudian memakaikan sebuah baju kebesaran yang disebut baju Mujahidin, kemudian melilitkan sorban kemenangan serta memberi Nabi Nuh ikat pinggang yang disebut Saiful Azmi’ kemudian seraya memberi pesan kepadanya “Berilah peringatan kepada musuh Allah yang bernama Darmasyil bin Fumail bin Jij bin Qabil bin Adam”. Nabi Nuh kemudian mematuhi perintah malaikat Jibril. Jika dilihat dari telusuran nama, Darmasyil merupakan keturunan nabi Adam yang ke 4 sekaligus merupakan raja dan pemimpin yang zalim pada saat itu. Darmasyil merupakan manusia pertama yang membuat arak dan meminumnya, dia juga merupakan manusia pertama yang berjudi, dan membuat baju hiasan emas dimana emas merupakan material yang tidak seharusnya digunakan oleh lelaki. Raja Darmasyil juga merupakan Raja yang menyembah dan menganggung-agungkan 5 berhala yaitu Wad, Siwa’, Ya’uq, Yaghuts, dan Nasr. Perbuatan Darmasyil sudah sangat zalim dan ingkar sehingga Allah memberikan peringatan sangat keras yang disampaikan kepada malaikat Jibril untuk diteruskan kepada Nabi Nuh dan Nabi Nuh diutus untuk menyampaikan langsung kepada raja Darmasyil. Kisah nabi nuh berlanjut dengan tantangan yang dihadapi beliau. Kisah dakwah Nabi Nuh yang mendapat banyak tantangan Nabi Nuh terus berdakwah kepada umatnya khususnya kepada keluarganya yang tidak luput dari perbuatan zalim dan menyesatkan. Selama 5 abad semenjak beliau diutus menjadi Nabi, Nabi Nuh hanya memiliki 70 sampai 80 orang pengikut saja dimana pengikut tersebut terdiri dari orang-orang biasa yang bukan berasal dari keluarga kaya, terhormat dan berada atau keturunan terpandang. Hal ini menyebabkan kaum Nuh yang terdiri dari orang-orang terpandang dan kaya tidak suka berdekatan bahkan bersama-sama pengikut Nuh yang miskin tersebut. krena kesombongan dan keangkuhan mereka, mereka menganggap bahwa derajat dan kasta mereka tidak lah sama bahkan menganggap derajat mereka lebih tinggi dari Nabi Nuh hingga tidak mungkin akan mengikutinya. Kaum nabi Nuh mencemooh dan menghina Nabi Nuh dan pengikutnya yang miskin. Penolakan dan penghinaan terus terjadi tidak hanya dati kaumnya saja, namun juga dari kalangan keluarganya. Bahkan Istri dan putranya Kan’an secara terang-terangan menolak dan menentang ajaran Nabi Nuh. Yang lebih parah lagi bahwa mereka memengaruhi orang lain untuk tidak mengikuti ajaran Nab Nuh AS. Kaumnya tidak percaya bahwa Nabi Nuh adalah utusan Allah dan meyakini bahwa Nabi Nuh hanyalah manusia biasa, tidak memiliki kekuatan, tidak memiliki kelebihan apapun, bahkan tidak memiliki harta yang lebih banyak dibanding mereka dan mereka mengatakan bahwa Nabi Nuh telah berdusta. Mereka sangat merendahkan Nabi Nuh bahkan lebih daripada itu, mereka ingin mengusir beliau. Salah satu pemimpin kaum Nuh yang zalim tersebut kemudian berkata bahwa mereka akan dengan rela dan ikhlas menjadi pengikut Nabi Nuh dan taat pada ajaran-ajaran yang dibawa Nabi Nuh asalkan Nabi Nuh bersedia mengikuti dengan syarat pengikut Nabi Nuh yang sudah taat dan dianggap hina karena miskin diusir. Nabi Nuh dengan tegas menolak persyaratan ini karena tidak ingin meninggalkan umatnya. Mendengar jawaban Nabi Nuh, para pemimpin kaumnya yang zalim justru merasa kesal dan balik menantang Nabi Nuh AS. Mereka meminta Nabi Nuh segera mendatangkan Azab bagi mereka bila memang mereka telah perbuat zalim dan durhaka kepada Allah SWT sebagai bukti bahwa Nabi Nuh memang benar adanya merupakan utusan Allah untuk membawa kaumnya ke jalan yang benar. Nabi Nuh kemudian merasa tidak tahu lagi cara menghadapi dan menyadarkan kaumnya sementara beliau sudah berusaha semampunya. Sehingga beliau memilih untuk berserah diri dan meminta pentunjuk pada Allah tuhan semesta alam. Akhirnya Nabi Nuh berdoa dan meminta Allah agar segera melimpahkan azab kepada kaumnya yang membangkang. Allah kemudian mendengar doa Nabi Nuh. Kisah Pembangunan dan Mukjizat Bahtera Nabi Nuh Alaihissalam Sebelum azab Allah yang amat pedih dan berat ditimpakan pada kaum Nuh berupa banjir bandang yang menenggelamkan dunia, Allah SWT memberikan petunjuk sekaligus mukjizat kepada Nabi Nuh yaitu diperintahkannya oleh Allah SWT untuk membangun sebuah bahtera yang sangat besar dan kuat. Bahtera yang mampu menampung pengikut dari kaum Nuh yang taat dan beriman kepada Allah SWT. Kisah nabi nuh bagian ini memberitahu kita tentang seberapa peduli Allah SWT kepada umatnya. Setelah mendapat petunjuk dan perintah, segera Nabi Nuh dan kaumnya yang taat membuat bahtera. Bahtera tersebut terbuat dari kayu jati. Pembuatan bahtera tersebut memerlukan waktu yang cukup lama yakni sekitar 40 tahun hingga bahtera tersebut dapat digunakan. Selama proses pembuatan bahtera itu pula kesabaran Nabi Nuh terus diuji berupa cemoohan dan hinaan dari kaumnya yang zalim. Kaum Nuh yang zalim menganggap bahwa pekerjaan pembuatan bahtera tersebut merupakan pekerjaan sia-sia dan pekerjaan orang gila. Mereka menganggap tidak ada gunanya membangun bahtera diatas bukit gurun pasir yang tandus. Jangankan banjir, hujanpun tidak ada yang turun. Akan tetapi Nabi Nuh dan pengikutnya terus membangun bahtera tanpa mempedulikan hinaan dan cemoohan kaumnya. Menurut Ibnu Abbas, seorang Thaif yang memiliki pengetahuan yang amat luas menyatakan bahwa bahtera Nuh ini memiliki ukuran panjang seluas hasta atau sekitar 550 meter dan lebar 600 hasta atau sekitar 275 meter. Bahtera tersebut terdiri dari 3 tingkat yakni tingkat pertama diperuntukkan khusus untuk hewan-hewan, tingkat ke dua untuk pengikut Nabi Nuh, dan tingkat ketiga untuk bangsa burung. Desain bahtera di bagian atasnya ditutup dengan penutup kayu agar seluruh penumpang dan isinya nantinya aman dan selamat ketika Allah melimpahkan azab kepada kaum Nuh yang durhaka kepada Allah SWT. Dinding bahtera dibuat sekuat mungkin untuk menahan derasnya air banjir yang akan membinasakan seluruh umat manusia yang zalim dan tidak beriman kepada