Bahkanada bahaya mengkonsumsi roti tawar yang mengancam kita semua. Terlalu banyak memakan roti tawar telah terbukti tak baik oleh ahli-ahli kesehatan. 1. Tak Gampang Dicerna. Roti tawar putih memang enak dan banyak yang suka, tapi kenyataannya justru yang enak itu malah berbahaya.
› Industri roti sempat menurun pada masa pandemi Covid-19 karena pembatasan sosial. Namun, di sisi lain, industri roti skala rumah tangga berpotensi berkembang seiring meningkatnya hobi yang menjadi bisnis skala kecil. KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO Kesibukan di sebuah industri roti skala rumah tangga di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Jumat 7/8/2020. Pandemi Covid-19 memukul usaha rumahan tersebut, tetapi masih aktivitas masyarakat akibat pandemi Covid-19 sedikit banyak berdampak pada industri roti. Namun, perubahan pola konsumsi masyarakat yang mulai menjadikan roti sebagai makanan utama bisa menyelamatkan bisnis roti menjadi salah satu sektor yang terdampak dari pembatasan kegiatan masyarakat, baik pembatasan sosial berskala besar PSSB maupun pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat PPKM. Pembatasan hingga penutupan aktivitas perdagangan dan jasa, seperti hotel, restoran, dan pusat perbelanjaan, membuat permintaan roti menurun. Survei yang dilakukan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah terhadap 202 pengusaha roti di Jakarta dan Surabaya menunjukkan, sekitar 94 persennya terdampak Covid-19. Lihat juga Berjuang Hadapi Tantangan UsahaMerujuk pemberitaan Kompas 15/6/2020, penurunan omzet industri roti mayoritas disebabkan berkurangnya pengunjung outlet. Kemudian menurunnya penjual dan merosotnya pengambilan produk reseller. Sebagian pengusaha roti ada yang sudah mencoba strategi bisnis daring, tetapi kenaikannya hanya sekitar 14 naikNamun, di balik penurunan permintaan tersebut, ada harapan cerah industri roti bisa bangkit kembali dan akan tetap berkembang. Perkembangan tersebut tak lepas dari meningkatnya ekonomi kelas menengah, pendapatan kelompok muda yang semakin tinggi, dan perubahan pola konsumsi masyarakat yang cenderung mengikuti gaya hidup WIJAYANTO Displai berbagai jenis cemilan, mulai dari roti kering hingga keripik, di Pasar Jatinegara, Jakarta, Mei 2012. Dibutuhkan kreativitas untuk menyajikan dan mengolah makanan dari bahan yang banyak terdapat di sekitar kita agar menjadi industri yang bertajuk ”Bakery Ingredients” EIBN Reports 2019 menyebutkan, segmen roti Indonesia sekarang terbagi tiga kelas, yaitu kelas atas roti dan pastry ala Eropa dan Amerika Serikat, kelasa menengah roti pastry berkonsep Jepang dan Asia, serta kelas menengah ke bawah roti putih dan manis.Roti ala Eropa dan AS yang digemari kelas atas cenderung lebih tawar plain dengan tekstur padat. Adapun roti berkonsep Asia lebih bermain pada variasi isi roti, seperti kacang merah, ubi jalar, atau kombinasi unik, seperti bawang putih dan krim ala Indonesia lebih manis, ringan, dan bertekstur empuk. Rasanya juga bervariasi dengan tambahan ceri, bluberi, dan kacang almon. Selain itu, juga mulai berkembang roti artisan yang pembuatannya mengutamakan kesegaran tinggi dan tanpa bahan konsumsi roti pun cenderung meningkat. Berdasarkan catatan Kementerian Pertanian pada 2013, konsumsi roti tawar dan manis masih 0,85 kilogram per kapita. Lima tahun berikutnya naik menjadi 3,15 kilogram per kapita. Begitu juga dengan biskuit, naik dari 0,69 kilogram per kapita 2013 menjadi 1,83 kilogram per kapita 2018.Konsumsi hotel dan restoran/kafe memang menurun, tetapi bisa jadi konsumsi rumah tangga meningkat. Roti yang dulunya dianggap sebagai makanan sampingan camilan mulai menjadi makanan pokok bagi sebagian kelas menengah atas. Apalagi, saat Lebaran atau Natal, konsumsi roti hantaran Meskipun sejumlah industri roti menurun di masa Covid-19 ini, ada yang bertahan, bahkan berekspansi. Misalnya, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk ROTI yang membangun dua pabrik roti pada Agustus 2020 yang sebelumnya mengoperasikan 14 pabrik di 13 wilayah di tingkat Asia, mengutip laman mordorintelligence, usaha bakery dalam periode 2020-2025 diprediksi rata-rata tumbuh 8,33 persen per tahun. Hanya saja, di pasar Asia, ada perbedaan dalam selera konsumen, yaitu roti artisan dengan aneka rasa yang inovatif serta jenis roti berserat tinggi, bebas gluten, dan rendah HELABUMI Penjual roti keliling melintas di Jalan Mangga Dua Raya, Pinangsia, Jakarta Barat, Senin 21/12/2020. Pandemi Covid-19 membuat penjualan perusahaan roti di Indonesia, menurut laman Kementerian Perindustrian, hingga 2019 mencapai 586 unit. Industri roti rumahan pun diperkirakan naik pada masa pandemi. Mengacu pada survei Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI, September lalu, hampir 70 persen responden menjadi lebih sering memasak selama pandemi. Hal ini menumbuhkan hobi baru memasak, salah satunya membuat roti. Merujuk pada pemberitaan media massa, hobi ini berkembang menjadi bisnis bagi industri roti adalah harga tepung terigu yang terus meningkat dalam lima tahun terakhir. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, pada Desember 2016 harga tepung terigu masih Rp per kilogram. Selanjutnya pada Maret 2020 harganya naik 6,3 persen menjadi Rp per juga IA-CEPA dan Relasi Gandum yang Bertepuk Sebelah TanganDi sisi lain, industri roti masih cukup bergantung pada bahan baku impor. Ketergantungan pada impor ini terjadi sejak 1990-an dan belum bisa dipenuhi dari pasar dalam negeri. Impor terigu pun selama tiga tahun terakhir terus naik. Tahun 2017, Indonesia mengimpor terigu ton dan pada 2019 volume impor meningkat menjadi roti sempat menurun pada masa pandemi karena pembatasan sosial. Namun, di sisi lain, industri roti skala rumah tangga berpotensi berkembang yang dipicu perubahan pola konsumsi roti hingga hobi baru yang menjadi bisnis. Hanya saja, bahan baku utama roti yang masih mengandalkan impor menjadi tantangan Pekerja mempersiapkan tepung terigu untuk produksi di pabrik roti skala kecil di kawasan Bendungan Hilir, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Sabtu 11/1/2020.
i Pembakaran Baking Baking merupakan tahap pematangan adonan menjadi roti sehingga dapat dicerna oleh tubuh. Dalam proses pembakaran juga akan didapatkan aroma yang khas. Selama 28 proses pembakaran volume roti juga akan bertambah dalam waktu 6-5 menit pertama didalam oven. Proses pembakaran roti memerlukan suhu atas 200 dan suhu bawah 215 Inilah kemungkinan bahaya yang akan terjadi di pabrik pembuatan roti dan ulasan menarik lainnya seputar kesehatan dan keselamatan kerja K3 ditinjau dari semua aspek K3 di Indonesia.…senasib sepenanggungan bagi rekan-rekan semua akan menyampaikan pesan-pesan keselamatan yang berkaitan dengan bahaya-bahaya yang selalu mengintai ditempat kerja dan bagaimana cara mengatasinya. Bahaya-bahaya yang ada ditempat kerja ada bermacam-macam, bahaya-bahaya……debu kain floating fiber. Sumber bahaya lain adalah permasalahan ergonomi seperti lamanya waktu kerja duduk dan berdiri pengulangan gerakan kerja dan lainnya. Cvetko Z. Trajković, dkk, juga menunjukkan sumber-sumber bahaya……unsur Safety Hazard dan Health Hazard. Safety Hazard berkaitan dengan Bahaya mekanik, elektrik, kinetik, dan tekanan. Sedangkan Healh Hazard berkaitan dengan Bahaya Fisika, Kimia, Biologi, Psikologi dan Ergonomi. Semua aktivitas……risiko kebakaran. Setelah mengidentifikasi bahaya kebakaran, yang paling berbahaya harus ditangani terlebih dahulu sebelum yang kurang destruktif. Selain membuat anggota staf baik informasi tentang rute melarikan diri dan kebakaran perangkat…Sebuah poster kesehatan dan keselamatan kerja k3 adalah sebuah poster yang menjelaskan aturan atau memberikan saran yang dirancang untuk membuat orang keluar dari bahaya di tempat kerja seperti kantor, pabrik,……saat berada di wilayah pertambangan. Mendapatkan informasi terbaru tentang kondisi dalam tambang. Lebih memahami potensi bahaya yang mungkin terjadi di dalam wilayah tambang dan memahami bagaimana cara mengatasinya Meminimalisir kemungkinan……mereka gunakan. 4 Untuk mengetahui pemeliharaan daftar semua kecelakaan, bahaya ringan dan bahaya serius. 5 Dalam rangka untuk mencari reaksi perusahaan terhadap, kecelakaan dan pemberian kompensasi. 6 Untuk menemukan penyebab… Risikoakan memberikan ancaman (biaya, kerugian, dll) bagi perusahaan setiap risiko yang terjadi di dalam aktifitas bisnis harus senantiasa diminimalisasi. Limbah industri bakery bakery waste (limbah industri roti) adalah limbah proses pembuatan roti atau kue termasuk roti atau kue yang tidak terjual. Sebutkan Kemungkinan Bahaya Yang Akan Terjadi Di Pabrik Pembuatan Roti - Blog Dr Cahaya Nikmah Bakery merupakan salah satu produsen roti di Samarinda. Dalam kegiatan produksinya CN Bakery tidak terlepas dari kendala atau risiko yang terjadi. Dalam menanggulangi hal tersebut maka diperlukan manajemen risiko untuk membantu mengidentifikasi dan mengelola risiko. Metode yang digunakan merupakan kombinasi antara metode Analytic Network Process ANP dan Weighted Failure Mode and Effect Analysis WFMEA. Berdasarkan hasil identifikasi risiko, didapatkan 20 kejadian risiko yang berasal dari 5 faktor risiko yaitu 5 risiko dari penyediaan bahan baku, 6 risiko dari produksi, 3 risiko dari pengemasan, 3 risiko dari pengiriman, dan 3 risiko dari pengembalian. Berdasarkan pengolahan data menggunakan ANP, didapatkan bobot yaitu faktor penyediaan bahan baku sebesar 0,26817, faktor pengiriman sebesar 0,26665, faktor produksi sebesar 0,21705, faktor pengemasan 0,20023 dan faktor pengembalian sebesar 0,0479. Kemudian, berdasarkan pengolahan data menggunakan WFMEA didapatkan nilai WRPN tertinggi yaitu pada faktor risiko penyediaan bahan baku dan faktor risiko produksi sehingga perlu dimitigasi. Kemudian, didapatkan strategi mitigasi yaitu pengawasan kualitas bahan baku, perbaikan teknik penyimpanan, penambahan alat pendeteksi dan pengontrol suhu dan kelembaban pada ruangan, menjaga kualitas produk, menjalin kemitraan, pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia, melakukan pemeliharaan mesin secara berkala, penggunaan mesin pengganti pembangkit listrik, dan melakukan penyediaan spare part mesin. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free MATRIK Jurnal Manajemen & Teknik Industri – Produksi p-ISSN 1693-5128, e-ISSN 2621-8933 Volume XXI, Maret 2021, Halaman 111-126 doi 111 Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution International License Industrial Engineering Department University of Muhammadiyah Gresik, East Java, Indonesia INFO ARTIKEL Jejak Artikel Upload artikel 15 Juni 2020 Revisi dari reviewer 22 Februari 2021 Publish 30 Maret 2021 Kata Kunci Manajemen Risiko, Analytic Network Process, Weighted Failure Mode and Effect Analysis, Weighted Risk Priority Number Cahaya Nikmah Bakery merupakan salah satu produsen roti di Samarinda. Dalam kegiatan produksinya CN Bakery tidak terlepas dari kendala atau risiko yang terjadi. Dalam menanggulangi hal tersebut maka diperlukan manajemen risiko untuk membantu mengidentifikasi dan mengelola risiko. Metode yang digunakan merupakan kombinasi antara metode Analytic Network Process ANP dan Weighted Failure Mode and Effect Analysis WFMEA. Berdasarkan hasil identifikasi risiko, didapatkan 20 kejadian risiko yang berasal dari 5 faktor risiko yaitu 5 risiko dari penyediaan bahan baku, 6 risiko dari produksi, 3 risiko dari pengemasan, 3 risiko dari pengiriman, dan 3 risiko dari pengembalian. Berdasarkan pengolahan data menggunakan ANP, didapatkan bobot yaitu faktor penyediaan bahan baku sebesar 0,26817, faktor pengiriman sebesar 0,26665, faktor produksi sebesar 0,21705, faktor pengemasan 0,20023 dan faktor pengembalian sebesar 0,0479. Kemudian, berdasarkan pengolahan data menggunakan WFMEA didapatkan nilai WRPN tertinggi yaitu pada faktor risiko penyediaan bahan baku dan faktor risiko produksi sehingga perlu dimitigasi. Kemudian, didapatkan strategi mitigasi yaitu pengawasan kualitas bahan baku, perbaikan teknik penyimpanan, penambahan alat pendeteksi dan pengontrol suhu dan kelembaban pada ruangan, menjaga kualitas produk, menjalin kemitraan, pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia, melakukan pemeliharaan mesin secara berkala, penggunaan mesin pengganti pembangkit listrik, dan melakukan penyediaan spare part MATRIK Jurnal Manajemen dan Teknik Industri-ProduksiJournal homepage Analisis Strategi Mitigasi Risiko Pada Usaha Pembuatan Roti Annisa Fitri Koespratiwi1*, Deasy Kartika Rahayu2, H. Dharma Widada3 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Mulawarman Jl. Sambaliung Kampus Gunung Kelua, Samarinda 75119, Kalimantan Timur, Indonesia annisafitr59 deasykartika Koespratiwi et all/MATRIK. Maret 2021, Halaman 111-126 112 Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution International License Industrial Engineering Department University of Muhammadiyah Gresik, East Java, Indonesia 1. Pendahuluan Roti adalah salah satu jenis pangan olahan yang merupakan hasil proses pemanggangan dari adonan yang telah difermentasikan. Roti saat ini dapat dikatakan hampir menggantikan posisi nasi sebagai sumber karbohidrat. Konsumsi roti per tahun terus mengalami peningkatan. Tercatat pada tahun 2014, untuk konsumsi setahun roti tawar sebesar satuan bungkus kecil dan pada tahun 2018 meningkat sebesar Sementara, untuk jenis roti manis/roti lainnya, konsumsi pada tahun 2014 sebesar ons dan mengalami peningkatan pada tahun 2018 sebesar ons Kementerian Pertanian, 2018. CN Bakery atau Cahaya Nikmah Bakery adalah salah satu dari sekian banyak produsen roti di Kota Samarinda. Usaha roti CN Bakery sendiri telah beroperasi sejak tahun 2015 dan berlokasi di Jalan Tani Subur, Kelurahan Tani Aman, Kecamatan Loa Janan Ilir. CN Bakery memproduksi 3000 sampai 4000 roti per hari dan dapat menghabiskan 200 kilogram tepung terigu sebagai bahan dasar pembuatan roti. Dalam produksinya, CN Bakery dibantu oleh total 20 karyawan. Roti yang diproduksi terdiri dari beberapa macam antara lain roti tawar, roti gulung pisang, roti gulung cokelat, roti gulung srikaya, dan roti gulung keju. CN Bakery mendistribusikan produknya tidak hanya untuk daerah Samarinda, melainkan beberapa daerah lainnya seperti Tenggarong, Balikpapan, Melak, Belayan, Sangatta, Wahau, dan Sangkulirang. Proses distribusi ini dilakukan sendiri oleh CN Bakery. CN Bakery juga menerapkan sistem return bagi produk roti yang tidak habis terjual. Dalam kegiatan produksinya CN Bakery tentu tidak terlepas dari kendala atau risiko seperti pada ketersediaan bahan baku yang tidak menentu, hasil produksi roti gosong, terlambatnya pengiriman ke beberapa daerah, dan roti yang tidak habis terjual. Kendala atau risiko perlu dilakukan pengelolaan karena apabila risiko tersebut tidak dikelola dengan baik maka dapat mengakibatkan kerugian bagi perusahaan di kemudian hari. Oleh karena itu diperlukan tindakan manajemen risiko untuk membantu mengidentifikasi dan mengelola risiko. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengelola risiko dengan menggunakan kombinasi antara metode Analytic Network Process ANP dan Weighted Failure Mode and Effect Analysis WFMEA. Tujuan penggunaan metode ANP yaitu dapat menangkap interaksi ketergantungan yang tinggi antar jenis risiko dan faktor risiko yang mempengaruhi dalam meningkatkan manajemen risiko, sehingga dapat ditentukan prioritas risiko dan pilihan alternatif pengendalian risiko yang akurat untuk membuat keputusan yang lebih baik Simanjuntak, 2013 dalam Aini, dkk, 2014. Hasil yang didapatkan dari ANP berupa identifikasi bobot risiko yang paling berpengaruh. Pada tahap selanjutnya untuk mengkalkulasikan bobot dari tiap risiko dan hubungannya dengan mitigasi risiko, digunakan integrasi antara metode ANP dan FMEA. Tahapan ini menggunakan suatu pendekatan baru yaitu Weighted Failure Mode and Effect Analysis WFMEA. Bobot yang didapatkan dari hasil identifikasi risiko melalui ANP digunakan sebagai bobot pengali untuk menghasilkan penilaian Weighted Risk Priority Number WRPN. Hasil dari WRPN menunjukkan keseriusan dari kegagalan potensial[1]. Berdasarkan dari permasalahan diatas, penulis akan meneliti risiko apa saja yang terjadi dan risiko prioritas untuk ditangani dengan kemudian merancang strategi mitigasi pada Cahaya Nikmah Bakery dengan menggunakan Metode Analytic Network Process ANP dan Weighted Failure Mode and Effect Analysis WFMEA. 