PemberianTablet Zat besi Ibu Hamil Pemberian zat besi dimulai setelah rasa mual dan muntah hilang yaitu memasuki usia kehamilan 16 mg, dikonsumsi satu tablet sehari minimal 90 hari. Tiap tablet mengandung FeSO 320 mg (zat besi 60 mg dan asam folat 500 mg) (Saifuddin, 2006). Fungsi Zat Besi Ibu Hamil
Menurut Biswas 1994, anemia defisiensi besi bertanggung jawab pada kurang lebih 95% anemia selama kehamilan, yang menunjukkan adanya peningkatan kebutuhan terhadap besi Defisiensi besi merupakan penyebab anemia yang umum dijumpai pada wanita hamil di daerah endemik malaria Crawley, 2004. Menurut Amiruddin dan Wahyuddin 2004, prevalensi anemia pada wanita hamil di Indonesia berkisar antara 20-80%, tetapi pada umumnya banyak penelitian yang menunjukkan prevalensi anemia pada wanita hamil yang lebih dari 50%. Prevalensi anemia pada kehamilan khususnya pada trimester III berkisar antara 50-79%. Sedangkan kriteria anemia menurut WHO adalah ≥40%. Wanita hamil membutuhkan zat besi jauh lebih banyak. Selain untuk menutupi kehilangan basal, juga untuk kebutuhan pembentukan sel¬sel darah merah yang bertambah banyak, kebutuhan plasenta serta janin dalam kandungan Husaini, 1989. Dengan demikian risiko anemia zat besi semakin besar Wirakusumah, 1999. Menurut Van Eijk et al 2001, selama kehamilan, severe anemia Hb <7 g/dL dapat menyebabkan perubahan sirkulasi yang berhubungan dengan peningkatan risiko gagal jantung. Selama persalinan, wanita dengan severe anemia kurang mampu menoleransi kehilangan darah, meskipun hanya dalam jumlah moderat, sehingga memiliki risiko lebih tinggi untuk menerima transfusi darah selama persalinan. Anemia selama persalinan juga menyebabkan lemahnya kontraksi uterus, tenaga mengejan lemah, dan perdarahan post partum akibat atonia uteri. Sementara menurut Taufik et al 2002, perdarahan merupakan penyebab terbanyak kematian maternal di Indonesia Kebutuhan zat besi pada setiap trimester kehamilan berbeda-beda. Pada trimester pertama, kebutuhan besi justru lebih rendah dari masa sebelum hamil. Ini disebabkan wanita hamil tidak mengalami menstruasi dan janin yang dikandung belum membutuhkan banyak zat besi Wirakusumah, 1999. Menurut Wirakusumah 1999, kebutuhan zat besi ibu hamil pada trimester I naik dari 0,8 mg/hari, menjadi 6,3 mg/hari pada trimester III. Kebutuhan akan zat besi sangat mencolok kenaikannya, dengan demikian kebutuhan zat besi pada trimester II dan III tidak dapat dipenuhi dari makanan saja, walaupun makanan yang dimakan cukup baik kualitasnya dan bioavaibilitasnya, namun zat besi juga harus disuplai dari sumber lain agar cukup Husaini, 1989. Pada ibu hamil yang sejak awal telah mempunyai cadangan zat besi sebesar 500 mg tidak membutuhkan suplementasi lagi, tetapi wanita yang mempunyai zat besi reserva sedemikian besar jarang dijumpai, bahkan di negara-negara maju sekalipun. Rata-rata kebutuhan zat besi pada waktu hamil berdasarkan usia kehamilan adalah sebagai berikut Husaini, 1989 Trimester I Kebutuhan zat besi ± 1 mg/hari, kehilangan basal 0,8 mg/hari ditambah 30 – 40 mg untuk kebutuhan janin dan sel darah merah. Trimester II Kebutuhan zat besi ± 5 mg/hari, kehilangan basal 0,8 mg/hari ditambah kebutuhan sel darah merah 300 mg dan conceptus 115 mg. Trimester III Kebutuhan zat besi ± 5 mg/hari, kehilangan basal 0,8 mg/hari ditambah kebutuhan sel darah merah 150 mg dan conceptus 223 mg. Berikut rata-rata kebutuhan zat besi pada waktu hamil Husaini, 1989, yaitu Peningkatan volume darah terjadi selama kehamilan, mulai pada 11-12 minggu usia kehamilan. Volume darah merah dan plasma juga meningkat seiring dengan peningkatan curah jantung. Keadaan ini membutuhkan banyak bahan pembentuk sel darah merah seperti zat besi, asam folat dan zat-zat lainnya pada saat kehamilan. Peningkatan kebutuhan ini mengakibatkan kecenderungan ibu hamil mengalami anemia, dimana hemoglobin menurun. Pada