Allah SWT. Kemudian Nabi Nuh juga berdoa dan memohon kepada Allah SWT agar nantinya setelah azab diturunkan, Allah tidak membiarkan seorang dari kaum maupun pemimpinyang zalim tersebut selamat dan tetap tinggal di muka bumi. Nabi Nuh tidak ingin nantinya mereka yang selamat akan kembali menyebabkan banyak umat manusia yang tersesat, berbuat maksiat, dan akan lebih zalim lagi. Kemudian setelah bahtera Nuh selesai dibangun, Allah memerintahkan Nabi Nuh untuk bersiap-siap dan mengumpulkan umatnya serta perbekalan selama akan terjadinya banjir. Allah memberikan tanda berupa munculnya air dari dalam tannur atau sebuah Oven tradisional di dapur rumah Nabi Nuh. Hingga bila dimasukkan ke dalam logika, tidak mungkin sebuah oven dapat mengeluarkan sumber air. Kisah nabi nuh berikutnya tentang datangnya azab. Datangnya azab bagi Kaum Nabi Nuh yang Zalim Maka suatu hari ketika tannur di dalam dapur Nabi Nuh menunjukkan tanda-tanda keluarnya air, Nabi Nuh kemudian segera mempersiapkan diri dan membuka bahteranya. Nabi Nuh mengumpulkan umatnya yang beriman untuk segera melindungi diri dan masuk ke dalam bahtera. Nabi Nuh juga membawa segala jenis binatang berpasang-pasangan mulai dari bintang buas, burung, gajah, sapi, hingga semut. Pada hari itu pula malaikat Jibril turun ke bumi dan membantu Nabi Nuh mengumpulkan serta menggiring setiap dua binatang yang berpasangan agar nantinya setelah azab melanda seluruh dunia dan menenggelamkan daratan beserta isinya, setiap spesies binatang tidak punah dan bisa berkembang biak untuk generasi umat manusia selanjutnya. Peristiwa ini juga sudah dijelaskan dalam Al-Qur’an. Menurut beberapa riwayat, hewan yang pertama kali dinaikkan adalah sepasang burung kakak tua sedangkan hewan terakhir yang dinaikkan adalah sepasang keledai. Diceritakan pula bahwa di pundak keledai, iblis ikut bergelantungan agar bisa masuk ke dalam bahtera Nuh dan mengganggu umat Nabi Nuh yang taat agar tidak masuk ke dalam. Peristiwa ini sudah tertulis dalam Al-Qur’an surah Hud ayat 40 Istri dan putra nabi Nuh Kan’an tidak beriman bahkan turut serta emncemoh bahtera Nabi Nuh sehingga mereka tidak ikut menaiki bahtera. Hanya ada sekitar 80 orang mukmin yang masuk ke dalam bahtera. Allah SWT dengan kuasanya telah mengatur segalanya sehingga agar hewan ternak tidak dimangsa oleh hewan buas, Allah menurunkan demam kepada hewan buas tersebut hingga naluri buasnya turun. Setelah semua pengikut Nabi Nuh dan hewan-hewan masuk ke dalam bahtera, lalu pintu masuk dan seluruh pintu bahtera ditutup. Dengan kuasa Allah SWT, pemilik langit dan bumi, maka turunlah air hujan dari langit dan memerintahkan bumi mengeluarkan air dari berbagai penjuru dan celah-celah bumi. Seluruh celah bumi seolah seperti mata air yang mengeluarkan air dengan sangat deras tanpa hentinya. Air hujan yang sangat deras terjadi dan belum pernah terjadi selama bumi diciptakan termasuk pula sesudahnya sampai sekarang tidak pernah terjadi hujan deras dengan begitu hebatnya. Air lautan kemudian bergejolak dan ombak dahsyat menerpa serta menyapu bumi beserta isinya. Dalam sekejap saja debit air semakin meninggi dan terjadilah air bah yang begitu dahsyatnya yang membanjiri bumi. Seluruh permukaan bumi dipenuhi dengan air sehingga seluruh isinya tenggelam bersama kaum Nuh yang zalim. Bumi tenggelam dalam air sampai permukaan bumi tertinggi untuk pertama kalinya dan tidak pernah terjadi lagi sampai saat ini. Itulah azab berupa bencana yang Allah SWT kepadakaum Nabi Nuh yang sudah sangat menyimpang dari jalan Allah dan telah berbuat musyrik kepada Allah SWT. Putra Nabi Nuh yang tenggelam banjir Nabi Nuh dikaruniai 4 orang putra yakni putra tertua bernama Kan’an kemudian yang kedua bernama Yafith, Sam dan Ham. Putra tertua Nabi Nuh merupakan anak yang zalim dan durhaka kepada Nabi Nuh. Dia menyembunyikan rasa benci pada ayahnya sendiri dan mula-mulanya berpura-pura beriman. Bahkan dia dan ibunya yang merupakan istri Nabi Nuh sering menghina dan mencemooh Nabi Nuh. Kisah nabi nuh bagian ini cukup sedih untuk dibaca. Ketika Nabi Nuh mengumpulkan seluruh umatnya, beliau teringat akan putra tertuanya yaitu Kan’an. Beliau meminta agar Kan’an naik ke bahtera bersama pengikutnya yang lain. Namun dengan angkuhnya Kan’an menolak dan tetap pada pendiriannya tidak ingin beriman kepada Allah. Oleh karenanya, Kan’an termasuk golongan orang-orang yang merugi dan tidak diselamatkan oleh Allah SWT. Ketika air bah sudah mulai meninggi, Nabi Nuh sebagai seorang ayah terus membujuk sang anak agar menaiki bahtera dan berkata “Hai anakku, naiklah ke kapan ini agar engkau selamat dari azab Allah dan janganlah engkau masuk ke dalam golongan orang kafir” Hud 43 Akan tetapi Kanan justru menganggap bahwa bencana tersebut merupakan peristiwa alam biasa. Kan’an kemudian menjawab “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memelihara ku dari air bah” dan di jawab pula oleh Nabi Nuh “Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selai Allah saja yang Maha Penyayang.” Percakapan Nabi Nuh dan Kan’an tersebut termuat dalam Al-Qur’an surah Hud ayat 43. Banjir kemudian semakin meninggi dan Kan’an tetap tidak mau masuk ke dalam kapal dan ingin menyelamatkan diri dengan cara berenang menuju puncah gunung yang belum tersentuh air. Kan’an menganggap bahwa air tidak akan sampai ke puncak gunung tersebut. namun dugaannya ternyata salah, air banjir bahkan menenggelamkan puncak gunung tertinggi sekalipun. Disela percakapan antara keduanya, muncullah gelombang besar yang memisahkan antara bahtera Nabi Nuh dengan Kan’an. Seketika Kan’an lenyap dari penglihatan Nabi Nuh. Nabi Nuh berusaha mencari keberadaan putra sulungnya akan tetapi sia-sia. Sebagai seorang ayah dan darah dagingnya, beliau sangat sedih karena putra yang amat disayanginya tenggelam oleh azab Allah. Pada saat Kan’an tenggelam, Nabi Nuh sempat memohon kepada Allah