2. Tinjauan Pustaka Risiko Risiko risk dapat didefinisikan sebagai peluang terjadinya kejadian yang merugikan yang diakibatkan adanya ketidakpastian uncertainty dari apa yang akan dihadapai. Ketidakpastian adalah suatu potensi perubahan yang akan terjadi di masa datang sebagai konsekuensi dari ketidakmampuan untuk mengetahui apa yang akan terjadi, bila suatu aktivitas dilakukan saat ini, menegaskan bahwa sangat penting menempatkan uncertainty ketidakpastian sebagai titik awal dalam manajemen risiko[2]. Manajemen Risiko Manajemen risiko merupakan proses identifikasi, pengukuran dan kontrol keuangan dari risiko yang mengancam asset dan penghasilan dari sebuah perusahaan atau proyek MATRIK Jurnal Manajemen & Teknik Industri – Produksi p-ISSN 1693-5128, e-ISSN 2621-8933 Volume XXI, Maret 2021, Halaman 111-126 doi 113 Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution International License Industrial Engineering Department University of Muhammadiyah Gresik, East Java, Indonesia yang dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian pada perusahaan. Manajemen risiko juga merupakan cara dalam mengorganisasikan suatu risiko yang akan dihadapi, baik sudah diketahui maupun yang belum diketahui atau yang tidak terpikirkan, yaitu dengan memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu. Manajemen risiko juga bisa disebut suatu pendekatan terstruktur dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman. Oleh karena itu, melalui manajemen risiko, kerugian yang ditimbulkan dari ketidakpastian dapat dikurangi, bahkan dihilangkan[3]. Diagram Alir Flowchart Diagram alir flowchart adalah diagram yang menggambarkan urutan instruksi proses dan hubungan satu proses dengan proses lainnya menggunakan simbol-simbol tertentu. Diagram alir digunakan sebagai alat bantu komunikasi dan dokumentasi[4]. Selain itu, flowchart adalah representasi secara simbolik dari suatu algoritma atau prosedur untuk menyelesaikan suatu masalah, dengan menggunakan flowchart akan memudahkan pengguna melakukan pengecekan bagian-bagian yang terlupakan dalam analisis masalah, disamping itu flowchart juga berguna sebagai fasilitas untuk berkomunikasi antara pemrogram yang bekerja dalam tim suatu proyek. Flowchart membantu memahami urutan-urutan logika yang rumit dan panjang[5]. Analytic Network Process ANP Analytic Network Process ANP merupakan teori matematis yang mampu menganalisa pengaruh dengan pendekatan asumsi-asumsi untuk menyelesaikan bentuk permasalahan. ANP sebagai suatu pendekatan alternatif baru untuk studi kualitatif yang dapat mengkombinasikan nilai-nilai intangible dan judgement subjective dengan data-data statistik dan faktor-faktor tangible lainnya. Metode ini digunakan dalam bentuk penyelesaian dengan pertimbangan atas penyesuaian kompleksitas masalah disertai adanya skala prioritas yang menghasilkan pengaruh prioritas terbesar. ANP merupakan generalisasi dari Analytic Hierarchy Process,dengan mempertimbangkan ketergantungan antara unsur-unsur dari hirarki. Banyak masalah keputusan tidak dapat terstruktur secara hirarkis karena mereka melibatkan interaksi dan ketergantungan unsur-unsur tingkat yang lebih tinggi dalam hirarki di elemen level yang lebih rendah[6]. Failure Mode and Effects Analysis FMEA FMEA adalah suatu prosedur terstruktur untuk mengidentifikasi dan mencegah sebanyak mungkin mode kegagalan. FMEA digunakan untuk mengidentifikasi potensi kegagalan, efek yang ditimbulkan pada operasi dari produk dan mengidentifikasi aksi untuk mengatasi masalah tersebut. FMEA merupakan teknik analisis yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengidentifikasi, memprioritaskan, dan mengeleminiasi kegagalan potensial dari sistem, desain, dan proses sebelum sampai ke konsumen. FMEA pada akhirnya akan menghasilkan perhitungan RPN. Ketika semakin tinggi nilai RPN, semakin tinggi kebutuhan untuk mengambil suatu tindakan penanggulangan[7]. Risk Priority Number RPN merupakan hasil perkalian severity S, occurrence O, dan detection D. a. Severity Severity adalah sebuah penilaian pada tingkat keseriusan suatu efek atau akibat dari potensi kegagalan pada suatu komponen yang berpengaruh pada suatu hasil kerja mesin yang dianalisa/diperiksa b. Occurence Occurrence adalah sebuah penilaian dengan tingkatan tertentu yang mengacu pada beberapa frekuensi terjadinya cacat. Nilai frekuensi kegagalan menunjukan keseringan suatu masalah yang terjadi akibat potential cause c. Detection Detection adalah sebuah penilaian yang juga memiliki tingkatan seperti halnya severity dan occurrence. Penilaian tingkat detection sangat penting dalam menemukan potensi penyebab mekanis yang menimbulkan kerusakan serta tindakan perbaikannya Risk Priority Number RPN merupakan hasil perkalian severity S, occurrence O, dan detection D. Perhitungan RPN dapat dilakukan dengan menggunakan rumus persamaan RPN = S × O × D .................................. 1 Koespratiwi et all/MATRIK. Maret 2021, Halaman 111-126 114 Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution International License Industrial Engineering Department University of Muhammadiyah Gresik, East Java, Indonesia 𝑑engan S= keparahan severity, 𝑂= kejadian occurence, dan 𝐷= deteksi detection Weighted Failure Mode and Effects Analysis FMEA Metode ini merupakan pengembangan dari model FMEA. Secara umum metode ini bertujuan memperoleh penilaian yang lebih akurat setelah mengagregasikan hubungan antara faktor risiko yang telah dihitung bobot prioritasnya. Penilaian FMEA secara umum dilakukan dengan menggunakan nomor prioritas risiko/risk priority number RPN. Metode WFMEA menggunakan suatu penilaian berbobot untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat dan berkesinambungan dari tahapan penilaian risiko sebelumnya[1]. Bobot pada masing-masing risiko dapat dihitung dengan menggunakan rumus penghitungan WRPN dengan rumus persamaan WRPNn = Si × Oi × Di × 𝑓𝑊𝑖 = RPNn × 𝑓𝑊𝑖 .................................. 2 𝑑engan 𝑆𝑖 = keparahan severity, 𝑂𝑖= kejadian occurence, 𝐷𝑖= deteksi detection, dan 𝑓𝑊𝑖 = bobot. Nilai output variabel yaitu WRPN digunakan untuk mewakili prioritas pada tindakan koreksi dengan skala 1–250, yang dikategorikan ke dalam lima kelas interval yang digambarkan dalam Tabel 1. Tabel 1. Identifikasi risiko Sumber Aini, dkk 2014 Metodologi Penelitian Pada penelitian ini terdapat beberapa tahapan kegiatan yang dilakukan yaitu tahap persiapan, tahap pengumpulan data, tahap pengolahan data, tahap analisis dan pembahasan serta tahap penutup. Pada tahap persiapan, dilakukan identifikasi masalah. Identifikasi permasalahan dapat dilakukan setelah didapatkan permasalahan yang diteliti, dalam tahap penelitian ini sudah mulai diketahui studi literatur berdasarkan metode yang digunakan. Pada tahap pengumpulan data, data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan kuesioner. Data sekunder diperoleh melalui media perantara atau secara tidak langsung yang berupa buku, catatan, bukti yang telah ada, atau arsip baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan secara umum. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan dua metode. Pada metode pertama yaitu Analytic Network Process ANP digunakan untuk memperoleh bobot dari setiap jenis risiko dan faktor risiko. Metode kedua yaitu Weighted Failure Mode Analysis WFMEA digunakan untuk menentukan prioritas risiko. Pada tahap analisis dan pembahasan, dilakukan analisis risiko yang mungkin terjadi pada seluruh kegiatan baik kegiatan mulai dari penyediaan bahan baku sampai pengembalian. analisis mengenai risiko yang paling prioritas untuk ditangani serta analisis strategi mitigasi yang perlu dilakukan sebagai upaya preventif dan represif. 3. Hasil dan Pembahasan Flowchart Kegiatan Data yang telah diperoleh dari wawancara selanjutnya diubah dalam bentuk flowchart untuk mempermudah proses identifikasi risiko. Penggunaan flowchart yaitu untuk menggambarkan setiap proses yang terjadi pada setiap kegiatan mulai penyediaan bahan baku hingga pengembalian. Flowchart CN Bakery dapat dilihat pada Gambar 1. MATRIK Jurnal Manajemen & Teknik Industri – Produksi p-ISSN 1693-5128, e-ISSN 2621-8933 Volume XXI, Maret 2021, Halaman 111-126 doi 115 Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution International License Industrial Engineering Department University of Muhammadiyah Gresik, East Java, Indonesia Gambar 1. Flowchart kegiatan Gambar 2. Flowchart kegiatan lanjutan Identifikasi Risiko Berdasarkan uraian kegiatan dari setiap proses yang telah dijabarkan dalam bentuk diagram alir flowchart pada tahap sebelumnya, dilakukan identifikasi risiko yang ada pada usaha CN Bakery. Identifikasi risiko tersebut diperoleh dari wawancara dengan pemilik. Hasil identifikasi risiko tersebut dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Identifikasi risiko Kualitas bahan baku kurang baik Perubahan kualitas bahan baku dalam penyimpanan Harga bahan baku fluktuatif Ketidakpastian ketersediaan bahan baku pada pemasok Kesalahan kuantitas bahan baku yang diterima Hasil produksi roti gosong Hasil produksi bentuk roti tidak sesuai Roti kurang mengembang saat proses pengembangan Koespratiwi et all/MATRIK. Maret 2021, Halaman 111-126 116 Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution International License Industrial Engineering Department University of Muhammadiyah Gresik, East Java, Indonesia Tabel 2. Identifikasi risiko lanjutan Pencetakan label kurang baik Kerusakan pada plastik kemasan Kerusakan pada alat bantu pengemasan Keterlambatan pengiriman produk Kerusakan produk dan kemasan pada saat pengiriman Tempat pengiriman sulit dijangkau Berdasarkan Tabel 2 maka dapat diketahui bahwa terdapat 20 kejadian risiko dengan berasal dari 5 faktor risiko yaitu dengan 5 risiko berasal dari kegiatan penyediaan bahan baku, 6 risiko berasal dari kegiatan produksi, 3 risiko berasal dari kegiatan pengemasan, 3 risiko berasal dari kegiatan pengiriman, dan 3 risiko berasal dari kegiatan pengembalian atau return. Penentuan Kriteria dan Subkriteria Pada tahap awal penelitian ini diperlukan kriteria-kriteria yang digunakan untuk mengetahui tingkat kepentingan risiko. Selain kriteria, terdapat sub atau bagian dari kriteria yaitu subkriteria. Pada penelitian ini kriteria dan subkriteria dengan menggunakan faktor risiko dan risiko yang telah diidentifikasi pada tahap sebelumnya. Terdapat 5 kriteria dan 20 subkriteria yang digunakan yang dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Kriteria dan subkriteria Kualitas bahan baku kurang baik Perubahan kualitas bahan baku dalam penyimpanan Harga bahan baku fluktuatif Ketidakpastian ketersediaan bahan baku pada pemasok Kesalahan kuantitas bahan baku yang diterima Hasil produksi roti gosong Hasil produksi bentuk roti tidak sesuai Roti kurang mengembang saat proses pengembangan Tabel 3. Kriteria dan subkriteria lanjutan Pencetakan label kurang baik Kerusakan pada plastik kemasan Kerusakan pada alat bantu pengemasan Keterlambatan pengiriman produk Kerusakan produk dan kemasan pada saat pengiriman Tempat pengiriman sulit dijangkau Hubungan Keterkaitan Antar Kriteria dan Subkriteria Setelah dilakukan penentuan kriteria dan subkriteria sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan prioritas, selanjutnya ditentukan hubungan keterkaitan antar kriteria dan subkriteria dengan melakukan pengisian kuesioner. Responden selaku pemilik usaha melakukan pengisian kuesioner hubungan keterkaitan. Adapun hasil kuesioner penentuan hubungan keterkaitan antar kriteria dan subkriteria dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Jaringan hubungan keterkaitan Perbandingan Berpasangan antar Kriteria dan Subkriteria Berdasarkan hubungan keterkaitan antar kriteria dan subkriteria pada tahap pengumpulan data sebelumnya, maka MATRIK Jurnal Manajemen & Teknik Industri – Produksi p-ISSN 1693-5128, e-ISSN 2621-8933 Volume XXI, Maret 2021, Halaman 111-126 doi 117 Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution International License Industrial Engineering Department University of Muhammadiyah Gresik, East Java, Indonesia selanjutnya dapat dilakukan perbandingan berpasangan. Kriteria-kriteria tersebut dibandingkan secara berpasangan antar kriteria dan subkriteria yang saling berkaitan untuk mendapatkan kriteria atau risiko mana yang memiliki tingkat kepentingan tinggi. Perbandingan dilakukan dengan menggunakan skala perbandingan yang ditampilkan pada Tabel 5. Tabel 5. Nilai perbandingan kriteria Kedua elemen sama pentingnya Elemen yang satu sedikit lebih penting dibanding elemen yang lain Elemen yang satu lebih penting dibanding elemen yang lain Elemen yang satu sangat lebih penting dibanding elemen yang lain Elemen yang satu mutlak lebih penting dibanding elemen yang lain Nilai-nilai kompromi diantara dua nilai yang berdekatan Penilaian Risiko Berdasarkan pada tahap pengumpulan data yang telah dilakukan sebelumnya yaitu identifikasi risiko yang terdapat pada Tabel 1, selanjutnya risiko-risiko yang telah diidentifikasi tersebut kemudian diberikan penilaian terhadap tiga hal yaitu penilaian tingkat keparahan dampak yang dapat terjadi atau severity S, penilaian kemungkinan terjadinya suatu risiko atau occurence O, dan penilian bagaimana pemilik usaha dapat mengatasi risiko tersebut atau detection D. Berdasarkan skala penilaian yang didapatkan dari studi literatur sebelumnya, kemudian akan diperoleh masing-masing nilai S, O dan D yang selanjutnya dilakukan perhitungan nilai RPN dengan cara melakukan perkalian antara setiap komponen S, O dan D. Hasil perolehan penilaian pada kuesioner oleh responden dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Hasil penilaian risiko Kualitas bahan baku kurang baik A1 Perubahan kualitas bahan baku dalam penyimpanan A2 Harga bahan baku fluktuatif A3 Ketidakpastian ketersediaan bahan baku pada pemasok A4 Kesalahan kuantitas bahan baku yang diterima A5 Hasil produksi roti gosong B1 Hasil produksi bentuk roti tidak sesuai B2 Roti kurang mengembang saat proses pengembangan B3 Proses produksi tertunda B4 Pencetakan label kurang baik C1 Kerusakan pada plastik kemasan C2 Kerusakan pada alat bantu pengemasan C3 Koespratiwi et all/MATRIK. Maret 2021, Halaman 111-126 118 Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution International License Industrial Engineering Department University of Muhammadiyah Gresik, East Java, Indonesia Keterlambatan pengiriman produk D1 Kerusakan produk dan kemasan pada saat pengiriman D2 Tempat pengiriman sulit dijangkau D3 Roti tidak habis terjual E1 Pembatalan pemesanan E2 Pesaing supplier roti E3 Matriks limit Matriks limit merupakan hasil matriks akhir yang diperoleh dengan menggunakan Software Super Decisions. Matriks limit digunakan sebagai bobot untuk tiap kriteria maupun subkriteria. Matriks limit akan didapatkan dengan beberapa tahapan yaitu mencari inconsistency ratio, matriks tidak tertimbang unweighted matrix dan matriks tertimbang weighted matrix terlebih dahulu. Pencarian inconsistency ratio digunakan untuk mengetahui penilaian yang telah diberikan dari responden telah konsisten atau tidak. Keputusan yang dapat diandalkan merupakan keputusan yang memiliki konsistensi yang baik. Keputusan dinilai konsisten apabila nilai inconsistency ratio tidak mencapai nilai 0,1. Pada penelitian ini nilai inconsistency ratio pada matriks tidak ada yang mencapai 0,1, hal ini menunjukkan bahwa penilaian yang didapatkan dari responden telah konsisten atau dapat diandalkan. Setelah didapatkan matriks limit untuk tiap risiko kemudian dilakukan