ibu hamil juga terjadi peningkatan aliran darah ke seluruh organ tubuh misalnya otak, uterus, ginjal, payudara dan kulit. Peningkatan ini sangat penting artinya bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi Perubahan sel-sel darah dimulai pada saat memasuki usia kehamilan 8 minggu, dimana jumlah lekosit meningkat secara progresif sampai aterm. Pada masa kehamilan volume plasma darah akan mengalami peningkatan lebih besar dibanding sel-sel darah merah, sehingga menyebabkan terjadinya pengenceran, dalam perkembangan kehamilan ternyata kenaikan volume plasma darah jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan kenaikan eritrosit, yaitu kenaikan volume plasma darah mencapai 35% – 55%, sedangkan kenaikan eritrosit hanya 15% – 30%. Terjadinya pengenceran eritrosit yang cukup besar tersebut khususnya pada umur kehamilan 32 – 34 minggu sehingga secara relatif hemoglobin menjadi rendah. Refference, antara lain • Amiruddin, R., Wahyuddin, 2004, Studi Kasus Kontrol Faktor Biomedis Terhadap Anemia Ibu Hamil di Puskesmas Bantimurung Maros Tahun 2004. J. Med. Nus, 25 71-75; • Biswas, 1994, Cardiac, Hematology, Pulmonary, Renal & Urinary Tract Disorders in Pregnancy; • Husaini, 1989. Study nutritional anemia an assesment of information complication for supporting and formulating national policy and program. Jakarta Direktorat Bina Gizi Masyarakat Depkes; • Wirakusumah, E. 1999. Perencanaan menu anemia gizi besi. Jakarta Trubus Agriwidya. Incoming Search Termskebutuhan zat besi ibu hamilkebutuhan zat besi pada ibu hamilkebutuhan fe ibu hamil
Anemiapada ibu hamil sangat lah penting karena nutrisi dan oksigen bisa memenuhi pertumbuhan oksigen,upaya untuk meningkatkan kadar Hb sehingga dapat menghindari terjadinya anemia dan pencegahan perdarahan pada saat melahirkan maka ibu hamil diberikan tablet tambah darah minimal yaitu tablet (Fe) selama kehamilan. Tablet Fe merupakan tablet mineral yang diperlukan oleh tubuh untuk pembentukan sel darah merah atau hemoglobin. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian tablet Fe, vitamin C, penyuluhan dan pendampingan terhadap kadar hemoglobin Ibu hamil. Disain penelitian ini menggunakan kuasi eksperimental dengan tiga kelompok ibu hamil masing masing terdiri dari 30 ibu hamil awal trimester 3. Kelompok pertama diberi suplemen tablet Fe dan vitamin C disertai pendampingan dan penyuluhan FCPP; kelompok kedua diberi suplemen Fe dan vitamin C disertai pendampingan FCP; dan kelompok ketiga diberi suplemen Fe disertai pendampingan dan penyuluhan FPP. Semua perlakuan diberikan sekitar 30 hari. Pengambilan darah untuk pemeriksaan kadar Hb di lakukan sebelum dan sesudah intervensi. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan bermakna kenaikan kadar Hb ibu hamil pada kelompok FCPP dibanding kelompok FCP dan FPP p Hasil penelitian ini berimplikasi pada pentingnya pemberian vitamin C, penyuluhan dan pendampingan menyertai pemberian tablet Fe dalam upaya perbaikan kadar Hb ibu hamilKata kunci Fe, Ibu hamil, vitamin C, penyuluhan dan pendampingan gizi. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Perilaku Hygienitasi Pengelolaan Home Industri... 91 Jurnal AcTion, Volume 2, Nomor 2, November 2017 EFIKASI SUPLEMENTASI TABLET BESI, VITAMIN C, PENYULUHAN DAN PENDAMPINGAN TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN IBU HAMIL Efficacy of iron tablet supplementation, vitamin C, and counseling to pregnant woman's hemoglobin Abdul Hadi 1, Marfina2, Iskandar3 1,2,3 Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh, JL. Soekarno Hatta, Kampus Terpadu Poltekkes Kemekes Aceh RI Aceh Lampeneurut, Aceh Besar. kode pos 23352. E-mail nanangpoltekkes Received 24/6/2017 Accepted 16/7/2017 Published online 3/11/2017 ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian tablet Fe, vitamin C, penyuluhan dan pendampingan terhadap kadar hemoglobin Ibu hamil. Disain penelitian ini menggunakan kuasi eksperimental dengan tiga kelompok ibu hamil masing masing terdiri dari 30 ibu hamil awal trimester 3. Kelompok pertama diberi suplemen tablet Fe dan vitamin C disertai pendampingan dan penyuluhan FCPP; kelompok kedua diberi suplemen Fe dan vitamin C disertai pendampingan FCP; dan kelompok ketiga diberi suplemen Fe disertai pendampingan dan penyuluhan FPP. Semua perlakuan diberikan sekitar 30 hari. Pengambilan darah untuk pemeriksaan kadar Hb di lakukan sebelum dan sesudah intervensi. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan bermakna kenaikan kadar Hb ibu hamil pada kelompok FCPP dibanding kelompok FCP dan FPP p Hasil penelitian ini berimplikasi pada pentingnya pemberian vitamin C, penyuluhan dan pendampingan menyertai pemberian tablet Fe dalam upaya perbaikan kadar Hb ibu hamil Kata kunci Fe, Ibu hamil, vitamin C, penyuluhan dan pendampingan gizi. ABSTRACT The general objective of this study was to determine the efFect of Fe, folic acid and vitamin C got assistance and counseling to hemoglobin levels of pregnant. The design of this study was a quasi experiment with pre-post test. The subjects were divided into three groups, group I who received iron tablet, Vitamin C, counseling and accompaniment FCPP; group II who consumed iron and vitamin C with counseling without accompaniment FCP; group III who consume iron with counseling and accompaniment FPP. All treatments are given intervention for 60 days. all Penulis untuk korespondensi nanangpoltekkes pregnant women are asked to consume 1 Fe tablets every day. before the intervention of pregnant women had Hb levels in check beforehand. This reseacrh showed there was significant difFerence p 30 tahun 24,4%. Sebagian besar usia kehamilan pada trisemester II 46,7%. Pendidikan ibu adalah SMA 52,5%, dengan pekerjaan ibu rumah tangga 46,7%. Gambar 1. Distribusi anemia sebelum dan sesudah perlakuan. Distribusi anemia sebelum dan sesudah perlakuan disajikan pada Gambar 2, hasil penelitian menunjukan bahwa terjadi penurunan pada kelompok FCPP 36,7% dan kelompok FCP 6,67%, sedangkan kelompok FPP terjadi peningkatan, hal ini terjadi karena tidak adanya pendampingan saat pemberian. Rata-rata nilai Hb ibu hamil pada pengukuran sebelum pemberian tablet Fe, vitamin C, penyuluhan dan pedampingan adalah gr/dl dengan standart deviasi sedangkan pada pemeriksaan kedua didapat rata-rata nilai Hb ibu hamil gr/dl dengan standart deviasi dengan p-value p0,05. Rata-rata nilai Hb ibu hamil pada pengukuran sebelum pemberian tablet fe, vitamin C, penyuluhan tanpa pedampingan adalah gr/dl dengan standart deviasi sedangkan pada pemeriksaan kedua didapat rata-rata nilai Hb ibu hamil gr/dl dengan standart deviasi p 0,05 dan cakupan pemberian tablet Fe p-value > 0,05 dengan prevalensi anemia ibu hamil. Kesimpulan Tidak ada hubungan yang signifikan antara cakupan ANC dan cakupan pemberian tablet Fe dengan prevalensi anemia ibu hamil. Kejadian anemia pada ibu hamil dipengaruhi banyak faktor lain seperti status gizi dan kepatuhan ibu dalam konsumsi tablet MikoAlfridsyah AlfridsyahNurbaiti NurbaitiPemeriksaan Hb dilakukan melalui metode Sahli dan Hemocue. Sahli dan Hemocue lebih memperoleh informasi akurat dari hasil tes. Pemeriksaan Hb dilakukan dengan metode Sahli sebanyak 356 orang, dari hasil menggunakan metode Sahli hemoglobin pada ibu hamil anemia hanya sebesar 3%. Penelitian survei analitik dengan desain cross-sectional dengan sampel 54 orang. Jenis data yang dikumpulkan meliputi data primer dan sekunder. Analisis data dilakukan dengan Analisis Sensitivitas, spesifisitas, dan tes kehandalan yang dilakukan dengan menilai koefisien Kappa K perhitungan sensitivitas nilai indeks adalah 100%, spesifisitas untuk penilaian status anemia ibu diperoleh indeks skor 6,1%, hasil perhitungan uji reliabilitas adalah 1,16%. Jika