agar putranya diselamatkan karena Nabi Nuh mengingat bahwa Allah telah menjanjikan keselamatan bagi seluruh keluarganya. Nabi Nuh kemudian bertanya-tanya mengapa putranya tidak selamat dari azab tersebut dan Allah menjawab bahwa putranya telah durhaka dan bukan termasuk keluarga yang dijanjikan Allah untuk selamat. Percakapan antara Nabi Nuh dan Allah SWT dimuat dalam surah Hud yang artinya “Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya” QS. Hud 45. Kemudian Allah menjawab “Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu yang dijanjikan akan selamat sesungguhnya perbuatannya, perbuatan yang tidak baik. sebab itu, janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui hakekatnya. Sesungguhnya aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengathuan” QS. Hud 46. Nabi Nuh kemudian menyadari kesalahannya dan segera memohon pengampunan kepada Allah SWT. Nabi Nuh kemudian mengikhlaskan kepergian putra dan istrinya yang zalim serta seluruh umatnya yang tidak percaya padanya dan lebih memilih menyembah berhala yang merupakan perbuatan musyrik yang sangat tidak disukai Allah SWT. Subhanallah, semoga dosa-dosa mereka diampuni Allah SWT. Kisah nabi nuh berlanjut dengan selamatnya bahtera nuh. Selamatnya Bahtera Nuh beserta seluruh isinya dari azab Allah SWT Sementara Allah menenggelamkan seluruh permukaan bumi dari manusia, pohon, bahkan sampai melebihi puncak gunung, Allah SWT memberikan perlindungan dan memilihara bahtera Nuh yang berlayar selama 150 hari di lautan tanpa batas sampai air banjir reda bersama umat mukmin yang beriman di dalamnya. Kapal terus berlayar hingga kaum Nuh yang zalim tidak tersisa. Setelah seluruh kaum Nuh yang zalim tenggelam, kemudian Allah memerintahkan bumi menghisap seluruh air yang dan memerintahkan langit menghentikan hujan deras yang begitu dahsyat tersebut. Maka surutlah air bah yang telah menenggelamkan bumi dan tidak menyisakan satupun kaum Nuh yang zalim selamat dari satu-satunya bencana terbesar dan berdahsyat yang pernah terjadi di bumi Allah. Setelah air banjir surut, bahtera Nabi Nuh kemudian terdampar di Gunung Judi. Di sanalah pengikut Nabi Nuh beristirahat dan memulai kehidupan baru yang damai dan bertakwa kepada Allah SWT. Banyak perselisihan pendapat yang terjadi mengenai letak gunung Judi karena beberapa sumber menyatakan bahwa gunung Judi yang dimaksud berada di Armenia, ada yang mengatakan di Irak atau di Turki. Kisah setelah Banjir dan keturunan Nabi Nuh Setelah bahtera mendarat, keluarlah Nabi Nuh beserta ketiga putranya yang bertakwa dan seluruh pengikutnya yang berjumlah 80 orang. Kemudian turun juga hewan-hewan yang selamat. Di gunung inilah terjadi kehidupan baru dengan seluruh umat yang taat dan beriman kepada Allah serta jauh dari perbuatan tercela, musyrik, dan durhaka kepada Allah SWT. Menurut riwayat, dikisahkan bahwa seluruh pengikut Nabi Nuh yang selamat dalam bahtera Nuh tersebut akan wafat dan tidak menyisakan keturunan satupun. Hanya putra-putra Nabi Nuh yakni Yafith, Sam, dan Ham yang memiliki keturunan. Hingga didapatkan kesimpulan bahwa seluruh umat manusia di muka bumi sekarang ini merupakan keturunan anak Nabi Nuh yang terbagi menjadi 3 turunan. Yafith melahirkan keturunan bangsa Rum Romawi dan kini berkembang pesat menjadi bangsa Eropa. Sam dan keuturannya yang merupakan asal usul lahirnya bangsa Arab yang kini mendiami wilayah Arab dan Timur Tengah di benua Asia Barat. Serta putra terakhir yaitu Ham menghasilkan keturunan bangsa Habasyah yang kini merupakan keturunan bangsa Afrika yang mendiami wilayah benua Afrika. Sekian pembahasan Kisah Nabi Nuh, silahkan disebarluaskan, semoga membawa manfaat bagi kita semua. Ayo bergabung dengan komunitas dan dapatkan MP3 Al-Quran 30 Juz yang menyejukkan hati. IniKisah Lengkap Sejarah Nabi Muhammad SAW, Mulai dari Kelahirannya, Perjuangan Hingga Wafat. POS-KUPANG.COM, JAKARTA -- Maulid Nabi Muhammad SAW tahun ini jatuh pada hari Kamis 29 Oktober 2020 atau 12 Rabiul Awal 1442 Hijriyah.. Sebelum memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW tahun ini, sebagai umat Islam, tentu saja kita FOKUS SEJARAH NABI NUH – Umat Islam mengenal adanya 25 Nabi dan Rasul. Salah satunya yaitu Nabi Nuh Alahissalam. Nabi Nuh merupakan Nabi yang ke 3 setelah Nabi Adam dan Nabi Idris. Menilik dari kitab Ibnu Katsir tentang kisah para Nabi, Nabi Nuh merupakan keturunan Nabi Adam yang ke 9. Sehingga jarak antara masa Nabi Adam dengan Nabi Nuh menurut riwayat sahih ahli sejarah islam adalah 10 abad kisah nabi nuh yang dapat diceritakan. Salah satunya adalah kisah tentang bahtera Nuh yang merupakan kapal terbesar dan pertama yang dibuat oleh manusia. Bahtera Nuh merupakan salah satu salah satu bukti mukjizat Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Nuh dan pengikutnya ketika terjadi malapetaka dahsyat yang menghancurkan dunia beserta isinya kecuali umat nabi Nuh yang itu, kaum Nuh merupakan kaum yang sangat tercela dan menyimpang dari jalan Allah SWT. Pada mulanya, umat manusia selalu menaati para Nabi sebelumnya yaitu Adam dan Idris, akan tetapi ketika masa Nabi Nuh, kaumnya kembali berbuat ingkar dengan meniru orang-orang terdahulu menganggap bahwa patung adalah tuhan kemudian menyembah patung-patung yang dianggap sebagai tuhan tersebut sebenarnya merupakan representasi orang-orang saleh yang menjadi pewaris Nabi Idris dalam menyebarkan agama Allah. Akan tetapi kaum Nuh justru salah menilai dan memahami dan menganggap roh tuhan ada di dalam patung tersebut dan orang-orang saleh penerus Nabi Idris adalah representasi tuhan. Maka kemudian tersesatlah kaum Nabi pembuatan patung tersebut hanya untuk menghormati orang-orang saleh yang bernama Wadd dan Shuwa. Akan tetapi seiring berjalannya waktu dan memudarnya ilmu agama, generasi kaum Nuh perlahan mulai meyakini bahwa patung tersebut pantas disembah. Hanya satu manusia yang masih