penjumlahan limit pada tiap faktor yang akan digunakan sebagai komponen pengali pada tahap selanjutnya. Hasil rekapitulasi matriks limit dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Rekapitulasi matriks limit Faktor Penyediaan Bahan Baku A Kualitas bahan baku kurang baik A1 Perubahan kualitas bahan baku dalam penyimpanan A2 Harga bahan baku fluktuatif A3 Ketidakpastian ketersediaan bahan baku pada pemasok A4 Kesalahan kuantitas bahan baku yang diterima A5 Hasil produksi roti gosong B1 Hasil produksi bentuk roti tidak sesuai B2 Roti kurang mengembang saat proses pengembangan B3 Proses produksi tertunda B4 Pencetakan label kurang baik C1 Kerusakan pada plastik kemasan C2 Kerusakan pada alat bantu pengemasan C3 MATRIK Jurnal Manajemen & Teknik Industri – Produksi p-ISSN 1693-5128, e-ISSN 2621-8933 Volume XXI, Maret 2021, Halaman 111-126 doi 119 Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution International License Industrial Engineering Department University of Muhammadiyah Gresik, East Java, Indonesia Keterlambatan pengiriman produk D1 Kerusakan produk dan kemasan pada saat pengiriman D2 Tempat pengiriman sulit dijangkau D3 Roti tidak habis terjual E1 Pembatalan pemesanan E2 Pesaing supplier roti E3 Sumber Hasil Pengolahan Data 2019 Berdasarkan pada Tabel 6 dapat diketahui bahwa faktor yang memiliki limit atau bobot tertinggi yaitu pada bobot faktor penyediaan bahan baku yaitu sebesar 0,26817, kemudian faktor pengiriman pada peringkat kedua tertinggi yaitu dengan bobot sebesar 0,26665, selanjutnya faktor produksi pada peringkat ketiga dengan bobot sebesar 0,21705, faktor pengemasan pada peringkat keempat dengan bobot sebesar 0,20023 dan faktor pengembalian pada peringkat akhir dengan bobot sebesar 0,0479. Dari nilai limit atau bobot tersebut dapat diketahui bahwa faktor penyediaan bahan baku memiliki tingkat kepentingan atau prioritas yang paling tinggi dibandingkan dengan faktor lainnya. Urutan prioritas faktor risiko dari yang tertinggi yaitu faktor penyediaan bahan baku, kemudian faktor pengiriman, faktor produksi, faktor pengemasan, dan faktor pengembalian. Risk Priority Number RPN Pada tahap pengumpulan data telah dilakukan sebelumnya, didapatkan data penilaian risiko menggunakan kuesioner dari responden. Kemudian, data penilaian tersebut dilakukan kalkulasi untuk setiap risikonya dengan cara mengalikan antara severity S, occurence O, dan detection D yang disebut Risk Priority Number RPN. Perhitungan RPN dilakukan pada setiap risiko dan kemudian dilakukan kalkulasi penjumlahan RPN untuk setiap faktor. Nilai RPN menunjukkan nilai prioritas tertinggi dari faktor risiko. Hasil perhitungan RPN dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Hasil perhitungan Risk Priority Number RPN Kualitas bahan baku kurang baik A1 Perubahan kualitas bahan baku dalam penyimpanan A2 Harga bahan baku fluktuatif A3 Ketidakpastian ketersediaan bahan baku pada pemasok A4 Kesalahan kuantitas bahan baku yang diterima A5 Hasil produksi roti gosong B1 Hasil produksi bentuk roti tidak sesuai B2 Koespratiwi et all/MATRIK. Maret 2021, Halaman 111-126 120 Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution International License Industrial Engineering Department University of Muhammadiyah Gresik, East Java, Indonesia Roti kurang mengembang saat proses pengembangan B3 Proses produksi tertunda B4 Pencetakan label kurang baik C1 Kerusakan pada plastik kemasan C2 Kerusakan pada alat bantu pengemasan C3 Keterlambatan pengiriman produk D1 Kerusakan produk dan kemasan pada saat pengiriman D2 Tempat pengiriman sulit dijangkau D3 Roti tidak habis terjual E1 Pembatalan pemesanan E2 Pesaing supplier roti E3 Sumber Hasil Pengolahan Data 2019 Berdasarkan Tabel 7 diatas dapat diketahui bahwa nilai RPN dari yang tertinggi yaitu dari faktor produksi sebesar 1006, faktor pengembalian sebesar 966, faktor penyediaan bahan baku sebesar 893, faktor pengemasan sebesar 375, dan kemudian faktor pengiriman sebesar 352. Dari hasil perhitungan nilai RPN tertinggi dapat diketahui bahwa faktor risiko tersebut merupakan faktor risiko prioritas untuk ditangani. Urutan faktor risiko berdasarkan tingkat prioritasnya yaitu dari faktor produksi, kemudian faktor pengembalian, kemudian faktor penyediaan bahan baku, kemudian faktor pengemasan dan faktor pengiriman. Weighted Risk Priority Number WRPN Perhitungan Weighted Risk Priority Number WRPN dilakukan dengan mengalikan RPN dengan bobot atau matriks limit yang telah didapatkan sebelumnya dengan menggunakan metode Analytic Network Process ANP. Dari hasil perhitungan WRPN tesebut dapat diketahui faktor risiko tertinggi serta upaya pengendalian yang dilakukan berdasarkan Tabel 1. Hasil perhitungan WRPN dapat dilihat pada Tabel 8. MATRIK Jurnal Manajemen & Teknik Industri – Produksi p-ISSN 1693-5128, e-ISSN 2621-8933 Volume XXI, Maret 2021, Halaman 111-126 doi 121 Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution International License Industrial Engineering Department University of Muhammadiyah Gresik, East Java, Indonesia Tabel 8. Hasil perhitungan Weighted Risk Priority Number WRPN Berdasarkan hasil perhitungan Weighted Risk Priority Number WRPN pada Tabel 8 diatas dapat diketahui bahwa faktor risiko penyediaan bahan baku memiliki nilai WRPN sebesar 240,1724 dan faktor risiko produksi memiliki nilai WRPN sebesar 218,5233. Dari perolehan nilai tersebut, kedua faktor risiko tersebut diperlukan tindakan pengendalian berupa mitigasi. Sementara, untuk faktor risiko pengemasan dengan nilai WRPN sebesar 74,44875, faktor risiko pengiriman dengan nilai WRPN sebesar 94,02524 dan faktor risiko pengembalian dengan nilai WRPN sebesar 46,54188 yaitu dilakukan tindakan pengendalian berupa menerima. Alternatif Strategi Mitigasi Pada tahap sebelumnya telah diketahui bahwa faktor risiko yang perlu untuk dimitigasi yaitu faktor risiko penyediaan bahan baku dan faktor risiko produksi. Mitigasi risiko dilakukan dengan menyusun strategi untuk mengurangi dampak yang diakibatkan. Untuk menyusun strategi mitigasi, faktor risiko yang terpilih tersebut dilakukan breakdown untuk mengetahui potential effect of failure, potential cause of failure, dan detection atau current control dari setiap risiko. Dari hasil breakdown dari setiap risiko tersebut dilakukan penentuan alternatif strategi mitigasi risiko. Penentuan strategi mitigasi dilakukan sebagai upaya preventif maupun represif dari setiap faktor risiko dengan mengacu pada setiap risiko yang telah diidentifikasi sebelumnya. alternatif strategi mitigasi risiko tidak bersifat mutually exclusive yang memungkinkan saling berkolerasi. Dalam satu alternatif dapat menyelesaikan tidak hanya satu risiko. Kemudian, didapatkan 9 alternatif strategi mitigasi. Pertama, pengawasan kualitas bahan baku yang berdasarkan pertimbangan dari 5 uraian potential cause dan 6 uraian failure mode. Kedua, perbaikan teknik penyimpanan yang berdasarkan dari 1 uraian potential cause dan 1 uraian failure mode. Ketiga, penambahan alat pendeteksi dan pengontrol suhu dan kelembaban pada ruangan yang berdasarkan dari 2 uraian potential cause dan 3 uraian failure mode. Keempat, yang berdasarkan dari 2 uraian potential cause dan 1 uraian failure mode. Kelima, yang berdasarkan dari 2 uraian potential cause dan 1 uraian failure mode. Keenam, yang berdasarkan dari 2 uraian potential cause dan 2 uraian failure mode. Ketujuh, yang berdasarkan dari 3 uraian potential cause dan 2 uraian failure mode. Kedelapan, yang berdasarkan dari 1 uraian potential cause dan 1 uraian failure mode. Dan kesembilan, yang berdasarkan dari 1 uraian potential cause dan 1 uraian failure mode 1. Adapun penjabaran alternatif strategi mitigasi risiko yang telah ditentukan dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Alternatif strategi mitigasi Alternatif Mitigasi Risiko Pengawasan kualitas bahan baku − Kondisi kemasan bahan baku kurang baik − Kurangnya standar kualitas pada supplier − Kurangnya pengawasan kualitas bahan baku − Kualitas bahan baku kurang baik − Kesalahan kuantitas bahan baku yang diterima − Hasil produksi roti gosong − Hasil produksi bentuk roti tidak sesuai Koespratiwi et all/MATRIK. Maret 2021, Halaman 111-126 122 Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution International License Industrial Engineering Department University of Muhammadiyah Gresik, East Java, Indonesia − Kurangnya melakukan pengecekan kuantitas produk saat pembelian/tiba − Kualitas bahan baku kurang baik − Roti kurang mengembang saat proses pengembangan − Proses produksi tertunda Perbaikan teknik penyimpanan − Teknik penyimpanan kurang baik − Perubahan kualitas bahan baku dalam penyimpanan Penambahan alat pendeteksi dan pengontrol suhu dan kelembaban pada ruangan − Ruang penyimpanan tidak memiliki alat pendeteksi dan pengontrol suhu dan kelembaban Cuaca yang tidak menentu seperti hujan mengakibatkan suhu dan kelembaban meningkat − Perubahan kualitas bahan baku dalam penyimpanan − Roti kurang mengembang saat proses pengembangan − Proses produksi tertunda − Tingginya permintaan − Kenaikan kurs mata asing − Harga bahan baku fluktuatif − Tingginya permintaan pada supplier − Kurangnya ikatan kerjasama dengan supplier − Ketidakpastian ketersediaan bahan baku pada pemasok Pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia − Kesalahan pada SDM yaitu terlambat mematikan oven − Kesalahan pada SDM dalam memberikan takaran yang tidak sesuai − Hasil produksi roti gosong − Hasil produksi bentuk roti tidak sesuai Melakukan pemeliharaan mesin secara berkala − Kerusakan pada alat transportasi − Tidak melakukan pengecekan berkala − Tidak melakukan perawatan mesin − Proses produksi tertunda − Kegagalan mesin Penggunaan mesin pengganti pembangkit listrik − Tidak ada peringatan/pemberitahuan pemadaman listrik Melakukan penyediaan spare part suku cadang mesin − Penggunaan mesin secara terus menerus Pada sebelumnya telah dilakukan penelitian oleh W N Tanjung, S A Atikah, S Hidayat, E Ripmiatin, S S Asti dan R S Khodijah, tahun 2019, dengan judul “Risk Management Analysis Using FMECA and ANP Methods in the Supply Chain of Wooden Toy Industry”. Hasil dari penelitian ini yaitu berdasarkan analisis risiko dalam rantai pasokan industri mainan kayu, dapat disimpulkan bahwa ada 6 faktor risiko dan 25 variabel risiko dalam rantai pasokan industri mainan kayu. Keenam faktor risiko tersebut adalah permintaan, lingkungan, keuangan, informasi, risiko operasional, dan pasokan. Risiko paling kritis dari 15 variabel risiko adalah risiko biaya/harga. Untuk risiko kritis tersebut, dikembangkan dan dikaji strategi yang direkomendasikan untuk meminimalkan risiko biaya/harga yaitu melakukan praktik akuntansi strategis dan perencanaan keuangan. Persamaan yang dimiliki antara penelitian terdahulu dan penelitian ini yaitu sama-sama menggunakan metode yang sama, namun pada penelitian ini mengintegrasikan “critical” pada metode FMEA, dimana lebih sesuai untuk diimplementasikan untuk rantai pasok. Selain itu, perbedaan antara penelitian ini yaitu pada MATRIK Jurnal Manajemen & Teknik Industri – Produksi p-ISSN 1693-5128, e-ISSN 2621-8933 Volume XXI, Maret 2021, Halaman 111-126 doi 123 Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution International License Industrial Engineering Department University of Muhammadiyah Gresik, East Java, Indonesia tema penelitian dan objek yang diteliti. Pada jurnal ini meneliti mengenai risiko rantai pasok dan pada objek mainan kayu. 4. Kesimpulan dan Saran Dari hasil identifikasi risiko, didapatkan 20 kejadian risiko dengan berasal dari 5 faktor risiko yaitu dengan 5 risiko berasal dari kegiatan penyediaan bahan baku, 6 risiko berasal dari kegiatan produksi, 3 risiko berasal dari kegiatan pengemasan, 3 risiko berasal dari kegiatan pengiriman, dan 3 risiko berasal dari kegiatan pengembalian atau return. Pada faktor risiko penyediaan bahan baku terdapat risiko yaitu kualitas bahan baku kurang baik, perubahan kualitas bahan baku dalam penyimpanan, harga bahan baku fluktuatif, ketidakpastian ketersediaan bahan baku pada pemasok, dan kesalahan kuantitas bahan baku yang diterima. Pada faktor risiko produksi terdapat risiko yaitu hasil produksi roti gosong, hasil produksi bentuk roti tidak sesuai, roti kurang mengembang saat proses pengembangan, tertundanya proses produksi, pemadaman listrik, dan kegagalan mesin. Pada faktor risiko pengemasan terdapat risiko yaitu pencetakan label kurang baik, kerusakan pada plastik kemasan, dan kerusakan pada alat bantu pengemasan. Pada faktor risiko pengiriman terdapat risiko yaitu keterlambatan pengiriman produk, kerusakan produk dan kemasan pada saat pengiriman, dan tempat pengiriman sulit dijangkau. Sedangkan, pada faktor risiko pengembalian terdapat risiko yaitu roti tidak habis terjual, pembatalan pemesanan, dan pesaing supplier roti . Dari hasil pengolahan data dengan metode ANP dan WFMEA, didapatkan faktor risiko yang memiliki tingkat prioritas tinggi untuk ditangani yaitu faktor risiko penyediaan bahan baku dan faktor risiko produksi. Hasil nilai WRPN dari faktor risiko penyediaan bahan baku didapatkan sebesar 240,1724 dan faktor risiko produksi didapatkan sebesar 218,5233. Berdasarkan hasil penilaian WRPN yang didapatkan, maka kedua faktor risiko tersebut termasuk kategori risiko yang perlu untuk dimitigasi. Faktor risiko yang perlu untuk dimitigasi dan literatur sebagai penunjang, maka dapat dirancang strategi mitigasinya yaitu antara lain pengawasan kualitas bahan baku, perbaikan teknik penyimpanan, penambahan alat pendeteksi dan pengontrol suhu dan kelembaban pada ruangan, enjaga kualitas produk, menjalin kemitraan, melakukan pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia, melakukan pemeliharaan mesin secara berkala, penggunaan mesin pengganti pembangkit listrik, dan melakukan penyediaan spare part suku cadang mesin. Saran yang dapat dijadikan sebagai perbaikan dan rekomendasi untuk pihak Cahaya Nikmah yaitu perlu dibuatnya Standar Operasional Prosedur SOP mengenai keseluruhan proses kegiatan di Cahaya Nikmah Bakery serta dapat dibuatnya data hasil penjualan dapat dibuat secara lebih terstruktur dan tertata seperti menggunakan Microsoft Excel untuk memudahkan pemilik untuk mengetahui hasil penjualan. Dan saran untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan HOR House Of Risk 2 dalam memilih prioritas strategi mitigasi karena metode ini dinilai dapat memperhitungkan strategi yang dianggap efektif . 