Seseorang dinyatakan anemia menurut metode Sahli disarankan memeriksa dengan metode karena Sahli False positif Microkuvet Anemia is the commonest medical disorder in pregnancy and has been associated with poor pregnancy outcome. The purpose of this study was to determine the compliance rate and factors associated with iron and folic acid consumption among pregnant women. Methods A descriptive cross-sectional study was carried out in a tertiary hospital with sample size of 246 pregnant women. Results The study showed compliance rate of iron and folic acid among pregnant women. Significant association was observed between the compliance of the iron and folic acid and religion of women p< ethnicity p= educational status of women p< occupation of husband p= type of family p= place of residence p= family monthly income p= frequency of antenatal check up p< counseled for IFA during this pregnancy p= and previous history of anaemia p= Conclusion It is concluded that increase in frequency in antenatal care and proper counseling for consumption of IFA during pregnancy have positive influence in increasing compliance rate of iron and folic acid. INTRODUCTION Health of an individual originates from the conception and evolves along with the birth and as the individual grows further in years. Therefore, one of the important determinants of health is healthy conception and appropriate antenatal care. Maternal health has always been the top most concern of policy makers, health professionals and the public. Jemal HaidarA cross-sectional community-based study with analytic component was conducted among Ethiopian women during June-July 2005 to assess the magnitude of anaemia and deficiencies of iron and folic acid and to compare the factors responsible for anaemia among anaemic and non-anaemic cases. In total, 970 women, aged 15-19 years, were selected systematically for haematological and other important parameters. The overall prevalence of anaemia, iron deficiency, iron-deficiency anaemia, deficiency of folic acid, and parasitic infestations was and respectively. Women who had more children aged less than five years but above two years, open-field toilet habits, chronic illnesses, and having intestinal parasites were positively associated with anaemia. Women who had no formal education and who did not use contraceptives were negatively associated with anaemia. The major determinants identified for anaemia were chronic illnesses [adjusted odds ratio AOR = 95% confidence interval CI deficiency of iron AOR = 95% CI and deficiency of folic acid AOR = 95% CI The odds for developing anaemia was times more likely among women with chronic illnesses, 60% more likely in the iron-deficient and 40% more likely in the folic acid-deficient than their counterparts. One in every three women had anaemia and deficiency of folic acid while one in every two had iron deficiency, suggesting that deficiencies of both folic acid and iron constitute the major micronutrient deficiencies in Ethiopian women. The risk imposed by anaemia to the health of women ranging from impediment of daily activities and poor pregnancy outcome calls for effective public-health measures, such as improved nutrient supplementation, health education, and timely treatment of AditiantiYurista PermanasariElisa Diana JuliantiAnemia contributed 20 persen the death of pregnancy. Low consumption of iron is one of the cause of anemia prevalences among pregnant women. Iron intake can be gained from iron tablet. However the iron tablet consumption still very low. The purpose of this study was to obtain the role of family and posyandu kadre support to the compliance of iron tablet consumption among anemic pregnant women and its relation to haemoglobin levels of anemic pregnant women. The research design was quasi experimental Anemic pregnant women as a sample