memiliki fikiran dan akal sehat untuk menghentikan semua ini yaitu Nabi juga Kisah Nabi Idris AS dan Mukjizatnya, Lengkap SingkatKemudian Allah SWT mengangkat Nuh sebagai Nabi dan meneruskan risalah kenabian serta ditugaskan untuk membimbing kaumnya agar meninggalkan segala bentuk kesyirikan dan membebaskan kaumnya dari belenggu iblis yang menghasut untuk terus menyembah atau mengakui patung-patung tersebut sebagai tuhan mereka serta kembali ke jalan yang benar dan dirahmati Allah Nuh merupakan Nabi yang istimewa oleh karena itu, salah satu dari 114 surah Al-Qur’an merupakan surah khusus Nabi Nuh dengan nama Surah yang sama yakni Surah Nuh. Surah Nuh merupakan surah ke 71 setelah surah Al-Ma’arij dan sebelum surah Al-Jin. Surah ini tergolong surah Al-Makkiyah yang terdiri dari 28 ayat. Kisah nabi nuh dimulai dengan diutusnya nabi nuh. Kisah nabi nuh dimulai dengan diutusnya diutusnya Nabi Nuh Sebagai Rasul AllahSumber-sumber dari ahli sejarah yang diriwayatkan oleh para ahli sahih menyatakan bahwa Nabi Nuh memiliki nama asli Abdul Ghaffar atau Yasykur. Beliau merupakan putra dari Lamik bin Matta. Ayah Nabi Nuh merupakan putra Nabi Idris hingga Nabi Nuh merupakan keturunan Nabi Idris. Dengan kata lain, Nabi Nuh merupakan cucu dari Nabi Idris atau turunan ke 3 dari Nabi Nuh hidup di dunia sangat lama yakni selama 950 tahun. Fakta ini didapat dari salah satu surah di dalam Al-Qur’an yaitu surah Al-Ankabut ayat 14 yang artinya “Dan sesungguhnya kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka mereka mereka ditimpa banjir besar, dan mereka adalah orang-orang yang zalim”.Ketika usia Nabi Nuh mencapai 480 tahun, beliau diutus menjadi Rasul melalui malaikat Jibril. Malaikat Jibril menghadap Nabi Nuh dengan wajah yang sangat tampan sehingga Nabi Nuh takjub dan lantas bertanya. Kemudian malaikat Jibril menjawab bahwa ia adalah utusan Allah yang membawa risalah dan menyatakan bahwa Allah mengutus Nuh untuk umatnya yang membangkang dan pengutusan Nuh sebagai Nabi tertulis pada Al-Qur’an surah Nuh ayat pertama yang artinya “sesungguhnya kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya dengan perintah Berilah kaummu peringatan sebelum datang kepadanya azab yang pedih”. Ayat ini tidak hanya menyuratkan pengurusan Nabi Nuh, tetapi peringatan kepada kaumnya akan azab Allah yang amat Jibril kemudian memakaikan sebuah baju kebesaran yang disebut baju Mujahidin, kemudian melilitkan sorban kemenangan serta memberi Nabi Nuh ikat pinggang yang disebut Saiful Azmi’ kemudian seraya memberi pesan kepadanya “Berilah peringatan kepada musuh Allah yang bernama Darmasyil bin Fumail bin Jij bin Qabil bin Adam”. Nabi Nuh kemudian mematuhi perintah malaikat juga Perbedaan Nabi dan Rasul dari Wahyu dan Tugasnya, Perlu DiketahuiJika dilihat dari telusuran nama, Darmasyil merupakan keturunan nabi Adam yang ke 4 sekaligus merupakan raja dan pemimpin yang zalim pada saat itu. Darmasyil merupakan manusia pertama yang membuat arak dan meminumnya, dia juga merupakan manusia pertama yang berjudi, dan membuat baju hiasan emas dimana emas merupakan material yang tidak seharusnya digunakan oleh Darmasyil juga merupakan Raja yang menyembah dan menganggung-agungkan 5 berhala yaitu Wad, Siwa’, Ya’uq, Yaghuts, dan Nasr. Perbuatan Darmasyil sudah sangat zalim dan ingkar sehingga Allah memberikan peringatan sangat keras yang disampaikan kepada malaikat Jibril untuk diteruskan kepada Nabi Nuh dan Nabi Nuh diutus untuk menyampaikan langsung kepada raja Darmasyil. Kisah nabi nuh berlanjut dengan tantangan yang dihadapi dakwah Nabi Nuh yang mendapat banyak tantanganNabi Nuh terus berdakwah kepada umatnya khususnya kepada keluarganya yang tidak luput dari perbuatan zalim dan menyesatkan. Selama 5 abad semenjak beliau diutus menjadi Nabi, Nabi Nuh hanya memiliki 70 sampai 80 orang pengikut saja dimana pengikut tersebut terdiri dari orang-orang biasa yang bukan berasal dari keluarga kaya, terhormat dan berada atau keturunan ini menyebabkan kaum Nuh yang terdiri dari orang-orang terpandang dan kaya tidak suka berdekatan bahkan bersama-sama pengikut Nuh yang miskin tersebut. krena kesombongan dan keangkuhan mereka, mereka menganggap bahwa derajat dan kasta mereka tidak lah sama bahkan menganggap derajat mereka lebih tinggi dari Nabi Nuh hingga tidak mungkin akan nabi Nuh mencemooh dan menghina Nabi Nuh dan pengikutnya yang miskin. Penolakan dan penghinaan terus terjadi tidak hanya dati kaumnya saja, namun juga dari kalangan keluarganya. Bahkan Istri dan putranya Kan’an secara terang-terangan menolak dan menentang ajaran Nabi Nuh. Yang lebih parah lagi bahwa mereka memengaruhi orang lain untuk tidak mengikuti ajaran Nab Nuh tidak percaya bahwa Nabi Nuh adalah utusan Allah dan meyakini bahwa Nabi Nuh hanyalah manusia biasa, tidak memiliki kekuatan, tidak memiliki kelebihan apapun, bahkan tidak memiliki harta yang lebih banyak dibanding mereka dan mereka mengatakan bahwa Nabi Nuh telah berdusta. Mereka sangat merendahkan Nabi Nuh bahkan lebih daripada itu, mereka ingin mengusir satu pemimpin kaum Nuh yang zalim tersebut kemudian berkata bahwa mereka akan dengan rela dan ikhlas menjadi pengikut Nabi Nuh dan taat pada ajaran-ajaran yang dibawa Nabi Nuh asalkan Nabi Nuh bersedia mengikuti dengan syarat pengikut Nabi Nuh yang sudah taat dan dianggap hina karena miskin diusir. Nabi Nuh dengan tegas menolak persyaratan ini karena tidak ingin meninggalkan jawaban Nabi Nuh, para pemimpin kaumnya yang zalim justru merasa kesal dan balik menantang Nabi Nuh AS. Mereka meminta Nabi Nuh segera mendatangkan Azab bagi mereka bila memang mereka telah perbuat zalim dan durhaka kepada Allah SWT sebagai bukti bahwa Nabi Nuh memang benar adanya merupakan utusan Allah untuk membawa kaumnya ke jalan yang Nuh kemudian merasa tidak tahu lagi cara menghadapi dan menyadarkan kaumnya sementara beliau sudah berusaha