5. Daftar Pustaka [1] A. Aini, Harumi; Syamsun, Muhammad; Setiawan, “Risiko Rantai Pasok Kakao Di Indonesia Dengan Metode Analytic Network Process Dan Failure Mode Effect Analysis Terintegrasi,” J. Manaj. Agribisnis, vol. 11, no. 3, pp. 209–219, 2015. [2] I. G. Agung, I. Mas, W. S. Kristinayanti, I. G. Made, and O. Aryawan, “Manajemen Risiko Proyek Pembangunan Underpass Gatot Subroto Denpasar,” J. akuntansi, Ekon. dan Manaj. bisnis, vol. 4, no. 1, pp. 1–6, 2016. [3] S. Mulyawan, Manajemen Risiko. Bandung CV Pustaka Setia, 2015. [4] Yulanita cahya Chrystanti and I. ulli Wardati, “Sistem Pengolahan Data Simpan Pinjam khusus Perempuan SPP Pada Unit Pengelola Kegiatan UPK Mitra Usaha Mandiri Program Nasional Pemberdayan Masyarakat Mandiri Perdesaan PNPM-MPd Kecamatan Pringkuku Kabupaten Pacitan,” Joural Speed-Sentra Penelit. Eng. dan Edukasi, vol. 3, no. 1, p. 55, 2011. Koespratiwi et all/MATRIK. Maret 2021, Halaman 111-126 124 Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution International License Industrial Engineering Department University of Muhammadiyah Gresik, East Java, Indonesia [5] S. Santoso and R. Nurmalina, “Perencanaan dan Pengembangan Aplikasi Absensi Mahasiswa Menggunakan Smart Card Guna Pengembangan Kampus Cerdas Studi Kasus Politeknik Negeri Tanah Laut,” J. Integr., vol. 9, no. 1, pp. 84–91, 2017. [6] W. A. Syafei, K. Kusnadi, and B. Surarso, “Penentuan Prioritas Perbaikan Jalan Berbasis Metode Analytic Network Process Sebagai Komponen Menuju Kota Cerdas,” J. Sist. Inf. Bisnis, vol. 6, no. 2, p. 105, 2016. [7] K. R. Ririh, A. S. Sundari, and P. Wulandari, “Analisis Risiko Pada Area Finishing Menggunakan Metode Failure Mode Effect And Analysis FMEA Di PT. Indokarlo Perkasa,” SEMRESTEK 2018 Proc., vol. 1, no. 1, pp. 631–640, 2018. [8] E. Amrina and N. Fajrah, “Analisis Ketidaksesuaian Produk Air Minum Dalam Kemasan di PT Amanah Insanillahia,” Optimasi Sist. Ind., vol. 14, no. 1, 2015. [9] F. Basyaib, Manajemen Risiko. Jakarta Grasindo, 2007. [10] I. Fahmi, Manajemen Risiko Teori, Kasus dan Solusi. Bandung Alfabeta, 2013. [11] S. Hartawan, “Perancangan Manajemen Risiko Di Sebuah Perusahaan Furniture,” J. Titra, vol. 4, no. 2, pp. 29–36, 2016. [12] S. M. Hutajulu and Supriyanto, “Tinjauan Pelaksanaan Pelatihan dan Pengembangan Karyawan pada PT. Inalum Kabupaten Batubara,” J. Bisnis Adm., vol. 2, no. 2, pp. 30–39, 2013. [13] J. Prasetyo Irawan, I. Santoso, and S. Asmaul Mustaniroh, “Model Analysis and Mitigation Strategy of Risk in Tempe Chips Production,” Ind. J. Teknol. dan Manaj. Agroindustri, vol. 6, no. 2, pp. 88–96, 2017. [14] D. Komarasakti, “Analisis Biaya Pemeliharaan Mesin Terhadap Kualitas Produksi Pada Pt. X,” J. Comput. Bisnis, vol. 2, no. 1, pp. 52–59, 2008. [15] N. Kuswardhani and N. F. Yulian, “Supply chain risk potential of smallholder Robusta coffee farmers in Argopuro mountain area,” IOP Conf. Ser. Earth Environ. Sci., vol. 250, no. 1, 2019. [16] H. P. Pasaribu, “Metode Failure Mode and Effect Analysis Fmea Dan Fault Tree Analysis Fta Untuk Mengidentifikasi Potensi Dan Penyebab Kecelakaan Kerja Pada Proyek Gedung,” 2017. [17] H. Pertiwi, “Implementasi Manajemen Risiko Berdasarkan PMBOK Untuk Mencegah Keterlambatan Proyek Area Jawa Timur Studi Kasus PT. Telkom,” J. Stud. Manaj. dan Bisnis, vol. 4, no. 2, pp. 96–108, 2017. [18] E. A. Purba, “Analisis Penerapan Strategi Kemitraan Terhadap Kinerja Perusahaan Biro Teknik Listrik Studi Empiris pada Hubungan PT. PLN Persero Distribusi Jateng-DIY Area Pelayanan dan Jaringan Semarang dengan Perusahaan Biro Teknik Listrik BTL Di Wilayah Kerja AP,” J. Bisnis Strateg., vol. 18, no. 2, pp. 54–60, 2009. [19] P. EDY, “Pengaruh Quality Control Terhadap Tingkat Kerusakan Produk Pada Pt Filma Utama Soap Surabaya,” J. Penelit. Ilmu-Ilmu Sos., vol. 6, no. 2, pp. 116–121, 2006. [20] E. S. Rahayu, K. Usaha, S. Upaya, M. Daya, S. Ukm, and U. Kecil, “Kemitraan Usaha Sebagai Upaya Meningkatkan Daya Saing UKM Usaha Kecil Menengah,” EconoSAins, vol. VIII, pp. 123–130, 2010. [21] T. Rahmania, A. R. Matondang, and N. Matondang, “Perbaikan Sistem Perawatan Mesin Pada Pt Xyz,” J. Sist. Tek. Ind., vol. 18, no. 2, pp. 47–50, 2018. [22] D. P. Sari, K. F. Marpaung, T. Calvin, and N. U. Handayani, “Analisis Penyebab Cacat Menggunakan Metode FMEA dan FTA Pada Departemen Final Sanding PT Ebako Nusantara,” Pros. SNST, no. ISBN 978-602-99334-9-9, pp. 125–130, 2018. [23] R. A. Sari, R. Yuniarti, and D. P. A, “Analisa Manajemen Risiko Pada Industri Kecil Rotan Di Kota Malang,” vol. 2, no. 2, pp. 40–47, 2017. [24] H. Siahaan, Manajemen Risiko Konsep, Kasus dan Implementasi. Jakarta PT. Alex Media Komputindo, 2007. MATRIK Jurnal Manajemen & Teknik Industri – Produksi p-ISSN 1693-5128, e-ISSN 2621-8933 Volume XXI, Maret 2021, Halaman 111-126 doi 125 Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution International License Industrial Engineering Department University of Muhammadiyah Gresik, East Java, Indonesia [25] S. Sulaefi, “Pengaruh Pelatihan Dan Pengembangan Terhadap Disiplin Kerja Dan Kinerja Karyawan,” J. Manaj. Dan Kewirausahaan, vol. 5, no. 1, 2017. [26] W. N. Tanjung, S. A. Atikah, S. Hidayat, E. Ripmiatin, S. S. Asti, and R. S. Khodijah, “Risk Management Analysis Using FMECA and ANP Methods in the Supply Chain of Wooden Toy Industry,” IOP Conf. Ser. Mater. Sci. Eng., vol. 528, no. 1, 2019. [27] P. Tarigan, E. Ginting, and I. Siregar, “Perawatan Mesin Secara Preventive Maintenance Dengan Modularity Design Pada Pt. Rxz,” J. Tek. Ind. USU, vol. 3, no. 3, pp. 35–39, 2013. [28] A. Yohanes, “Analytic Network Process ANP,” Din. Tek., vol. 8, no. 2, pp. 1–10, 2014. Koespratiwi et all/MATRIK. Maret 2021, Halaman 111-126 126 Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution International License Industrial Engineering Department University of Muhammadiyah Gresik, East Java, Indonesia Halaman ini sengaja dikosongkan Joy Prasasti Madiah Rahmadani Vinsensius Widdy Tri PrasetyoChatarina Dian IndrawatiAmelia Bakery merupakan industri rumah tangga yang memproduksi aneka cake dan roti. Amelia Bakery menjalankan usahanya dengan sistem make to order. Dalam penelitian ini dilakukan pembuatan produk baru sebagai alternatif dalam upaya pengembangan usaha Amelia Bakery. Peneliti melakukan uji coba penjualan produk varian baru selama tiga hari guna mengetahui peluang dan minat beli konsumen terhadap produk. Setelah dilakukan uji coba kemudian dilakukan evaluasi dan disimpulkan bahwa konsentrasi tape ketan dalam adoanan kue terlalu tinggi sehingga menyebabkan kue bantat. Selanjutnya dilkukan uji coba pembuatan tiga komposisi dengan mengurangi konsentrasi tape ketan pada adoanan kue. Komposisi A mengandung 9% tape ketan, komposisi B mengandung 6% tape ketan, dan komposisi C mengandung 3% tape ketan. Peneliti melakukan uji coba pembuatan produk dengan menggunakan komposisi A, B dan C kemudian diberikan kepada 30 responden serta pengambilan kuesioner. Dari hasil kuesioner menyatakan bahwa produk varian baru dengan komposisi adalah yang paling diminati oleh PertiwiPeningkatan jumlah pengguna mendorong percaturan bisnis telekomunikasi berkembang menjadi lebih baik, hal ini mengakibatkan persaingan di bidang tersebut semakin ketat. PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk sedang melakukan proyek pembaruan infrastrukturnya. Pada tahun 2015, terjadi peningkatan jumlah proyek secara signifikan yang dikelola oleh Telkom Jawa Timur yaitu mencapai angka 105 proyek dan belum menerapkan manajemen latar belakang tersebut digunakan pendekatan manajemen risiko proyek dengan standar Project Management Body of Knowledge PMBOK yang diterbitkan tahun 1983 oleh Project Management Institute PMI. Adapun tools untuk mengukur risiko digunakan metode Failure Modes and Effects Analysis FMEA.Risiko yang menjadi prioritas dari hasil penelitian yaitu risiko keterbatasan kualifikasi tenaga kerja Mitra, adanya new item dalam pekerjaan yang belum terdapat dalam List of Materials, keterlambatan pengurusan perijinan/ sitac/ PLN/ pihak ketiga, kesalahan perhitungan nilai realisasi proyek, keterbatasan jumlah tenaga kerja Mitra, perbaikan pekerjaan yang sudah selesai rework, kurangnya komunikasi dan koordinasi, keterlambatan pemesanan material ke is a factor that has a potential to occur in every part of an industry, including its supply chain. Every industry must consider and manage its supply chain risks in order to minimize losses while improving performance. In this study, a supply chain risk management SCRM approach was conducted in the supply chain of wooden toy industry as a way to minimize the impact of risk. In this case, SCRM method is done by identifying risks, assessing risks using the failure mode effect criticality analysis FMECA method to determine the risk priorities that must be mitigated, and establish strategies to mitigate the risk with analytical network process ANP method. Thus, the risk priority in the wooden toy industry’s supply chain is the cost/price risk with the highest WRPN value of 33,379. In order to mitigate the cost/price risk, conducting strategic accounting practices and financial planning are recommended to be considered as its Kuswardhani Nia YulianThe supply of coffee can be varied depending on several factors such as low productivity, low quality and behind the control of producers weather, disease. Due to inelastic demand and supply, any change in supply can cause fluctuation in market price. However, coffee farmers face several problems including the various risk involved in the coffee supply chain. The aim of this research was to identify various risks involved in the coffee supply chain and to analyze and evaluate the supply chain actors' members with the highest risk in the coffee supply chain management. The study was conducted in small enterprise of robust coffee in Argopuro mountain area Jember District, East Java. Analytical Network Process ANP and Weighted Failure Mode Effect Analysis WFMEA method was used to determine and analyze the highest risk in the coffee supply chain. The results showed that there were six risks identified in the supply chain, such as the quality of Robusta coffee production, prices, supply, environment and transport. The priority of the members of the value chain in the coffee supply chain risk management were the farmer with the greatest priority was quality risk WRNP qualitative interviews to understand the mindset of family business leaders in succession, this Supply Chain Management is important in industry. Vendor is the key component in the supply chain flow. A company abbreviated as UTPE is one of the biggest manufacturing companies in Indonesia that produces heavy equipment. The main materials are plates and spare parts that have been supplied by eight vendors. The current system of vendor selection is based on tardiness of delivery time, but every vendor has different frequency of delivery so that it cannot be compared. Therefore, the appropriate criteria and sub criteria are required to create a new system of vendor selection. The criteria and sub criteria are determined based on the previous research and interview with an expert in the company. There are 5 criteria and 17 sub criteria that are approriate for vendor selection. ANP is the development of Analytical Heuristic Process AHP by considering dependency between elements of hierarchy. By using ANP, the interdependency between criteria, sub criteria and their weight can be defined. Data collection is done by using observation, interview and questionnaire. Sub criteria long term relationship has the highest weight and vendor abbreviated as GH is the best vendor with score of 5. Elita AmrinaNofriani FajrahNowadays, the development of industry is increasing very rapidly. It can be known as the high competition between companies. Not only large and international scaled companies, small and medium-sized companies are also face the same challenges in the global competition. Therefore, the companies need to conduct a quality control to maintain the quality of products produced and to achiece the conformance to specifications of product that has standardized by the company policies in order to improve the customer satisfaction. PT Amanah Insanillahia is a company involved in the bottled water industry. Based on the preliminary study, it shown the quality control only conducted to check the number of defective products produced without further evaluation and analysis. Therefore, there is a need to analyze the data of defective products produced and evaluate the results. The purpose of this study is to analyze the nonconformity product of the bottled water 600 ml brand PRIM-A. The p-chart is used in this research to analyze the number of defective products. Then, the fishbone diagram is used to analyze the causes of defective products. The results show that there is no data out of the control limits and mostly the data near in the central line of the p-chart. Using the fishbone diagram, it concluded that factors of man, machines, materials, methods, and environment are the causes of nonconformity products of the bottled water 600 ml brand PRIM-A. It is hoped this study will beneficial for the company to improve the product quality as well as to increase the customer satisfaction. Key WordsBottled water, nonconformity, p-chart, quality, fishbone diagram Abstrak Dewasa ini perkembangan dunia industri bergerak sangat pesat. Hal ini dapat diketahui berdasarkan persaingan antar perusahaan yang semakin meningkat dan lebih ketat. Tidak hanya perusahaan berskala besar dan internasional, namun perusahaan kecil dan menengah juga mengalami persaingan global. Oleh karena itu perusahaan perlu melakukan pengendalian kualitas untuk mempertahankan kualitas dari produk yang dihasilkan, agar sesuai dengan spesifikasi produk yang telah ditetapkan berdasarkan kebijakan perusahaan sehingga akan menciptakan kepuasan konsumen. PT Amanah Insanillahia merupakan perusahaan yang bergerak di industri Air Minum Dalam Kemasan AMDK. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan diketahui bahwa pengendalian kualitas hanya dilakukan dalam batas pengecekan jumlah produk cacat yang dihasilkan tanpa dievaluasi maupun dianalisis lebih lanjut. Oleh karena itu perlu untuk menganalisis data produk cacat yang dihasilkan dan mengevaluasi hasilnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis ketidaksesuaian produk air minum kemasan botol 600 ml merek PRIM-A. Peta p digunakan dalam penelitian ini untuk menganalisis jumlah produk yang cacat. Kemudian diagram fishbone digunakan untuk menganalisis penyebab ketidaksesuaian produk. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat data yang keluar batas kontrol dan sebagian besar produk berada didekat garis tengah dari Peta kendali p. Dari diagram fishbone didapatkan bahwa faktor manusia, mesin, bahan baku, metode, dan lingkungan merupakan penyebab ketidaksesuaian produk air minum kemasan botol 600 ml merek PRIM-A. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan untuk meningkatkan kualitas produk dan kepuasan konsumen. Kata Kunci Air minum dalam kemasan, ketidaksesuian, peta p, kualitas, diagramfishboneTiara RahmaniaAbdul Rahim MatondangNazaruddin MatondangPT XYZ merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri pakan ternak. Proses produksi pada perusahaan ini sering mengalami kendala seperti adanya kerusakan mesin. Hal ini mengakibatkan terjadinya downtime dengan rata-rata per bulan yang terjadi tahun 2014 sampai Oktober 2015 sebesar 11,21% atau 43,05 jam. Perbaikan sistem perawatan mesin dapat dilakukan untuk mengurangi downtime tersebut. Sistem perawatan maintenance yang berjalan pada perusahaan ini menerapkan metode corrective maintenance dan preventive maintenance. Sistem perawatan usulan yang diberikan yaitu jadwal penggantian spare part berdasarkan perhitungan Total Minimum Downtime. Interval penggantian yang diusulkan untuk komponen kritis Hammer Mill yaitu Beater PCD 80mm 5x50x150xØ17mm 288 jam, Screen 695x1120x3DxØ3mm 320 jam, Screen 695x1120x3DxØ8mm 416 jam dan Hammer Bolt 700-2D 480 jam. Selain itu, untuk mendukung sistem perawatan yang diusulkan maka diperlukan persediaan spare part yang optimal. Dengan menerapkan sistem perawatan usulan terjadi penurunan downtime pada perusahaan yang cukup signifikan sebesar 29,97% dan peningkatan nilai keandalan sebesar 37,05%.Smart city become a demand for people to live in more comfort and easier. Knowledge is needed in every decision support system in smart city. This paper presents a research in determining the priority order of road handling based on level of service by using Analytic Network Process which is implemented into decision support systems as a component toward smart city. Variables used refers to the Highway Capacity Manual Indonesia based on the volume of traffic and the road characteristic data. Analytic Network Process is used because of its advantages in conducting multi-criteria assessment on the basis of the subjective judgment of decision makers and can combine quantitative and qualitative data. From the results of the validation test between the system output and outcome data field issued by Dishubinkom Cirebon, the accuracy of the test results of 10 streets in the city of Cirebon with validation test Spearman Rank correlation is equal to The results showed Analytic Network Process can be implemented and an appropriate solution indetermining the road handling priority.