respondens were divided into two groups, 29 in the intervention group and 32 in the control group. The study was conducted at Cibungbulang and Pamijahan sub district, Bogor. Compliance measurements using MMAS - 8 Morisky Medication Adherence Scale - 8 questionnaires. Compliance of iron tablet consumption categorized by low, middle and high. The intervention was counseling about anemia and how important iron tablet consumption among pregnant women to their family husband/parents/in-laws/other close relatives or posyandu cadre whose lived in the same house or as their neighbour. Data analysis was performed using Chi - square and different t-test. The results showed that the anemic pregnant women with support from their family and posyandu cadre improve their compliance of iron tablet p< 0,05. Keywords anemia, iron tablet, family and posyandu cadre support, compliance ABSTRAK Anemia memberikan kontribusi hingga 20 persen terhadap semua kematian pada kehamilan. Salah satu penyebab tingginya prevalensi anemia adalah rendahnya asupan zat besi. Salah satu sumber asupan zat besi berasal dari tablet tambah darah TTD, namun kepatuhan mengonsumsinya masih sangat rendah. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan pengaruh peran pendamping terhadap kepatuhan konsumsi TTD dan hubungannya dengan kadar hemoglobin Hb ibu hamil anemia. Desain penelitian adalah kuasi eksperimen. Responden adalah ibu hamil anemia, yang dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu 29 pada kelompok intervensi dan 32 pada kelompok kontrol. Penelitian dilakukan di Kecamatan Cibungbulang dan Pamijahan Kabupaten Bogor. Pengukuran kepatuhan menggunakan kuesioner MMAS-8 Morisky Medication Adherence Scale. Intervensi berupa penyuluhan tentang anemia pada pendamping dan pentingnya konsumsi TTD pada keluarga suami/orang tua/mertua/kader/keluarga dekat lainnya yang tinggal serumah atau berdekatan. Kepatuhan konsumsi TTD dikategorikan menjadi rendah, sedang dan tinggi. Analisis data menggunakan uji Chi-square dan uji beda t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pemberian penyuluhan pada ibu hamil dengan anemia dapat meningkatkan kepatuhan minum tablet tambah darah p<0,05. [Penel Gizi Makan 2015, 381 71-78] Kata kunci anemia, tablet tambah darah, pendamping ibu hamil, kepatuhan minum TTDAim Iron deficiency is a leading cause of anemia in pregnancy. The present study aimed to compare the efficacy of oral and intravenous iron therapy in improving iron deficiency anemia in pregnancy and restoring iron stores, compare the obstetric outcome in the two groups and evaluate the safety of intravenous iron sucrose. Material and methods This was a prospective study, where 100 anemic antenatal women with hemoglobin 7-9 g/dL, mean corpuscular volume <85 fL and serum ferritin <15 ng/mL, were randomized into two groups. In group A n=50, the women received 200 mg tablets of ferrous sulphate, each containing 60 mg elemental iron, three times a day for 4 weeks. In group B n=50, iron sucrose was given in divided doses of 200 mg each on alternate days by slow intravenous infusion. Primary outcome measure was treatment efficacy, assessed by measurement of hemoglobin, red blood cell indices and reticulocytes on days 7, 14, 21, and 30 and at delivery, and of ferritin on day 30 and at delivery. Any side-effects of treatment and the neonatal outcome were studied as secondary outcome measures. Results There was a statistically significant difference in increase of hemoglobin levels in group A vs g/dL in group B; P= and ferritin levels between the two groups on day 30 P= The adverse effects from iron treatment were mild but more prominent in group A. Neonatal outcome was comparable in the two groups. Conclusion Intravenous administration of iron sucrose is a safe treatment for correction of anemia in pregnancy, without serious side-effects.