semampunya. Sehingga beliau memilih untuk berserah diri dan meminta pentunjuk pada Allah tuhan semesta alam. Akhirnya Nabi Nuh berdoa dan meminta Allah agar segera melimpahkan azab kepada kaumnya yang membangkang. Allah kemudian mendengar doa Nabi Pembangunan dan Mukjizat Bahtera Nabi Nuh AlaihissalamSebelum azab Allah yang amat pedih dan berat ditimpakan pada kaum Nuh berupa banjir bandang yang menenggelamkan dunia, Allah SWT memberikan petunjuk sekaligus mukjizat kepada Nabi Nuh yaitu diperintahkannya oleh Allah SWT untuk membangun sebuah bahtera yang sangat besar dan kuat. Bahtera yang mampu menampung pengikut dari kaum Nuh yang taat dan beriman kepada Allah SWT. Kisah nabi nuh bagian ini memberitahu kita tentang seberapa peduli Allah SWT kepada mendapat petunjuk dan perintah, segera Nabi Nuh dan kaumnya yang taat membuat bahtera. Bahtera tersebut terbuat dari kayu jati. Pembuatan bahtera tersebut memerlukan waktu yang cukup lama yakni sekitar 40 tahun hingga bahtera tersebut dapat digunakan. Selama proses pembuatan bahtera itu pula kesabaran Nabi Nuh terus diuji berupa cemoohan dan hinaan dari kaumnya yang Nuh yang zalim menganggap bahwa pekerjaan pembuatan bahtera tersebut merupakan pekerjaan sia-sia dan pekerjaan orang gila. Mereka menganggap tidak ada gunanya membangun bahtera diatas bukit gurun pasir yang tandus. Jangankan banjir, hujanpun tidak ada yang turun. Akan tetapi Nabi Nuh dan pengikutnya terus membangun bahtera tanpa mempedulikan hinaan dan cemoohan Ibnu Abbas, seorang Thaif yang memiliki pengetahuan yang amat luas menyatakan bahwa bahtera Nuh ini memiliki ukuran panjang seluas hasta atau sekitar 550 meter dan lebar 600 hasta atau sekitar 275 meter. Bahtera tersebut terdiri dari 3 tingkat yakni tingkat pertama diperuntukkan khusus untuk hewan-hewan, tingkat ke dua untuk pengikut Nabi Nuh, dan tingkat ketiga untuk bangsa bahtera di bagian atasnya ditutup dengan penutup kayu agar seluruh penumpang dan isinya nantinya aman dan selamat ketika Allah melimpahkan azab kepada kaum Nuh yang durhaka kepada Allah SWT. Dinding bahtera dibuat sekuat mungkin untuk menahan derasnya air banjir yang akan membinasakan seluruh umat manusia yang zalim dan tidak beriman kepada Allah Nabi Nuh juga berdoa dan memohon kepada Allah SWT agar nantinya setelah azab diturunkan, Allah tidak membiarkan seorang dari kaum maupun pemimpinyang zalim tersebut selamat dan tetap tinggal di muka bumi. Nabi Nuh tidak ingin nantinya mereka yang selamat akan kembali menyebabkan banyak umat manusia yang tersesat, berbuat maksiat, dan akan lebih zalim setelah bahtera Nuh selesai dibangun, Allah memerintahkan Nabi Nuh untuk bersiap-siap dan mengumpulkan umatnya serta perbekalan selama akan terjadinya banjir. Allah memberikan tanda berupa munculnya air dari dalam tannur atau sebuah Oven tradisional di dapur rumah Nabi Nuh. Hingga bila dimasukkan ke dalam logika, tidak mungkin sebuah oven dapat mengeluarkan sumber air. Kisah nabi nuh berikutnya tentang datangnya azab bagi Kaum Nabi Nuh yang ZalimMaka suatu hari ketika tannur di dalam dapur Nabi Nuh menunjukkan tanda-tanda keluarnya air, Nabi Nuh kemudian segera mempersiapkan diri dan membuka bahteranya. Nabi Nuh mengumpulkan umatnya yang beriman untuk segera melindungi diri dan masuk ke dalam bahtera. Nabi Nuh juga membawa segala jenis binatang berpasang-pasangan mulai dari bintang buas, burung, gajah, sapi, hingga hari itu pula malaikat Jibril turun ke bumi dan membantu Nabi Nuh mengumpulkan serta menggiring setiap dua binatang yang berpasangan agar nantinya setelah azab melanda seluruh dunia dan menenggelamkan daratan beserta isinya, setiap spesies binatang tidak punah dan bisa berkembang biak untuk generasi umat manusia selanjutnya. Peristiwa ini juga sudah dijelaskan dalam Al-Qur’ beberapa riwayat, hewan yang pertama kali dinaikkan adalah sepasang burung kakak tua sedangkan hewan terakhir yang dinaikkan adalah sepasang keledai. Diceritakan pula bahwa di pundak keledai, iblis ikut bergelantungan agar bisa masuk ke dalam bahtera Nuh dan mengganggu umat Nabi Nuh yang taat agar tidak masuk ke dalam. Peristiwa ini sudah tertulis dalam Al-Qur’an surah Hud ayat 40Istri dan putra nabi Nuh Kan’an tidak beriman bahkan turut serta emncemoh bahtera Nabi Nuh sehingga mereka tidak ikut menaiki bahtera. Hanya ada sekitar 80 orang mukmin yang masuk ke dalam bahtera. Allah SWT dengan kuasanya telah mengatur segalanya sehingga agar hewan ternak tidak dimangsa oleh hewan buas, Allah menurunkan demam kepada hewan buas tersebut hingga naluri buasnya semua pengikut Nabi Nuh dan hewan-hewan masuk ke dalam bahtera, lalu pintu masuk dan seluruh pintu bahtera ditutup. Dengan kuasa Allah SWT, pemilik langit dan bumi, maka turunlah air hujan dari langit dan memerintahkan bumi mengeluarkan air dari berbagai penjuru dan celah-celah bumi. Seluruh celah bumi seolah seperti mata air yang mengeluarkan air dengan sangat deras tanpa hujan yang sangat deras terjadi dan belum pernah terjadi selama bumi diciptakan termasuk pula sesudahnya sampai sekarang tidak pernah terjadi hujan deras dengan begitu hebatnya. Air lautan kemudian bergejolak dan ombak dahsyat menerpa serta menyapu bumi beserta isinya. Dalam sekejap saja debit air semakin meninggi dan terjadilah air bah yang begitu dahsyatnya yang membanjiri permukaan bumi dipenuhi dengan air sehingga seluruh isinya tenggelam bersama kaum Nuh yang zalim. Bumi tenggelam dalam air sampai permukaan bumi tertinggi untuk pertama kalinya dan tidak pernah terjadi lagi sampai saat ini. Itulah azab berupa bencana yang Allah SWT kepadakaum Nabi Nuh yang sudah sangat menyimpang dari jalan Allah dan telah berbuat musyrik kepada Allah Nabi Nuh yang tenggelam banjirNabi Nuh dikaruniai 4 orang putra yakni putra tertua bernama Kan’an kemudian yang kedua bernama Yafith, Sam dan Ham. Putra tertua Nabi Nuh merupakan anak yang zalim dan durhaka