Dalamproses penyusunan strategi misalnya, perusahaan menggunakan metode sensitivitas untuk melihat sejauh mana pengaruh perubahan suatu variabel yang mengandung risiko pada expektasi kinerja perusahaan. (dampak dan kemungkinan) akan menentukan tingkat risiko yang dihadapi, apakah risiko tersebut termasuk ke dalam kategori risiko rendah

0% found this document useful 1 vote2K views17 pagesCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 1 vote2K views17 pagesIdentifikasi Bahaya Di Pabrik Roti Kurnia MandiriJump to Page You are on page 1of 17 You're Reading a Free Preview Pages 7 to 15 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
Praktekpelecehan atau bullying di lingkungan tempat kerja bisa dibedakan menjadi: Bullying hirarkis: bahwa pelanggaran yang dilakukan oleh atasan langsung Proses identifikasi Bahaya kerja • Bahaya yang timbul di sekitar tempat kerja dariaktifitas yang berkaitan dengan pekerja yang berada di bawah kendali organisasi • Instruktur
Sebutkan Kemungkinan Bahaya Yang Akan Terjadi Di Pabrik Pembuatan Roti. Kita yang sakit dia yang disalahin Memakai sesuatu yang dipakai bapak-bapak Roda tinggi bukan maksud sebenarnya​6 huruf. Kita yang sakit dia yang disalahin Memakai sesuatu yang dipakai bapak-bapak Roda tinggi bukan maksud sebenarnya​6 huruf. Saya mengganti pakaian tidurpiyama dengan seragam sekolah SMK. Apakah boleh baju seragam sekolah putih abu abu dipakai untuk tidur? Saya mengganti pakaian tidurpiyama dengan seragam sekolah SMK. Apakah boleh baju seragam sekolah putih abu abu dipakai untuk tidur? Sebutkan kemungkinan bahaya yang akan terjadi di pabrik pembuatan roti.... Question from RosaAyuWardani Life Enjoy. " Life is not a problem to be solved but a reality to be experienced! ". Dampak Serta Kerugian yang Diakibatkan Pembakaran Hutan – BPBD KOTA BANDA ACEH Tetapi karena adanya pembukaan lahan baru dengan cara membakar hutan, banyak hal ironis yang terjadi khususnya bagi masyarakat Riau sendiri. Bukan hanya kehilangan tempat tinggal, bahkan makhluk hidup yg ada di dalam hutan tersebut dapat mati apabila ia tidak bisa melarikan diri/menyelamatkan diri. hal ini dapat terjadi karena asap polusi dari pembakaran hutan di riau sangat tebal sehingga menghambat masyarakat untuk melakukan transaksi ekonomi. Apabila lapisan ozon robek, suhu di muka bumi pun akan naik, terjadi pemanasan global, dan dapat mencairkan es kutub pula. Sehingga panas akan memantul kembali ke permukaan dan tidak bisa keluar karena terpantul oleh asap yang ada. Kerugian dari kebakaran hutan secara luas di Provinsi Riau telah menyebabkan pemanasan global dan meningkatnya suhu bumi.
sesuaidengan yang diharapkan dari produk yang dihasilkan maka perusahaan perlu menekan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk produksi. (Batubara, 2013). UKM roti Saudara adalah industri keluarga dan rumahan yang bergerak dalam produksi pembuatan roti. Usaha ini didirikan oleh Bapak H. Bedjo Pasetyo, yang berlokasi di BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Makalah ini saya buat untuk memenuhi tugas softskill , pengetahuan tentang dampak perindustrian sebuah pabrik roti terhadap lingkungan sekitar. Dimana sekarang ini sebenarnya sudah lumayan banyak perindustrian roti rumahan ataupun pabrik. Tentu dengan adanya usaha tersebut dapat mengurangi jumlah pengangguran di Lingkungan sekitar pabrik tersebut. Dalam tugas pembuatan makalah ini, kami memilih dampak Pabrik roti terhadap lingkungan sekitar karena dalam pandangan kami, sebuah pabrik roti selain menghasilkan dampak positif terhadap lingkungan, pasti mempunyai dampak negatifnya pula untuk masyarakat. Dimana sebuah perindustrian pasti akan menghasilkan limbah ataupun polusi baik suara ataupun udara. Tujuan Penulisan Sebagai pengetahuan macam-macam dampak positif ataupun positif dari sebuah Perindustrian. Ruang Lingkup Ruang lingkup dari penulisan makalah ini adalah mencakup aspek dampak negatif dan positif suatu perindustrian. BAB II ISI Dampak Industri Terhadap Lingkungan Dampak Positif Pembangunan dan perkembangan industri mengakibatkan terjadi perubahan-perubahan di berbagai aspek sosial ekonomi masyarakat, perubahan tersebut meliputi perubahan mata pencaharian, perubahan jumlah kesempatan, perubahan tingkat pendapatan, dan perubahan jumlah sarana dan prasarana. Perubahan-perubahan tersebut kemudian menimbulkan dampak positif maupun negative. Dampak positif pembangunan industri merupakan kondisi perubahan dalam masyarakat akibat adanya pembangunan industri yang memberikan keuntungan meningkat baik langsung maupun tidak langsung dari kondisi sebelumnya. Penciptaan Peluang Usaha dan Pekerjaan Kehadiran industri membawa pengaruh terhadap mata pencaharian penduduk, dimana sebelum adanya industri sebagian besar masyarakat bermata pencaharian sebagai petani dan sebagian lagi terbagi dalam beberapa mata pencaharian tertentu saja seperti buruh industri batu bara dan sebagainya. Dengan dibangun dan berkembangnya industri masyarakat mempunyai peluang usaha yang lebih luas. Sektor pekerjaan lain yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat adalah usaha berdagang, misalnya masyarakat asli desa membangun warung-warung kecil di rumah yang menyediakan kebutuhan sehari-hari, selain lebih ekonomis juga mudah untuk di jangkau1. Ketersediaan Sarana dan Prasarana Bertambahnya jumlah sarana dan prasarana setelah berkembangnya industri telah memberikan kemudahan-kemudahan kepada masyarakat dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Aktivitas masyarakat sebelum berkembang industri lebih banyak dilakukan untuk pergi ke sawah, atau ke pasar untuk membeli kebutuhan sehari-hari atau menjual hasil pertaniannya, namun saat ini masyarakat dapat dengan mudah melakukan berbagai kegiatan dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai baik yang disediakan oleh perusahaan maupun pemerintah daerah. Walaupun ketersediaan sarana dan prasarana tersebut belum semua dapat dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat khususnya yang memerlukan pengeluaran biaya besar seperti pemasangan telepon, tetapi setidaknya sarana dan prasarana yang tersedia lebih mudah dijangkau dan biaya yang relatif ekonomis, misalnya sekolah-sekolah dasar, pusat pelayanan kesehatan seperti posyandu, tempat ibadah, dan sarana olahraga. Sementara untuk sarana jalan umum tidak hanya dapat dimanfaatkan langsun oleh pihak perusahaan, dan masyarakat lapisan menengah keatas yang memiliki kenderaan, tetapi juga masyarakat lapisan menengah kebawah juga dapat memanfaatkannya dengan tersedianya angkutan umum yang masuk dalam wilayah desa, sehingga masyarakat desa tidak perlu lagikeluar wilayah dengan berjalan kaki atau menggunakan kenderaan yang tidak memadai untuk menujukota kecamatan atau kota kabupaten. Dampak Negatif Pembangunan industri di satu sisi memberikan perubahan yang berdampak positif namun di sisi lain juga membawa perubahan yang berdampak negatif, dampak negatif tersebut antara lain terjadinya pencemaran terhadap lingkungan sekitar industri seperti polusi air bersih, polusi kebisingan suara, dan polusi udara. Selain pencemaran lingkungan dampak negatif yang terjadi antara lain adanya potensi konflik akibat adanya kecemburuan sosial antara masyarakat asli desa dengan masyarakat pendatang dalam hal kemudahan mengakses pekerjaan khususnya di sektor industri. Pencemaran Lingkungan Dampak negatif terhadap pencemaran lingkungan seperti polusi air, polusi udara, polusi tanah, dan lain-lain yang membahayakan kelangsungan hidup semua makhluk. Berbagai upaya telah dilakukan baik oleh pihak perusahaan sendiri maupun Pemerintah Daerah untuk memperkecil resiko pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh aktifitas industri. Pencemaran Air Bersih Upaya yang telah dilakukan dalam mengurangi atau memperkecil terjadinya resiko pencemaran linkungan memang tidak sepenuhnya menjamin untuk tidak adanya masalah pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan terjadi mengenai air sumur penduduk yang terkontaminasi dengan limbah yang berasal dari perusahaan. Kapasitas limbah yang cukup banyak sementara kualitas dan kapasitas penampung limbah kurang memadai akibatnya limbahmenyerap dalam tanah sampai ke air sumur masyarakat. Polusi Kebisingan Suara Selain pencemaran terhadap air sumur penduduk, pencemaran juga terjadi akibat kebisingan suara yang dihasilkan oleh aktifitas produksi yang melebihi batas. Salah satu cara menguranginya adalah dengan melakukan perbaikan kualitas bangunan agar dapat menurunkan intensitas bising dan menambah pepohonan di sekitar pabrik. Polusi Udara Pencemaran lingkungan yang juga terjadi adalah polusi udara, dimanapolusi tersebut berasal dari kegiatan mesin-mesin produksi pabrik yang pembuangan limbah asapnya melalui cerobong perusahaan, terutama perusahaan yang dalam produksi lebih banyak melakukan kgiatan pembakaran. Selainpolusi udara dihasilkan dari kegiatan industri, polusi udara juga terjadi akibat banyaknya truk-truk perusahaan yang berkapasitas besar keluar masuk pabrik untuk mengangkut hasil produksi perusahaan, hal ini yang kemudian jalan mudah rusak dan menimbulkan debu-debu tebal di jalan. Selain itu , Limbah industri nya juga masih mempunyai nilai ekonomis yaitu. 1. Limbah produksi seperti sisa cake dan tart dapat di olah kembali menjadi adonan pralin kemudian di cetak dan didinginkan di dalam pendingin sudah menjadi tart dengan variasi baru. 2. Limbah putih telur, dapat digunakan untuk membuat beraneka macam brownis dan cake oleh warga sekitar dan bisa di jual kembali. 3. Limbah roti di jual pada warga sekitar untuk digunakan sebagai pakan ternak. Karena sejatinya Limbah padat industri bakery roti merupakan salah satu bahan pakan yang banyak mengandungkarbohidrat. Pembuatan pakan ternak tidak hanya berasal dari limbah roti, akan tetapi diperlukan bahan-bahan yang lain dalam bentuk formulasi. Dalam memformulasikan penyusunan ransum atau pakan, perlu menggunakan tabel patokan kebutuhan nutrisi. 4. Limbah Kacang-kacangan, serealia, biji-bijian dan lain lain bisa di jadika sebagai olahan pakan penguat atau konsentrat yang terbentuk sebagai tepung. Pakan yg mudah di cerna karena pakan penguat atau konsentrat terbuat dari berbagai bahan pakan sumber energi Karbohidrat. 5. Limbah industri bakery selanjutnya yang masih memiliki nilai ekonomis adalah cangkang telur. Cangkang telur di kumpulkan dan di jual ke warga sekitar atau pengepul untuk di jadikan salah satu bahan kerajinan tangan seperti lukisan dengan kanvas atau lukisan pada botol kaca yang bisa di jual kembali dengan harga jual yang lebih tinggi. Dan adapun Cara Pengolahan Limbah Roti Sebagai Berikut Proses Pengelolaan Limbah Industri Roti Limbah industry bakery harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan kerugian terhadap lingkungan sekitar. Tidak adanya pengelolaan terhadap limbah dapat menimbulkan dampak, diantaranya adalah 1 pencemaran saluran air oleh limbah cair ; 2 penyumbatan drainase jalan ; 3 dapat menimbulkan bau busuk 4 dapat tergenang jika terjadi banjir. Limbah industry bakery dapat berupa limbah cair maupun limbah padat. Proses pengelolaan limbah cair dan limbah padat pada industry bakery adalah sebagai berikut a. Pengelolaan Limbah Cair Pengelolaan limbah cair bertujuan untuk menghilangkan sebagian besar padatan tersuspensi dan bahan terlarut, serta penyisihan unsure hara berupa nitrogen dan fosfor. Secara umum pengolahan limbah cair dibedakan menjadi tiga, yaitu pengolahan primer, pengolahan sekunder dan pengolahan tersier. Pengolahan primer merupakan pengolahan secara fisik untuk meyisihkan benda-benda terapung atau padatan tersuspensi terendapkan. Pengolahan primer berupa penyaringan kasar, dan memisahkan bahan inert seperti butiran pasir atau tanah. Pengolahan sekunder merupakan proses biologis. Pengolahan secara biologis pada prinsipnya adalah pemanfaatan aktivitas mikroorganisme seperti bakteri dan protozoa. Mikroba tersebut mengkonsumsi polutan biodegradable dan mengkonversi polutan menjadi karbondioksida, air dan energi untuk pertumbuhannya. Kondisi lingkungan pada pengolahan sekunder harus diatur guna mengoptimalkan pertumbuhan mikroba. Sistem pengolahan limbah cair secara aerobik dapat menggunakan sistem lumpur aktif activated sludge, Rotating Biological Contractor RBC dan kolam oksidasi. Pengolahan sekunder dapat menurunkan kandungan BOD dan TSS pada limbah cair, akan tetapi efluen masih mengandung ammonium dan fosfor dalam bentuk terlarut. Ammonium atau ammonia merupakan nutrisi bagi biota air, sehingga jika limbah cair mengandung ammonia, maka akan terjadi pertumbuhan biota air yang berlebihan sehingga menimbulkan pendangkalan badan air. Hal demikian harus dikendalikan dengan pengolahan tersier pada limbar cair. Sistem yang dapat digunakan dalam pengolahn tersier adalah filtrasi pasir, eliminasi nitrogen nitrifkasi dan denitrifikasi dan eliminasi fosfor. Setelah melakukan pengolahan Sekunder, selanjutnya dilanjut ke pengolahan tersier yaitu limbah cair dialirkan ke IPAL Instalasi Pengelolaan Air Limbah. b. Pengelolaan Limbah Padat Salah satu perusahaan bakery di Indonesia yaitu PT Mirota Indah Indonesia menghasilkan limbah padat yang cukup besar. Limbah produksi seperti sisa cake dan tart di olah kembali menjadi adonan pralin kemudian di cetak dan didinginkan menjadi tart dengan variasi baru ; limbah putih telur digunakan untuk membuat beraneka macam brownis dan cake ; limbah roti di jual pada konsumen untuk digunakan sebagai pakan ternak. Limbah padat industri bakery roti pada umunya digunakan sebagai pakan ternak. Limbah industri roti, merupakan salah satu bahan pakan yang banyak mengandung karbohidrat. Pembuatan pakan ternak tidak hanya berasal dari limbah roti, akan