bermanfaatdalam menambah perbendaharaan bacaan khususnya tentang: EFEKTIVITAS PEMBERIAN 90 TABLET FE PADA IBU HAMIL DALAM MENINGKATKAN KADAR HEMOGLOBIN Dengan selesainya laporan penelitian ini, perkenankanlah saya menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat: 1.
padapemberian tablet besi (Fe) atau yang lebih dikenal masyarakat sebagai tablet tambah darah. Ibu hamil mendapat tablet tambah darah 90 tablet selama kehamilannya (Kemenkes, 2010). Pemberian tablet besi dalam program penanggulangan anemia gizi telah dikaji dan diuji secara ilmiah dengan dosis dan ketentuan. Namun, program
padaibu hamil (Kamidah, 2015). Tablet Fe selama kehamilan berfungsi untuk membantu sintesis eritosit, berperan mencegah kelelahan. Apabila ibu hamil sangat rentan terkena anemia, jadi pencegahan anemia dapat diberikan dengan pemberian tablet Fe selama kehamilan sehingga diharapkan kadar Hb ibu hamil dapat normal (Senoaji, 2012).
INTERAKSIIBU HAMIL DENGAN TENAGA KESEHATAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEPATUHAN IBU HAMIL MENGONSUMSI TABLET BESI (Fe) DAN ANEMIA DI PUSKESMAS KOTA WILAYAH SELATAN KOTA KEDIRI Dina Dewi Anggraini; Windhu Purnomo; Bambang Trijanto Buletin Penelitian Sistem Kesehatan Vol 21 No 2 (2018)

Sedangkanpada ibu hamil dengan kadar HB awal 11,4 dimana tidak mengalami anemia, pemberian tablet besi juga secara signifikan meningkatkan rerata kabar HB menjadi 12,9. nilai rata-rata Hb sebelum pemberian tablet besi adalah 9,62 mg/dl ± 1,0 sedangkan Hb setelah pemberian tablet besi mengalami peningkatan sejumah 12,4 mg/dl ± 10,7.

Pemberiantablet Fe merupakan salah satu strategi pencegahan dan penanggulangan anemia gizi yang paling efektif meningkatkan kadar hemoglobin dan dapat menurunkan prevalensi anemia pada ibu hamil sebesar 20-25%. Di Kabupaten Sarolangun Desa Pelawan masih ada ibu hamil yang tidak mendapatkan tablet Fe sebesar 14,3% dan tidak patuh mengkonsumsi tablet Fe sebesar 25% dengan alasan fesesnya menjadi hitam dan mual. C Program Pemberian Tablet Fe pada Ibu Hamil Menurut Riskesdas 2013, hanya ada 33.3% ibu hamil yang mengkonsumsi minimal 90 TTD selama kehamilan. Sebuah studi formatif yang dilakukan di wilayah Program Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat (PKGBM) pada tahun 2014 menunjukkan bahwa hanya MenurutWHO pada 2013, tercatat angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih sekitar 190 per 100.000 kelahiran. 2012). Cakupan pemberian Fe pada ibu hamil yang sudah mencapai target ini, ternyata tidak merata di seluruh Puskesmas. Puskesmas dengan pemberian tablet Fe yang cukup tinggi 100 %, yaitu pada Puskesmas Imogiri I dan ( PeraturanMenteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 88 Tahun 2014 Tentang Standar Tablet Tambah Darah Bagi Wanita Usia Subur Dan Ibu Hamil. In: Indonesia Pmkr, Editor.2014. 14. Winda S. Pelaksanaan Program Pemberian Tablet Zat Besi (Fe) Pada Ibu Hamil. Journal Of Midwifery Science. 2017;1 (2). 15. Susiloningtyas. WH5kfFV.
  • uno8e34vkb.pages.dev/325
  • uno8e34vkb.pages.dev/575
  • uno8e34vkb.pages.dev/996
  • uno8e34vkb.pages.dev/635
  • uno8e34vkb.pages.dev/694
  • uno8e34vkb.pages.dev/8
  • uno8e34vkb.pages.dev/684
  • uno8e34vkb.pages.dev/530
  • pemberian tablet fe pada ibu hamil menurut who