kepada Nabi Nuh. Dia menyembunyikan rasa benci pada ayahnya sendiri dan mula-mulanya berpura-pura beriman. Bahkan dia dan ibunya yang merupakan istri Nabi Nuh sering menghina dan mencemooh Nabi Nuh. Kisah nabi nuh bagian ini cukup sedih untuk Nabi Nuh mengumpulkan seluruh umatnya, beliau teringat akan putra tertuanya yaitu Kan’an. Beliau meminta agar Kan’an naik ke bahtera bersama pengikutnya yang lain. Namun dengan angkuhnya Kan’an menolak dan tetap pada pendiriannya tidak ingin beriman kepada Allah. Oleh karenanya, Kan’an termasuk golongan orang-orang yang merugi dan tidak diselamatkan oleh Allah air bah sudah mulai meninggi, Nabi Nuh sebagai seorang ayah terus membujuk sang anak agar menaiki bahtera dan berkata “Hai anakku, naiklah ke kapan ini agar engkau selamat dari azab Allah dan janganlah engkau masuk ke dalam golongan orang kafir” Hud 43 Akan tetapi Kanan justru menganggap bahwa bencana tersebut merupakan peristiwa alam kemudian menjawab “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memelihara ku dari air bah” dan di jawab pula oleh Nabi Nuh “Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selai Allah saja yang Maha Penyayang.” Percakapan Nabi Nuh dan Kan’an tersebut termuat dalam Al-Qur’an surah Hud ayat kemudian semakin meninggi dan Kan’an tetap tidak mau masuk ke dalam kapal dan ingin menyelamatkan diri dengan cara berenang menuju puncah gunung yang belum tersentuh air. Kan’an menganggap bahwa air tidak akan sampai ke puncak gunung tersebut. namun dugaannya ternyata salah, air banjir bahkan menenggelamkan puncak gunung tertinggi percakapan antara keduanya, muncullah gelombang besar yang memisahkan antara bahtera Nabi Nuh dengan Kan’an. Seketika Kan’an lenyap dari penglihatan Nabi Nuh. Nabi Nuh berusaha mencari keberadaan putra sulungnya akan tetapi sia-sia. Sebagai seorang ayah dan darah dagingnya, beliau sangat sedih karena putra yang amat disayanginya tenggelam oleh azab saat Kan’an tenggelam, Nabi Nuh sempat memohon kepada Allah agar putranya diselamatkan karena Nabi Nuh mengingat bahwa Allah telah menjanjikan keselamatan bagi seluruh keluarganya. Nabi Nuh kemudian bertanya-tanya mengapa putranya tidak selamat dari azab tersebut dan Allah menjawab bahwa putranya telah durhaka dan bukan termasuk keluarga yang dijanjikan Allah untuk antara Nabi Nuh dan Allah SWT dimuat dalam surah Hud yang artinya “Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya” QS. Hud 45. Kemudian Allah menjawab “Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu yang dijanjikan akan selamat sesungguhnya perbuatannya, perbuatan yang tidak baik. sebab itu, janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui hakekatnya. Sesungguhnya aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengathuan” QS. Hud 46.Nabi Nuh kemudian menyadari kesalahannya dan segera memohon pengampunan kepada Allah SWT. Nabi Nuh kemudian mengikhlaskan kepergian putra dan istrinya yang zalim serta seluruh umatnya yang tidak percaya padanya dan lebih memilih menyembah berhala yang merupakan perbuatan musyrik yang sangat tidak disukai Allah SWT. Subhanallah, semoga dosa-dosa mereka diampuni Allah SWT. Kisah nabi nuh berlanjut dengan selamatnya bahtera Bahtera Nuh beserta seluruh isinya dari azab Allah SWTSementara Allah menenggelamkan seluruh permukaan bumi dari manusia, pohon, bahkan sampai melebihi puncak gunung, Allah SWT memberikan perlindungan dan memilihara bahtera Nuh yang berlayar selama 150 hari di lautan tanpa batas sampai air banjir reda bersama umat mukmin yang beriman di dalamnya. Kapal terus berlayar hingga kaum Nuh yang zalim tidak seluruh kaum Nuh yang zalim tenggelam, kemudian Allah memerintahkan bumi menghisap seluruh air yang dan memerintahkan langit menghentikan hujan deras yang begitu dahsyat tersebut. Maka surutlah air bah yang telah menenggelamkan bumi dan tidak menyisakan satupun kaum Nuh yang zalim selamat dari satu-satunya bencana terbesar dan berdahsyat yang pernah terjadi di bumi air banjir surut, bahtera Nabi Nuh kemudian terdampar di Gunung Judi. Di sanalah pengikut Nabi Nuh beristirahat dan memulai kehidupan baru yang damai dan bertakwa kepada Allah SWT. Banyak perselisihan pendapat yang terjadi mengenai letak gunung Judi karena beberapa sumber menyatakan bahwa gunung Judi yang dimaksud berada di Armenia, ada yang mengatakan di Irak atau di setelah Banjir dan keturunan Nabi NuhSetelah bahtera mendarat, keluarlah Nabi Nuh beserta ketiga putranya yang bertakwa dan seluruh pengikutnya yang berjumlah 80 orang. Kemudian turun juga hewan-hewan yang selamat. Di gunung inilah terjadi kehidupan baru dengan seluruh umat yang taat dan beriman kepada Allah serta jauh dari perbuatan tercela, musyrik, dan durhaka kepada Allah riwayat, dikisahkan bahwa seluruh pengikut Nabi Nuh yang selamat dalam bahtera Nuh tersebut akan wafat dan tidak menyisakan keturunan satupun. Hanya putra-putra Nabi Nuh yakni Yafith, Sam, dan Ham yang memiliki keturunan. Hingga didapatkan kesimpulan bahwa seluruh umat manusia di muka bumi sekarang ini merupakan keturunan anak Nabi Nuh yang terbagi menjadi 3 melahirkan keturunan bangsa Rum Romawi dan kini berkembang pesat menjadi bangsa Eropa. Sam dan keuturannya yang merupakan asal usul lahirnya bangsa Arab yang kini mendiami wilayah Arab dan Timur Tengah di benua Asia Barat. Serta putra terakhir yaitu Ham menghasilkan keturunan bangsa Habasyah yang kini merupakan keturunan bangsa Afrika yang mendiami wilayah benua pembahasan Kisah Nabi Nuh, silahkan disebarluaskan, semoga membawa manfaat bagi kita semua. Namunhanya sebagian kecil saja dari kalangan orang fakir yang mau mengikutinya. Orang-orang dari kaumnya yang derajatnya tinggi menolak dakwah nabi nuh dan menghina, mencela serta memusuhinya dengan nyata. Bahkan anak dan istri Nabi Nuh pun ikut menolak dakwah nabi nuh ini. Nabi Nuh berdakwah pada kaumnya selama 950 tahun.
Adik-adik, tahukah kalian bahwa pada zaman dahulu pernah terjadi banjir yang sangat dahsyat? Atau apakah kalian sudah pernah mendengar Kisah Nabi Nuh Banjir itu menggenangi hampir separuh permukaan bumi, dan bahkan menenggelamkan gunung-gunung tertinggi. Tak ada yang bisa selamat dari banjir itu, meski ia berada di puncak gunung tertinggi sekalipun. Banjir itu terjadi pada zaman Nabi Nuh Banjir itu adalah azab dari Allah SWT terhadap umat Nabi Nuh yang ingkar dan menolak menyembah Allah SWT. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya dengan perintah, `Berilah kaummu peringatan sebelum datang kepadanya azab yang pedih.” Nuh [71] 1 Lalu, bagaimana dengan mereka yang menjadi pengikut Nabi Nuh dan menyembah Allah SWT? Apakah mereka juga tenggelam? Apakah mereka menjadi korban dari banjir luar biasa itu? Dan, jika selamat, bagaimana mereka bisa selamat? Agar kalian tak penasaran, ikuti saja yuk, kisahnya berikut ini! Nabi yang Sangat Penyabar Nabi Nuh diutus oleh Allah SWT kepada umat yang sangat keras kepala dan ingkar kepada Allah SWT. Umat Nabi Nuh adalah kelompok manusia pertama yang menyembah berhala. Kepada kaum itulah, Nuh berusaha menyadarkan dan mengajak mereka untuk kembali menyembah Allah SWT. Nabi Nuh diangkat menjadi rasul pada usia 480 tahun. Masa kenabiannya adalah 120 tahun dan berdakwah selama 5 abad. Dia mengarungi banjir ketika ia berumur 600 tahun, dan kemudian setelah banjir ia hidup selama 350 tahun. “Hai umatku! Sadarlah! Apa yang kalian lakukan itu sia-sia. Mengapa kalian tidak menyembah Allah dan justru menyembah patung-patung batu itu?” seru Nabi Nuh. Tapi, mereka sama sekali tak menghiraukan seruan atau dakwah Nabi Nuh Mereka tetap melakukan perbuatan yang sesat. Mereka yakin bahwa apa yang mereka lakukan itulah yang benar. “Bukankah bapak-bapak kita zaman dahulu juga menyembah berhala, seperti yang kita lakukan sekarang? Apa yang salah? Bukankah ini sesuatu yang baik? Kita melanjutkan apa yang dilakukan bapak-bapak kita dulu,” sanggah mereka. “Tidak! Yang kalian lakukan itu salah dan sesat. Hanya Allah SWT yang harus kalian sembah dan bukan berhala-berhala itu! Kalian semua telah tersesat oleh bujukan setan. Sadarlah! Bertobatlah dan sembah Allah SWT saja!” jawab Nabi Nuh. Nama patung-patung terbesar yang disembah oleh umat Nabi Nuh adalah Wadd, Suwaa’, Yaghuts, Ya’uq, dan Nasr. Kisah Nabi Nuh as Sebenarnya itu adalah nama-nama orang saleh leluhur mereka yang sudah lama wafat. Karena bujukan setan itulah, umat Nabi Nuh menamai patung-patung yang mereka buat dengan nama orang-orang saleh itu. Mereka percaya bahwa dengan menyembah patung-patung itu, berarti mereka telah berbuat kebaikan. Padahal, dulu orang-orang saleh itu menyembah Allah SWT. Tak terasa, sudah lebih dari 900 tahun Nabi Nuh berdakwah kepada umatnya. Tapi, hanya sebagian kecil dari mereka yang sadar dan menjadi pengikut Nabi Nuh. Sebagian besar lainnya tetap ingkar. Golongan yang ingkar ini bahkan tak lagi menutupi kebencian mereka terhadap Nabi Nuh Penghianatan Istri Nabi Nuh “Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua isteri itu berkhianat kepada suaminya masing-masing” QS. At Tahrim 10. Ibnu Abbas radhiallahu anhuma berkata mengenai firman Allah di atas, “Pengkhianatan yang dimaksud bukanlah perbuatan zina mereka serong atau selingkuh, pent.. Pengkhianatan istri Nabi Nuh yaitu ia mengatakan kepada kaumnya bahwa suaminya gila. “Lempari saja Nuh, si tua aneh itu, dengan batu!” perintah seorang ayah kepada anaknya. Begitulah, di mana pun mereka bertemu dengan Nabi Nuh mereka pasti akan berusaha mencelakai nabi Allah yang penyabar itu. Tak hanya lelaki dan anak-anak, para wanita pun amat membenci Nabi Nuh Kebencian mereka terhadap Nabi Nuh sudah sedemikian parahnya. Mereka telah mewariskan kebencian tersebut dari generasi ke generasi. “Ya Allah! Berilah hamba kekuatan dan kesabaran. Ya Allah! Sadarkan mereka!” doa Nabi Nuh kepada Allah SWT. Nabi Nuh Mengadu Kepada Allah Harapan Nabi Nuh agar umatnya sadar dan bertobat, tidak kunjung terjadi. Malah sebaliknya, mereka semakin berbuat sewenang-wenang kepada Nabi Nuh Mereka bahkan menganggap Nabi Nuh sebagai orang tua yang gila dan menyebarkan berita bohong ke penjuru negeri. “Lihatlah si gila Nuh itu! Hendak ke manakah dia?” “Yuk, kita ganggu dia!” ajak seorang anak lelaki kepada teman-temannya. Mereka berlari menuju Nabi Nuh yang berjalan tertatih-tatih. Tentu saja, usia Nabi Nuh saat itu sudah uzur. Salah seorang dari anak-anak itu menarik keras baju Nabi Nuh Alhasil, nabi Allah itu jatuh dan terjerembap ke tanah. Namun, tak ada lagi iba atau perasaan bersalah yang hinggap di hati anak-anak itu. Mereka malah tertawa terbahak-bahak, merasa puas karena berhasil mencelakai Nabi Nuh Nabi Nuh sadar bahwa kesempatan untuk mengajak umatnya dari kesesatan dan menyembah Allah SWT sudah tertutup. “Yang masih anak-anak saja sudah sedemikian buruk perilakunya. Bagaimana nanti jika mereka besar? Tentu mereka akan menjadi lebih sesat,” pikir Nabi Nuh. Karena perlakuan kejam kaumnya itu, Nabi Nuh berdoa meminta pertolongan kepada Allah SWT. “Maka dia Nuh mengadu kepada Tuhannya, `Sesungguhnya aku telah dikalahkan, maka tolonglah aku.” Al-Qamar [54] 10 Nabi Nuh juga berdoa agar mereka yang ingkar itu ditimpakan azab. “Dan Nuh berkata, `Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hambaMu, dan mereka hanya akan melahirkan anak-anak yang jahat dan kafir.”. Nuh [71] 26-27 Kapal Nabi Nuh AS AIlah SWT menjawab doa Nabi Nuh dengan memerintahkannya untuk membuat bahtera kapal. “Lalu Kami wahyukan kepadanya, Buatlah kapal di bawah pengawasan dan petunjuk Kami, maka apabila perintah Kami datang dan tanur dapur telah memancarkan air, maka masukkanlah ke dalam kapal itu sepasang-sepasang dari setiap jenis dan keluargamu, kecuali orang yang lebih dahulu ditetapkan akan ditimpa siksaan di antara mereka….” Al-Mu’minun [23] 27 Nabi Nuh bingung karena dia tak tahu bagaimana cara membuat kapal. “Bagaimana caranya membuat kapal? Belum pernah ada satu pun kapal yang dibuat di negeri ini,” gumam Nabi Nuh Beragam pertanyaan yang muncul di benak Nabi Nuh tersebut sangat wajar. Negeri tempat tinggal Nabi Nuh dan umatnya tidak terletak di pesisir pantai, sehingga tidak ada bahtera, kapal, atau perahu di sana. Tentu saja, tak ada seorang pun di negeri itu yang memiliki keahlian membuat perahu. Tak ada yang bisa dijadikan guru oleh Nabi Nuh untuk membuat kapal. Nabi Nuh merasa sangat bimbang dan bingung. Kemudian, Allah SWT mengutus Jibril untuk mengajari Nabi Nuh cara membuat kapal. Nabi Nuh lalu mulai menebang pohon dan mengumpulkan kayu yang diperlukan untuk membuat kapal. Nabi Nuh membuat kapal itu seorang diri di sebuah bukit yang tak jauh dari rumahnya. Melihat Nabi Nuh yang sibuk turun naik bukit untuk memindahkan kayu-kayu yang telah ditebangnya, orang-orang menjadi penasaran. “Kira-kira apa yang dilakukan Nuh dengan mengangkat kayu-kayu itu ke bukit, ya?” pikir mereka. Umat Nabi Nuh yang ingkar itu terperangah begitu mengetahui Nabi Nuh sedang membuat kapal di bukit. Karena keingkaran dan kebencian yang besar kepada Nabi Nuh, perbuatan Nabi Nuh tersebut mereka jadikan sebagai bahan olok-olok. “Nuh kini telah beralih pekerjaan. Ia menjadi tukang kayu. Lihatlah dia, sedang membangun kapal besar di atas bukit sana “Dasar, si tua gila! Untuk apa dia membangun kapal besar? Sudah tahu lautan sangat jauh dari sini. Mau dilayarkan ke mana kapal sebesar itu?” “Begitulah! Jalan pikiran orang gila susah kita mengerti.” Nabi Nuh tetap membuat kapal tanpa menghiraukan hinaan itu. Akhirnya, kapal yang dibangun Nabi Nuh pun selesai. Tapi, Nabi Nuh masih menunggu isyarat dari Allah SWT tentang datangnya azab banjir besar itu. Selama masa penantian itu, umat Nabi Nuh yang ingkar menjadikan kapal tersebut sebagai tempat mereka buang hajat. “Daripada kapal sebesar ini tak terpakai, lebih balk kita manfaatkan sebagai toilet. Bagaimana menurutmu?” tanpa salah seorang dari mereka. “Boleh juga! Pokoknya selama Nuh masih ada, kita tak akan berhenti mengganggunya,” ujar yang lain. Nabi Nuh menggeleng-gelengkan kepala saat mengetahui perbuatan umatnya yang ingkar itu. “Mereka sungguh keterlaluan!” batin Nabi Nuh. Beliau kemudian berdoa kepada Allah SWT agar mengazab umatnya yang ingkar itu. Allah SWT pun mengazab mereka dengan membuat mereka sakit mata dan buta. Sambil merangkak dan meraba-raba, mereka datang ke rumah Nabi Nuh Mereka merengek-rengek ingin disembuhkan. “Kalian memang tak tahu diri!” marah Nabi Nuh. “Jika kalian mau sembuh, pergilah ke kapal dan cari kotoran kalian sendiri-sendiri! Bersihkan kapal itu dari kotoran yang telah kalian buang di sana.” Mereka pun bergegas ke kapal Nabi Nuh yang terletak di punggung bukit. Karena takut tersandung bebatuan, mereka berjalan dengan merangkak dan meraba-raba. Dalam sekejap, bukit tersebut dipenuhi manusia-manusia yang ingkar. “Ah, aku mulai sekit bisa melihat!” teriak seseorang dengan girang setelah mengoleskan matanya dengan kotorannya sendiri. Karena ingin penglihatannya cepat pulih, orang tersebut semakin giat mengoleskan matanya dengan kotoran itu. Perbuatan tersebut diikuti oleh yang lain. Bahkan, ada yang saling berebut kotoran itu, karena takut tak kebagian. Benar-benar menjijikkan! Tapi, itulah balasan yang setimpal untuk mereka. Banjir besar di zaman Nabi Nuh Kapal Nabi Nuh pun kini bersih dan terbebas dari kotoran umatnya yang ingkar tersebut. Mereka yang ingkar itu akhirnya juga sembuh dari kebutaan. Tapi, dasar keras kepala. Bukannya bertobat, mereka justru tetap menghina Nabi Nuh Pada suatu hari, Nabi Nuh merasa banjir besar yang dijanjikan Allah sebagai azab akan tiba. Nuh melihat pertandanya dari tanur tungku dari tanah liat yang digunakan untuk memasak roti telah memancarkan air. Nabi Nuh segera memerintahkan para pengikutnya untuk naik ke atas kapal. Tak lupa juga, binatang-binatang ikut masuk ke kapal Nabi Nuh dengan berpasang-pasangan. Langit tampak mendung hitam pekat dengan kilat yang menyambar-nyambar. Suara guntur pun terus bergemuruh, menciutkan hati siapa pun yang mendengarnya. Betapa mengerikannya saat itu. Hujan deras kemudian turun bagai dituangkan dari langit. Sementara dari dalam tanah, air memancar ke segala penjuru dengan dahsyatnya. Perlahan, negeri tempat tinggal Nabi Nuh tergenang oleh air yang amat banyak. Kaum yang ingkar itu pun berteriak-teriak meminta tolong kepada Nabi Nuh. “Nuh, tolonglah kami!” “Nuh, kami bertobaaat! Kami percaya bahwa kamu adalah utusan Allah!” “Nuh, berilah kami kesempatan untuk menjadi pengikutmu dan membenarkan perintahmu! Nuh, tolonglah kami!” Namun, keputusan sudah ditetapkan. Allah SWT telah menurunkan azab-Nya untuk umat Nabi Nuh yang ingkar itu. Mereka hancur binasa, dilenyapkan Allah dari muka bumi. Anak nabi nuh yang durhaka bernama Kan’an, tak luput dari azab Allah tersebut. Nabi Nuh dan para pengikutnya yang berada di dalam kapal selamat. Setelah banjir reda dan kapal mendarat di sebuah bukit, Nuh dan para pengikutnya turun dari kapal. Mereka melanjutkan kehidupan mereka sebagai orang-orang yang beriman dan berserah diri kepada Allah SWT. Hikmah dari Cerita Nabi Nuh Kita semua sebagai umat manusia manusia, tidak tahu dan tidak bisa apa-apa. Kecuali setelah Allah SWT mengajarkan mengilhamkan ilmu milik-Nya itu kepada kita. Demikian juga yang terjadi kepada Nabi Nuh dalam pembuatan bahtera besar tersebut! Cerita Anak Islami Terbaik lainnya Sejarah Mukjizat Cerita Kisah Nabi Ibrahim ASCerita Kisah Nabi Saleh AS – Dongeng Anak IslamiSejarah Kisah Nabi Hud AS – Cerita Anak IslamiMukjizat dan Kisah Nabi Nuh AS Cerita Anak MuslimCerita Anak Muslim Kisah Nabi Idris ASKisah Nabi Adam AS Dan Siti HawaCerita Anak Islami Kisah Nabi IdrisCerita Anak Islami Kisah Nabi Yahya
t7Qktb.
  • uno8e34vkb.pages.dev/431
  • uno8e34vkb.pages.dev/741
  • uno8e34vkb.pages.dev/312
  • uno8e34vkb.pages.dev/717
  • uno8e34vkb.pages.dev/952
  • uno8e34vkb.pages.dev/552
  • uno8e34vkb.pages.dev/138
  • uno8e34vkb.pages.dev/249
  • kisah nabi nuh lengkap dari lahir sampai wafat