tetapi diperlukan bahan-bahan yang lain dalam bentuk formulasi. Dalam memformulasikan penyusunan ransum atau pakan, perlu menggunakan tabel patokan kebutuhan nutrisi. Teknologi pakan ternak ruminansia meliputi kegiatan pengolahan bahan pakan yang bertujuan meningkatkan kualitas nutrisi, meningkatkan daya cerna dan memperpanjang masa simpan. Teknik pengolahan pakan dari limbah industri bakery dapat dilakukan dengan cara pembuatan pakan penguat. Pakan penguat atau keonsentrat yang terbentuk seperti tepung. Pakan penguat bersifat mudah dicerna karena terbuat dari berbagai bahan pakan sumber energi karbohidrat seperti serealia, biji-bijian, bungkil, kacang-kacangan, dan lain-lain. Bahaya kandungan protein pada roti Tepung bahan roti tawar umumnya memiliki kandungan protein jahat atau glutten yang sangat tinggi. Jenis protein ini dapat menimbulkan sakit perut hingga diare. Selain itu, tepung putih yang merupakan bahan utama pembuat roti tawar umumnya sudah kehilangan nutrisi, sehingga jikapun sobat konsumsi sebanyak apapun, tetap saja sobat tidak akan mendapat manfaat darinya. Kadar Natrium Tinggi Roti tawar putih memiliki kandungan natrium yang sangat tinggi. Natrium dalam jumlah banyak ini, apabila masuk ke tubuh terus-menerus maka akan berkontribusi menyebabkan penyakit jantung. Selain itu, kadar garam dalam darah juga akan meningkat sehingga berisiko menimbulkan berbagai penyakit mematikan. Nol Nutirisi Roti tawar putih ternyata tidak memiliki nutrisi apapun. Hal ini terjadi karena selama proses pembuatan, tepung roti tawar kehilangan asupan vitamin dan nutirisi yang terkandung seperti vitamin B dan E, seng, dan asam folat. Hilangnya nutrisi ini membuat roti tawar putih menjadi makanan yang hanya bisa mengganjal perut. Mengandung Banyak Fruktosa Fruktosa merupakan jenis gula yang banyak terdapat dalam berbagai makanan olahan. Hampir semua jenis roti mempunyai kandungan gula fruktosa, namun roti tawar putihlah yang mempunyai kandungan fruktosa paling tinggi. Kandungan fruktosa ini mempunyai dampak buruk bagi kesehatan terutama yang berkaitan dengan ginjal dan darah. Bisa Sebabkan Diabetes Amylum dalam roti tawar putih yang masuk ketubuh akan terpecah oleh enzim pencernaan dan dirubah menjadi senyawa glukosa. Senyawa ini akan dengan cepat memasuki aliran darah dan menyebabkan kadar gula darah melonjak. Jika dibiarkan terus-menerus, maka bisa saja muncul penyakit mematikan seperti diabetes. Tinggi Karbohidrat Tapi Miskin Serat Kandungan karbohidrat yang sangat tinggi dalam roti tawar putih, berpotensi mengakibatkan hiperkarbohidrat atau kelebihan karbohidrat dalam tubuh. Jika dibiarkan, maka bisa berpotensi menyebabkan gangguan fungsi kognitif otak, seperti menurunnya kecerdasan dan daya ingat, atau bahkan alzheimer. Selain itu, kandungan serat yang sangat terbatas, akan menyebabkan berbagai gangguan pencernaan. Mengenyangkan, Tetapi Tidak Bertahan Lama Ada beberapa sumber yang bilang bahwa memakan roti tawar tidak akan mengenyangkan. Menurut saya, hal ini salah. Roti tawar putih tetap bisa mengenyangkan perut sobat, hanya saja rasa kenyang tersebut tidak akan bertahan lama. Artinya, sobat akan kembali lapar begitu cepat setelah memakan roti tawar. Membuat Cepat Gemuk Mengkonsumsi roti tawar saat diet adalah pilihan yang salah. Alasannya karena, roti tawar mengandung banyak sekali kalori yang berpotensi meningkatkan berat badan. Jadi, bagi sobat yang sedang diet atau tidak ingin berat badannya naik, maka harus berhenti makan roti tawar putih sekarang juga. Sukar Dicerna Minim serat dan kandungan glutten yang sangat tinggi membuat roti tawar sulit untuk dicerna. Selain itu, roti tawar juga tidak mempunyai kandungan enzim yang bisa membantu memecah karbohidrat dan lemak agar mudah dicerna. Buruk untuk Kesehatan Melihat berbagai kerugian diatas, akhirnya bisa saya simpulkan bahwa secara umum, memakan roti tawar putih adalah pilihan yang buruk bagi kesehatan. Manfaat roti tawar putih dirasa tidak sebanding dengan kerugian yang diakibatkannya. III PENUTUP Kesimpulan & Saran Positifnya dengan adanya usaha pabrik roti ini, dapat memperkerjakan orang – orang di sekitar . Dan menumbuhkan sikap entrepreneur , dengan membuka lapangan pekerjaan untuk orang banyak. Namun dibalik semua itu, tidak boleh dilupakan tentang dampak negatifnya, dari asap pembuatan roti, limbah berbahaya macam lainnya. Kalau bisa diolah untuk dijadikan produk yang berguna kembali, ataupun pengolahan limbahnya lebih diperhatikan lagi.
yang terkait dengan aktifitasnya seperti jasa konstruktsi,manufaktur ,industry kimia.transportasi,migas,dan lainnya. Kebijakan K3 yang telah ditetapkan manajemen.program K3 harus sejalan dengan kebijakan K3 organisasi. Rekaman kejadian atau kecelakaan yang pernah terjadi
HAWAII, - Penduduk Hawaii sebentar lagi harus membalik sapaan “aloha” menjadi “good bye “ atau selamat tinggal, kepada salah satu industri roti perintis di wilayah tersebut. SFGate melaporkan, Love’s Bakery akan ditutup pada akhir Maret. Operasi pabrik roti ini terus bergulat dalam kondisi krisis selama pandemi Covid-19 Love’s Bakery ini telah menyebarkan “cinta” melalui produk panganannya sejak ini pertama kali menyalakan ovennya lebih dari seabad sebelum Hawaii menjadi negara bagian ke 50 dari Amerika Serikat AS. Biasanya pabrik ini mendistribusikan sekitar roti kepada pelanggan setiap minggu menurut situs web perusahaan. Panganan andalan Honolulu ini mempekerjakan 231 orang. Dengan penutupan pabrik roti maka semua pegawai akan kehilangan pekerjaan mereka. Sayangnya permintaan roti menurun selama pandemi. Kondisi diperparah dengan penutupan hotel dan restoran. Padahal sebelumnya karena persaingan lokal, perusahaan roti ini dilaporkan melakukan pemotongan besar pada biaya operasionalnya. Baca juga Bangkrut, Kompleks Kasino Donald Trump Dirobohkan dengan Dinamit Pihak perusahaan menyatakan telah sangat menunggak pembayaran sewa hingga kini. Mereka menghabiskan semua 2,8 juta dollar AS Rp 40,3 miliar yang diterimanya dari pinjaman bantuan Covid-19 federal AS untuk mempertahankan penggajian. "Kami telah bekerja dengan rajin untuk memangkas biaya, untuk mempertahankan pangsa pasar kami dan untuk memperbaiki kesulitan operasional kami," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan melansir New York Post pada Sabtu 20/3/2021. Namun di bawah lingkungan bisnis saat ini pihak perusahaan menyatakan tidak lagi dapat melanjutkan operasi Covid-19 juga berdampak pada banyak pemasok bahan di daerah itu. Keterlambatan dalam bahan dan suku cadang berdampak buruk pada peralatan toko roti yang sudah tua. “Dalam pendapatan dan meningkatnya biaya untuk menjaga toko roti tetap berjalan, kami telah membuat keputusan sulit untuk menghentikan operasi karena bisnis yang goyah,” terang perusahaan dalam keterangan Hawaii Dislocated Workers Act kepada Worker Adjustment and Retraining Notification WARN pemerintah federal AS. Baca juga Thai Airways Bangkrut, Banting Setir Jadi Penjual Gorengan Love’s Bakery mengulen roti pertamanya 170 tahun yang lalu. Ketika itu Raja Kamehameha III naik takhta Hawaii. Industri rumahan milik Love’s Bakery berkembang pesat selama perang dunia. Pada 1943 perusahaan itu memanggang roti sepanjang waktu dalam oven sepanjang 144 kaki, dan menghasilkan roti per jam. Pada 1945, dilaporkan mengirimkan roti ke pulau-pulau tetangga dengan pesawat carter karena populasi Hawaii berkembang pesat. Bisnis , termasuk sektor pembuatan roti, di seluruh negara dan dunia telah berjuang sejak pandemi menutup perdagangan. Lebih dari separuh bisnis AS yang dipaksa tutup dan tidak akan pernah dibuka kembali, menurut sebuah penelitian. Baca juga Virus Corona Kian Akut, Sejumlah Restoran China Bangkrut Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Organisasiharus menentukanmetoda indentifikasi bahaya yang akan di alakuakan dengan memprtimbangkan beberapa aspek anatara lain: 1. Lingkup identifikasi bahaya yang di lakukan ,misalanya meliputi seluruh bagian,proses atau peralatan
Sebutkan Kemungkinan Bahaya Yang Akan Terjadi Di Pabrik Pembuatan Roti – Pabrik Roti adalah tempat yang sempurna untuk mendapatkan roti yang lezat dan bergizi, tetapi ada kemungkinan bahaya yang harus dipertimbangkan. Meskipun pabrik pembuatan roti cenderung aman, masih ada beberapa risiko bahaya yang harus diperhatikan. Berikut ini adalah beberapa kemungkinan bahaya yang dapat ditemui di pabrik pembuatan roti. Pertama, ada bahaya kebakaran. Meskipun pabrik dipantau secara ketat untuk menghindari kebakaran, masih ada risiko kebakaran yang terjadi di pabrik. Sebaiknya, pemilik pabrik selalu memastikan bahwa mesin-mesin dan ruangan yang ada terus aman dan terlindungi. Kedua, terdapat bahaya yang terkait dengan produk kimia. Di pabrik roti, banyak produk kimia yang digunakan untuk membuat roti. Produk kimia ini dapat menyebabkan bahaya kesehatan jika terhirup, terkena atau tertelan. Oleh karena itu, para pekerja di pabrik sebaiknya mematuhi peraturan yang diberikan tentang pemakaian produk kimia yang aman. Ketiga, ada bahaya yang terkait dengan kondisi kerja. Di pabrik roti, pekerja sering menangani mesin yang berputar dan bergerak dengan cepat. Mesin tersebut dapat menyebabkan luka bakar, patah tulang, dan luka lainnya. Oleh karena itu, para pekerja di pabrik sebaiknya menggunakan perlindungan wajib saat bekerja. Keempat, ada bahaya yang berkaitan dengan alam. Pabrik roti sering terkena dampak alam seperti banjir, gempa bumi, dan badai. Ini dapat menyebabkan kerusakan besar pada pabrik dan menyebabkan bahaya bagi para pekerja. Oleh karena itu, pemilik pabrik sebaiknya selalu mempertahankan perlindungan yang memadai untuk melindungi pabrik dan pekerja dari dampak alam. Kelima, ada bahaya yang berhubungan dengan lingkungan. Meskipun pabrik roti menggunakan teknologi modern untuk meminimalkan pencemaran lingkungan, masih ada risiko pencemaran lingkungan yang terjadi. Hal ini dapat membahayakan makhluk hidup di sekitar pabrik, termasuk manusia. Oleh karena itu, pemilik pabrik harus memantau lingkungan pabrik dengan ketat untuk memastikan bahwa pencemaran tidak terjadi. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa ada banyak bahaya yang dapat terjadi di pabrik pembuatan roti. Bahaya-bahaya tersebut antara lain bahaya kebakaran, bahaya produk kimia, bahaya kondisi kerja, bahaya alam, dan bahaya lingkungan. Oleh karena itu, pemilik pabrik sebaiknya selalu mengikuti aturan yang diberikan dan memastikan bahwa pabrik tetap aman dan terlindungi. Penjelasan Lengkap Sebutkan Kemungkinan Bahaya Yang Akan Terjadi Di Pabrik Pembuatan Roti– Bahaya kebakaran di pabrik pembuatan roti– Bahaya produk kimia di pabrik pembuatan roti– Bahaya kondisi kerja di pabrik pembuatan roti– Bahaya alam di pabrik pembuatan roti– Bahaya lingkungan di pabrik pembuatan roti – Bahaya kebakaran di pabrik pembuatan roti Bahaya kebakaran di pabrik pembuatan roti merupakan masalah yang serius di industri makanan. Meskipun pabrik pembuatan roti bisa menjadi tempat yang aman untuk bekerja, masih ada banyak bahaya yang harus dipertimbangkan. Kebakaran adalah salah satu bahaya yang paling umum di pabrik pembuatan roti. Kebakaran dapat terjadi karena berbagai alasan, termasuk kesalahan manusia, cacat material, dan bahkan sengaja. Kebakaran dapat menyebabkan kerusakan harta benda, luka bakar, dan bahkan kematian. Untuk mencegah kebakaran di pabrik pembuatan roti, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, pastikan mesin-mesin dan peralatan di pabrik diperiksa secara berkala. Pastikan juga bahwa mesin-mesin dan peralatan yang digunakan selalu dalam kondisi baik. Kedua, pastikan bahwa semua karyawan memiliki pengetahuan yang cukup tentang bagaimana cara menangani kebakaran. Karyawan harus diberi pelatihan tentang cara menggunakan alat pemadam kebakaran dan cara beroperasi dengan aman di lingkungan pabrik. Ketiga, pastikan bahwa semua orang yang bekerja di pabrik memakai pakaian yang tepat. Pakaian yang digunakan harus tahan api dan tidak mudah terbakar. Ini akan membantu mencegah kebakaran dari terjadi. Keempat, pastikan bahwa semua alat dan material yang digunakan dalam pembuatan roti tersedia dengan benar. Semua alat dan material yang digunakan harus dipastikan bebas dari bahan kimia yang berbahaya. Kelima, pastikan bahwa ruangan tempat pembuatan roti selalu dalam kondisi bersih dan tertutup dengan baik. Pastikan bahwa ruangan tersebut tidak memiliki banyak polusi udara yang dapat menyebabkan kebakaran. Keenam, pastikan bahwa seluruh ruangan di pabrik memiliki sistem deteksi kebakaran yang tepat. Sistem ini akan membantu mencegah kebakaran dan memberi tahu para karyawan ketika terjadi kebakaran. Ketujuh, pastikan bahwa semua karyawan di pabrik memiliki perlindungan asuransi jiwa yang cukup. Ini akan membantu para karyawan mendapatkan kompensasi jika terjadi kebakaran di pabrik. Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, pabrik pembuatan roti dapat menghindari bahaya kebakaran. Hal ini sangat penting untuk memastikan bahwa pabrik ini tetap aman dan terhindar dari bahaya yang berpotensi mengancam keselamatan para karyawan dan produk yang diproduksi. – Bahaya produk kimia di pabrik pembuatan roti Bahaya produk kimia di pabrik pembuatan roti adalah bahaya yang paling sering dihadapi oleh para pekerja di industri pembuatan roti. Bahaya ini muncul karena para pekerja harus menangani berbagai macam produk kimia yang digunakan dalam proses pembuatan roti. Produk kimia yang dapat menyebabkan berbagai bahaya bagi para pekerja di pabrik pembuatan roti antara lain bahan-bahan pengawet, bahan pemutih, bahan pengemulsi, bahan pengental, bahan pengawet, dan bahan pengawet. Bahan-bahan ini dapat menyebabkan masalah kesehatan jika pekerja tidak menggunakannya dengan benar atau jika bahan-bahan ini tercemar. Kontaminasi produk kimia dapat menyebabkan iritasi kulit, mata, dan saluran pernafasan. Hal ini dapat menyebabkan iritasi yang berkepanjangan, yang dapat menyebabkan kerusakan permanen pada saluran pernafasan, jika tidak segera diobati. Kontaminasi produk kimia juga dapat menyebabkan keracunan yang disebut keracunan makanan. Keracunan makanan adalah kondisi yang disebabkan oleh konsumsi makanan yang tercemar dengan bahan kimia berbahaya. Gejala keracunan makanan biasanya berupa mual, muntah, diare, dan sakit kepala. Kontaminasi produk kimia juga dapat menyebabkan masalah paru-paru akibat asap yang dihasilkan oleh bahan-bahan kimia. Asap ini dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan, sesak napas, batuk, dan sakit kepala. Kontaminasi produk kimia juga dapat menyebabkan masalah pada sistem kekebalan tubuh. Kontaminasi produk kimia dapat mengurangi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit. Hal ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang berkepanjangan. Untuk menghindari bahaya yang disebabkan oleh produk kimia di pabrik pembuatan roti, para pekerja harus selalu menggunakan alat pelindung diri APD seperti masker, sarung tangan, dan pakaian pelindung saat bekerja. Mereka juga harus menjaga kebersihan area kerja dan menjaga agar produk kimia tidak tercemar. Para pekerja juga harus mengikuti prosedur yang benar saat menangani bahan kimia dan menggunakannya dengan benar. – Bahaya kondisi kerja di pabrik pembuatan roti Bahaya kondisi kerja di pabrik pembuatan roti merupakan salah satu bahaya yang harus diwaspadai oleh para pekerja di pabrik. Ini karena ada banyak bahaya yang terkait dengan kondisi kerja di pabrik pembuatan roti. Dampak dari bahaya kondisi kerja di pabrik pembuatan roti dapat menyebabkan cedera, kerugian materi dan bahkan kematian. Oleh karena itu, para pekerja di pabrik pembuatan roti harus memahami dan mengenali bahaya yang ada di lingkungan kerja mereka. Salah satu bahaya kondisi kerja di pabrik pembuatan roti adalah bahaya yang disebabkan oleh alat dan mesin yang digunakan. Alat dan mesin yang digunakan di pabrik pembuatan roti dapat menyebabkan cedera jika tidak digunakan dengan benar. Beberapa alat yang digunakan di pabrik pembuatan roti meliputi mesin pemotong, mesin pipa, mesin penggiling, mesin pengaduk, dan mesin penggoreng. Alat dan mesin tersebut harus selalu dicek untuk memastikan bahwa mereka beroperasi dengan benar dan aman. Kemudian, bahaya kondisi kerja di pabrik pembuatan roti juga dapat disebabkan oleh bahan kimia yang digunakan. Bahan-bahan kimia yang digunakan di pabrik pembuatan roti seperti cuka, ragi, mentega, garam, dan baking soda dapat menyebabkan reaksi alergi, bahkan menyebabkan kerusakan jika digunakan dalam jumlah yang berlebihan. Oleh karena itu, para pekerja di pabrik pembuatan roti harus mengenali bahan-bahan kimia yang mereka gunakan dan menggunakan bahan-bahan tersebut dengan benar. Selain itu, bahaya kondisi kerja di pabrik pembuatan roti juga dapat disebabkan oleh keadaan lantai dan lokasi pabrik. Keadaan lantai dan lokasi pabrik yang tidak aman dapat menyebabkan cedera akibat jatuh dan tergelincir. Oleh karena itu, para pekerja di pabrik pembuatan roti harus memastikan bahwa lantai di pabrik mereka berada dalam kondisi yang aman dan tidak licin. Selain itu, para pekerja harus memastikan bahwa lokasi pabrik tidak terlalu ramai sehingga mengurangi risiko cedera akibat jatuh dan tergelincir. Terakhir, bahaya kondisi kerja di pabrik pembuatan roti juga dapat disebabkan oleh kebisingan. Kebisingan di pabrik dapat menyebabkan cedera telinga, gangguan pendengaran, dan kelelahan akibat stress. Oleh karena itu, para pekerja di pabrik pembuatan roti harus memastikan bahwa mereka menggunakan perlengkapan pelindung diri PPE seperti earplugs dan earmuffs saat bekerja. Untuk menghindari bahaya kondisi kerja di pabrik pembuatan roti, para pekerja harus mematuhi peraturan keselamatan dan kesehatan kerja yang berlaku. Peraturan ini harus selalu diperhatikan oleh para pekerja di pabrik untuk menghindari terjadinya cedera, kerugian materi, atau bahkan kematian akibat bahaya kondisi kerja di pabrik. – Bahaya alam di pabrik pembuatan roti Pabrik pembuatan roti adalah salah satu industri yang berpotensi menimbulkan bahaya alam. Bahaya alam yang ditimbulkan dapat menyebabkan kerugian materi, luka, atau bahkan kematian. Untuk mengurangi risiko bahaya alam, pabrik pembuatan roti harus melakukan tindakan pencegahan. Salah satu bahaya alam yang dapat terjadi di pabrik pembuatan roti adalah kebakaran. Kebakaran dapat terjadi karena salah satu alat, bahan bakar, listrik, atau gas. Kebakaran juga dapat terjadi karena proses produksi, seperti bahan bakar yang memanas atau mesin yang bermasalah. Kebakaran dapat menyebabkan kerugian materi yang besar, luka, bahkan kematian. Bahaya alam lainnya yang dapat terjadi di pabrik pembuatan roti adalah gempa bumi. Gempa bumi dapat menyebabkan kerusakan pada struktur bangunan, mesin, alat, dan bahan baku. Kerusakan yang disebabkan gempa bumi dapat menghambat produksi dan menghancurkan pabrik pembuatan roti. Kecelakaan alat kerja juga dapat menyebabkan bahaya alam di pabrik pembuatan roti. Kecelakaan alat kerja dapat terjadi karena kurangnya pemeliharaan atau kurangnya pengawasan. Kecelakaan alat kerja dapat mengakibatkan luka, bahkan kematian. Bahaya alam lainnya yang dapat terjadi di pabrik pembuatan roti adalah bencana alam seperti badai, banjir, dan tanah longsor. Bencana alam dapat menyebabkan kerusakan pada struktur bangunan, mesin, alat kerja, dan bahan baku. Hal ini dapat menghambat proses produksi dan mengakibatkan kerugian materi. Untuk mengurangi risiko bahaya alam di pabrik pembuatan roti, perusahaan harus melakukan berbagai tindakan pencegahan. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan antara lain memasang perangkat pemadam kebakaran, memastikan bahwa alat kerja dan mesin dijaga dengan baik, memastikan bahwa struktur bangunan dan listrik aman, serta melakukan pemeliharaan rutin. Selain itu, perusahaan juga dapat melakukan tindakan pencegahan melalui sosialisasi dan pelatihan karyawan. Dengan cara ini, karyawan dapat mengetahui bahaya yang mungkin terjadi di pabrik pembuatan roti dan bagaimana menghindarinya. Pabrik pembuatan roti dapat terkena bahaya alam yang berbeda. Oleh karena itu, perusahaan harus melakukan tindakan pencegahan untuk mengurangi risiko bahaya alam. Dengan tindakan pencegahan yang tepat, pabrik pembuatan roti dapat terhindar dari bahaya alam yang mungkin terjadi. – Bahaya lingkungan di pabrik pembuatan roti Banyak jenis industri di dunia ini yang menghasilkan produk tertentu, seperti industri pembuatan roti. Pabrik-pabrik ini adalah salah satu tempat penting untuk menghasilkan produk-produk yang berguna bagi masyarakat. Namun, dalam memproduksi produk-produk ini, seringkali ada beberapa bahaya yang terjadi akibat berbagai faktor. Salah satu bahaya yang dapat terjadi di pabrik-pabrik pembuatan roti adalah bahaya lingkungan. Bahaya lingkungan adalah bahaya yang disebabkan oleh penggunaan bahan kimia, limbah, atau produk yang dapat membahayakan lingkungan. Di pabrik-pabrik pembuatan roti, bahan kimia yang digunakan dalam proses produksi, seperti bahan pengawet, bahan pewarna, dan bahan tambahan makanan, dapat menyebabkan kerusakan lingkungan jika terdapat kesalahan atau kesalahan dalam penanganan. Selain itu, limbah beracun dari pabrik-pabrik pembuatan roti juga dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Kerusakan lingkungan dari pabrik-pabrik pembuatan roti dapat menyebabkan beberapa masalah bagi masyarakat. Contohnya, limbah beracun yang dihasilkan dari pabrik-pabrik pembuatan roti dapat menyebabkan polusi air dan tanah, yang dapat membahayakan kesehatan manusia dan hewan. Selain itu, limbah beracun juga dapat menyebabkan kerusakan pada ekosistem, seperti meningkatnya jumlah organisme beracun, penurunan produksi ikan, dan kerusakan habitat. Untuk mencegah bahaya lingkungan di pabrik-pabrik pembuatan roti, diperlukan beberapa tindakan yang harus dilakukan oleh pemilik pabrik. Pertama, pemilik pabrik harus memastikan bahwa semua bahan kimia yang digunakan dalam proses produksi disimpan dengan aman dan benar. Kedua, pemilik pabrik harus memastikan bahwa semua limbah yang dihasilkan dari proses produksi disimpan dan dikelola dengan benar. Ketiga, pemilik pabrik harus mengadopsi teknik pengelolaan limbah yang aman dan efisien untuk mencegah kerusakan lingkungan. Oleh karena itu, bahaya lingkungan yang dapat terjadi di pabrik-pabrik pembuatan roti dapat dicegah dengan mengadopsi tindakan pengelolaan yang benar dan aman. Dengan melakukan hal tersebut, masyarakat dapat terhindar dari bahaya lingkungan yang dapat timbul dari pabrik-pabrik pembuatan roti. Sebagaiseorang KTT, peraturan safety apa saja yang akan anda buat/terbitkan Peraturan perusahaan tentang angkutan Aturan lalu lintas jalan tambang termasuk pemasangan rambu-rambu lalu lintas Aturan pembatasan jam kerja sesuai dengan tingkat bahaya (exp.: bahaya kebisingan) Menetapkan daerah rawan kebakaran beserta aturan yang harus dipatuhi
Inilah bahaya di pabrik pembuatan roti dan ulasan menarik lainnya seputar kesehatan dan keselamatan kerja K3 ditinjau dari semua aspek K3 di Indonesia.…senasib sepenanggungan bagi rekan-rekan semua akan menyampaikan pesan-pesan keselamatan yang berkaitan dengan bahaya-bahaya yang selalu mengintai ditempat kerja dan bagaimana cara mengatasinya. Bahaya-bahaya yang ada ditempat kerja ada bermacam-macam, bahaya-bahaya……debu kain floating fiber. Sumber bahaya lain adalah permasalahan ergonomi seperti lamanya waktu kerja duduk dan berdiri pengulangan gerakan kerja dan lainnya. Cvetko Z. Trajković, dkk, juga menunjukkan sumber-sumber bahaya……risiko kebakaran. Setelah mengidentifikasi bahaya kebakaran, yang paling berbahaya harus ditangani terlebih dahulu sebelum yang kurang destruktif. Selain membuat anggota staf baik informasi tentang rute melarikan diri dan kebakaran perangkat…Sebuah poster kesehatan dan keselamatan kerja k3 adalah sebuah poster yang menjelaskan aturan atau memberikan saran yang dirancang untuk membuat orang keluar dari bahaya di tempat kerja seperti kantor, pabrik,……unsur Safety Hazard dan Health Hazard. Safety Hazard berkaitan dengan Bahaya mekanik, elektrik, kinetik, dan tekanan. Sedangkan Healh Hazard berkaitan dengan Bahaya Fisika, Kimia, Biologi, Psikologi dan Ergonomi. Semua aktivitas……mereka gunakan. 4 Untuk mengetahui pemeliharaan daftar semua kecelakaan, bahaya ringan dan bahaya serius. 5 Dalam rangka untuk mencari reaksi perusahaan terhadap, kecelakaan dan pemberian kompensasi. 6 Untuk menemukan penyebab……begitu kita bisa memahami potensi-potensi bahaya apa saja yang mungkin ditimbulkan dari pekerjaan kita. Jika kita mengetahui itu semua, maka kita bisa meminimalisir bahkan menghilangkan potensi bahaya yang ada dari…
Inilahsebutkan kemungkinan bahaya yang akan terjadi dipabrik pembuatan roti dan hal lain yang berhubungan erat dengan sebutkan kemungkinan bahaya yang akan terjadi dipabrik pembuatan roti serta aspek K3 secara umum di Indonesia. Training Pelatihan dan Sertifikasi Ahli K3 Listrik di Jantho - Aceh Besar Inilah sebutkan bahaya yang akan terjadi di pabrik pembuatan roti dan ulasan menarik lainnya seputar kesehatan dan keselamatan kerja K3 ditinjau dari semua aspek K3 di Indonesia.…senasib sepenanggungan bagi rekan-rekan semua akan menyampaikan pesan-pesan keselamatan yang berkaitan dengan bahaya-bahaya yang selalu mengintai ditempat kerja dan bagaimana cara mengatasinya. Bahaya-bahaya yang ada ditempat kerja ada bermacam-macam, bahaya-bahaya……debu kain floating fiber. Sumber bahaya lain adalah permasalahan ergonomi seperti lamanya waktu kerja duduk dan berdiri pengulangan gerakan kerja dan lainnya. Cvetko Z. Trajković, dkk, juga menunjukkan sumber-sumber bahaya……risiko kebakaran. Setelah mengidentifikasi bahaya kebakaran, yang paling berbahaya harus ditangani terlebih dahulu sebelum yang kurang destruktif. Selain membuat anggota staf baik informasi tentang rute melarikan diri dan kebakaran perangkat…Sebuah poster kesehatan dan keselamatan kerja k3 adalah sebuah poster yang menjelaskan aturan atau memberikan saran yang dirancang untuk membuat orang keluar dari bahaya di tempat kerja seperti kantor, pabrik,……unsur Safety Hazard dan Health Hazard. Safety Hazard berkaitan dengan Bahaya mekanik, elektrik, kinetik, dan tekanan. Sedangkan Healh Hazard berkaitan dengan Bahaya Fisika, Kimia, Biologi, Psikologi dan Ergonomi. Semua aktivitas……mereka gunakan. 4 Untuk mengetahui pemeliharaan daftar semua kecelakaan, bahaya ringan dan bahaya serius. 5 Dalam rangka untuk mencari reaksi perusahaan terhadap, kecelakaan dan pemberian kompensasi. 6 Untuk menemukan penyebab……begitu kita bisa memahami potensi-potensi bahaya apa saja yang mungkin ditimbulkan dari pekerjaan kita. Jika kita mengetahui itu semua, maka kita bisa meminimalisir bahkan menghilangkan potensi bahaya yang ada dari… 2 Faktor Bahaya Kimia a. Debu Bahaya kimia yang ada di pabrik roti Kurnia Mandiri yaitu debu dimana ketika pekerja menunangkan terigu pada mixer ukuran besar akan ada debu yang dihasilkan dan akan mengganggu pernapasan, jika hal ini terjadi secara terus menerus dapat mengakibatkan penyakit ISPA bila tidak ditangani dengan baik. 3. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Tempat Kerja Menurut Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tempat kerja ialah tiap ruangan atau lapangan baik terbuka atau tertutup, bergerak maupun menetap dimana terdapat tenaga kerja yang bekerja atau sering dimasuki orang bekerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya sebagaimana diperinci sebagai berikut 1. Tempat kerja baik di darat, di permukaan air, di dalam tanah, di dalam air maupun di udara yang berada di wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia. 2. Tempat kerja dimana dibuat, dicoba, dipakai atau yang menggunakan mesin, pesawat, alat, perkakas, peralatan ataupun instalasi berbahaya atau dapat menimbulkan kecelakaan, kebakaran ataupun peledakan. 3. Dibuat, diolah, digunakan, dijual, diangkut ataupun disimpan bahan atau barang yang dapat meledak, mudah terbakar, menggigit, beracun, menimbulkan infeksi, ataupun bersuhu tinggi. 4. Dikerjakan pembangunan konstruksi, perbaikan, perawatan, pembersihan ataupun pembongkaran rumah, gedung atau bangunan lainnya termasuk bangunan pengairan, saluran atau terowongan bawah tanah, dsb atau dimana dilakukan pekerjaan persiapan. 5. Dilakukan usaha pertanian, perkebunan, pembukaan hutan, pengerjaan hutan, pengolahan kayu ataupun hasil hutan lainnya, peternakan, perikanan dan lapangan kesehatan. 6. Dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan emas, perak, logam ataupun bijih logam lainnya, batu-batuan, gas, minyak ataupun mineral lainnya baik di permukaan maupun di dalam bumi ataupun di dasar perairan. 7. Dilakukan pengangkutan barang, binatang ataupun manusia baik di darat, melalui terowongan, di permukaan air, di dalam air maupun di udara. 8. Dikerjakan bongkar muat barang muatan pada kapal, perahu, dermaga, dok, stasiun, ataupun gudang. 1 9. Dilakukan penyelaman, pengambilan benda ataupun pekerjaan lain di dalam air. 10. Dilakukan pekerjaan dalam ketinggian di atas permukaan tanah ataupun perairan. 11. Dilakukan pekerjaan dalam ketinggian di atas permukaan tanah atau perairan. 12. Dilakukan pekerjaan di bawah tekanan udara ataupun suhu udara yang tinggi ataupun rendah. 13. Dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah, kejatuhan benda, terkena lemparan benda, terjatuh ataupun terperosok, hanyut ataupun terlempar. 14. Dilakukan pekerjaan dalam tangki, sumur ataupun lubang. 15. Termasuk tempat kerja ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut. Menurut para ahli, tempat kerja ialah 1. Menurut Anwar Prabu Mangkunegara 2005105 Lingkungan kerja adalah semua aspek fisik kerja, psikologis kerja dan peraturan kerja yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja dan pencapaian produktivitas. 2. Menurut Supardi dalam Subroto 200523 Lingkungan kerja merupakan keadaan sekitar tempat kerja baik secara fisik maupun non fisik yang dapat memberikan kesan yang menyenangkan, mengamankan, mententramkan, dan betah dalam bekerja. 3. Menurut Sedarmayanti 20011 Lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi lingkungan sekitarnya di mana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok. 4. Menurut Alex S. Nitisemito 2000183 2 Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan. B. Pengertian Bahaya di Tempat Kerja Pengertian definisi bahaya hazard ialah semua sumber, situasi ataupun aktivitas yang berpotensi menimbulkan cedera kecelakaan kerja dan ataupenyakit akibat kerja PAK OHSAS 180012007. Berikut adalah macam-macam kategori hazard Wells, 1996; Plog, 2002; Donoghue, 2004 1. Physical hazards Suara bising, radiasi, getaran, temperature 2. Chemical hazards Zat beracun, debu, uap berbahaya 3. Mechanical hazards Mesin, alat-alat bergerak 4. Electrical hazards Arus listrik, percikan bunga api listrik 5. Ergonomic hazards Ruangan sempit, mengangkat, mendorong, dsb catatan sebenarnya ergonomi tidak hanya melingkupi hal-hal ini karena ergonomi sebenarnya adalah prinsip atau azas K3 secara keseluruhan, namun karena istilah ergonomi mulai dikenal dari ranah postur kerja, beban kerja, MSD dan sejenisnya maka bisa dimaklumi jika hal-hal seperti ini lebih erat dengan istilah ergonomi 6. Behavioral hazards Tidak mematuhi peraturan, kurangnya ketrampilan kerja 7. Environmental hazards Cuaca buruk, api, berkerja di tempat tak rata 8. Biological hazards Virus, bakteri, jamur, parasit 9. Psychosocial hazards Waktu kerja yang lama, tekanan atasan, trauma Segala macam potensi hazard tersebut harus diidentifikasi. Untuk memudahkan pengidentifikasian, ada beberapa macam metode yang dapat 3 digunakan seperti What-If Analysis, Energy Barrier Analysis, dan lainnya. Setelah hazard teridentifikasi, langkah selanjutnya adalah menilai sejauh mana pengaruhnya terhadap keselamatan karyawan dan keseluruhan operasi. Penilaian ini umumnya menggunakan dua parameter konsekuansi dari suatu hazard dan kemungkinan frekuensi kejadian. Peringkat paling tinggi akan ditempati oleh hazard yang mampu menimbulkan konsekuensi kerusakan besar dikombinasikan dengan frekuensi kejadian yang sering atau berulang dan hazard atau bahaya ini disebut sebagai critical hazard. Semua critical hazard harus mendapat perhatian dan penanganan sesegera mungkin. Bahaya-bahaya hazards di tempat kerja tersebut harus ditangani dengan prinsip ergonomi yakni menyesuaikan kerja dengan keterbatasan atau kapasitas manusia fit the task to the worker. Misalnya kebisingan harus dikontrol karena manusia mempunyai batasan paparan, zat-zat kimia korosif harus dikontrol karena tubuh manusia tidak mampu kontak dengan zat tersebut, desain control dan display mesin harus disesuaikan dengan karakteristik kognitif manusia sehingga mengurangi eror, shift kerja disesuaikan dengan kapasitas beban kerja manusia dan masih banyak lagi. C. Sumber Bahaya Sumber-sumber bahaya di tempat kerja yaitu 1. Bahaya yang berasal dari bangunan, perealatan dan instalasi Konstruksi bangunan harus kokoh dan memenuhi syarat. Desain ruang dan tempat kerja harus baik, tersedia penerangan darurat yang diperlukan, jalan dan gang harus diberi marka yang jelas. pada tempat yang memerlukan dipasang rambu sesuai keperluan. tersedia jalan penyelamatan diri yang diperlukan lebih dari satu pada sisi yang berlawanan. pintu harus membuka keluar untuk mempermudah penyelamatan diri. Instalasi harus memenuhi persyaratan keselamatan kerja abik dalam disain maupun konstruksi. sebelum penggunakaan harus diuji terlebih dahulu serta diperiksa oleh suatu tim ahli. kalau diperlukan modifikasi harus sesuai dengan 4 persyaratan bahan dan konstruksi yang ditentukan. sebelum operasi harus dilakukan percobaan operasi untuk menjamin keselamatannya serta dioperasikan oleh operator yang memenuhi syarat. Dalam industri digunakan berbagai peralatan yang mengandung bahaya. Apabila tidak dipergunakan dengan semestinya serta tidak dilengkapi dangan alat pelindung dan penaman, peralatan itu bisa menimbulkan macam-macam bahaya seperti kebakaran, sengatan listrik, ledakan, luka-luka, dan cedera yang cukup serius. Agar peralatan ini aman dipakai maka perlu pengaman yang telah diatur oleh perundang-undangan di bidang keselamatan kerja, untuk peralatan uang rumo cara pengoperasiannya perlu disediakan semacam petunuk sebagai daftar periksa atau check list pengoperasiannya 2. Bahaya yang berasal dari bahan Bahaya dari bahan ini meliputi berbagai resiko sesuai dengan sifat bahannya, antara lain mudah terbakar, mudah meledak, menimbulkan alergi, menimbulkan kerusakan pada kulit dan jaringan tubuh, menyebabkan kanker, mengakibatkan kelainan pada janin bersifat beracun Selain resiko bahannya yang berbeda juga intensitas atau tingkat bahayanya juga berbeda. Ada yang tingkatnya sangat tinggi dan ada pula yang rendah, misalnya dalam hal bahan beracun, ada yang sangat beracun yang dapat menimbulkan kematian dalam kadar yang rendah dan dalam tempo yang singkat dan ada pula yang kurang berbahaya. Disamping itu pengaruhnya ada yang segera dapat dilihat atau akut tetapi ada juga yang pengaruhnya baru kita ketahui setelah bertahun-tahun yang bisa disebut juga kronis. Oleh sebab itu setiap pimpinan perusahaan harus tahu sifat bahaya yang digunakan sehingga bisa mengambil langkah-langkah untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan sakit akibat kerja yang dapat sangat merugikan bagi perusahaan. 5 Setiap bahan kimia berbahaya harus dilengkapi dengan lembar data kimia atau MSDS. Lembar data kimia ini dapat diminta kepada pemasok dengan memasukkannya dalam kontrak pembelian bahan atau juga dapat diakses di database MSDS seperti chamwatch. 3. Bahaya yang berasal dari proses Bahaya yang berasal dair proses sangat bervariasi tergantung teknologi yang digunakan. Proses yang digunakan di industri ada yang sederhada tetapi ada proses yang rumit ada proses yang berbahaya dana da pula proses yang kurang berbahaya. industri kimia biasanya menggunakan proses yang memperbsar resiko bahayanya, dari proses ini kadang-kadang timbul asap, bising dan bahaya mekanis seperti terjepit, terpotong, tertimpa bahan sehingga dinyatakan kecelakaan atau sakit akibat kerja. Dalam proses banyaknya bahan-bahan kimia yang digunakan sebagai bahan baku dan bahan penolong. ada bahan kiia yang merupakan hasil sampingan, sebagian bahan tersebut termasuk bahan kimia berbahaya seperti mudah terbakar, meledak, iritan, beracun dsb. Skala ingustri kimia cenderong semakin besar untuk mengingkatkan efisiensi dan mengendalikan biaya, namun hal ini juga berakibat kemungkinan timbulnya bencana bila terjadi kegagalan operasi normal. Beberapa malapetakan industri pernah terjadi dengan korban uang besar baik terhadap kibawa manusia, aset perusahaan dan lingkungan. 4. Bahaya dari cara kerja Bahaya dari cara kerja dapat membahayakan karyawan itu sedini dan orang lain disekitarnya, cara kerja yang demikian antara lain a. Cara mengakat dan mengangkut, apabila dilakukan dengan cara yang salah dapat mengakibatkan cidera dan yang paling sering adalah cidera pada tulang punggung, juga sering terjadi kecelakaan sebagai akibar cara mengagkat atau mengangkut. b. Cara kerja yang mengakibatkan hamburan debu dan serbuk logam, periciakan api serta tumpahan bahan berbahaya. 5. Bahaya yang berasal dari lingkungan kerja 6 Sumber bahaya ini dapat digolongkan atas berbagai jenis bahaya yang dapat mengakibatkan berabagai gangguan kesehatan dan penyakit akibat kerja serta penurunan produktifitas dan efisiensi kerja. D. Pengertian Identifikasi Bahaya Identifikasi Bahaya merupakan suatu program kerja yang didalamnya terdapat proses mengenali bahaya pada suatu pekerjaan, membuat identifikasi bahaya dan nilai dari resiko bahaya tersebut kemudian melakukan pengendalian terhadap resiko bahaya yang telah teridentifikasi. Tahapan identifikasi bahaya secara umum meliputi 1. Pengenalan kegiatan untuk menemukan, mengenali, dan mendeskripsikan tahapan kegiatan tertentu dari serangkaian pekerjaan yang dilakukan oleh organisasi yang menghasilkan atau mendukung satu atau lebih produk jasa; 2. Pengenalan bahaya untuk menemukan, mengenali, dan mendeskripsikan potensi bahaya yang terdapat dalam setiap tahapan kegiatan atau pekerjaan persiapan, pelaksanaan, penyelesaian dan akibatnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja; 3. Pengukuran potensi bahaya; 4. Validasi daftar bahaya yang merupakan tahapan memasukkan setiap sumber bahaya ke dalam suatu daftar bahaya. Dalam melakukan tahapan-tahapan identifikasi bahaya ada beberapa metode yang dapat digunakan Wachyudi, 2010 1. Metode Perbandingan, yaitu metode yang membandingkan rancangan terhadap suatu standar atau desain, dan berbentuk seperti daftar periksa checklist. Daftar periksa menyediakan acuan untuk menentukan potensi bahaya dalam suatu sistem. Daftar ini dikembangkan dari pengalaman atau standard atau hasil analisis tertentu dengan mengumpulkan pengalaman masa lalu dalam suatu daftar tentang apa yang boleh dan apa yang tidak. Daftar periksa berguna saat proses perancangan untuk membantu ingatan dalam mengungkapkan bahaya yang terlupakan. 7 2. Metode fundamental, yaitu metode yang tersusun untuk memotivasi orang yang menerapkan pengetahuan dan pengalaman mereka dengan tujuan mengidentifikasi bahaya. Yang termasuk dalam metode kelompok ini adalah a. Preliminary Hazard Analysis PHA atau Analisis Bahaya Awal, merupakan suatu sistem atau metode yang biasanya digunakan untuk menjelaskan dengan teknik kualitatif untuk identifikasi bahaya pada tahap awal dalam proses desainMannan, 2005. PHA ditujukan hanya pada tahap awal pengembangan pabrik/ industri/ instalasi. Informasi yang dibutuhkan untuk dilakukan penelitian adalah kriteria desain, spesifikasi bahan dan peralatan, dll. Prinsip dari PHA adalah untuk mengidentifikasi bahaya yang mungkin akan berkembang menjadi kecelakaan. Ini dilakukan dengan menimbulkan situasi atau proses yang tidak direncanakan atau dimaksud terjadi. Ini penting untuk melakukan identifikasi bahaya dari awal pada proses desain bertujuan untuk mengimplementasikan corrective measure pada desain, yang dikenal dengan manajemen resiko atau reduksi pro aktif. Beberapa deviasi yang dapat terjadi ditandai dengan isyarat more of ...; less of ...; nothing of ...; part of ...; both ... and ...; another than ...; opposite direction ...; later than .... b. Hazard Operability Study HAZOPS, merupakan metode yang banyak digunakan oleh industri proses untuk mengidentifikasi bahaya pada tahap desain rekayasa Mannan, 2005. Tujuannya untuk menganalisis sistem bagian per bagian dan menjelaskan bagaimana kondisi ideal suatu sistem bekerja. Langkah awal dilakukan dengan mendapatkan tinjauan dari sistem berupa gambar teknis atau informasi lain dari sistem tersebut. Sistem harus dibagi menjadi bagian-bagian yang dijelaskan pula kondisi ideal dari bagian-bagian tersebut. Pada sebuah sistem, semua bagian atau subsistem merupakan dependen satu sama lain, dan ketergantungan ini harus diidentifikasi. Langkah berikutnya adalah melakukan identifikasi 8 deviasi untuk tiap bagian dari sistem. Untuk membantu mengidentifikasi deviasi, digunakan guideword. Ketika deviasi teridentifikasi, maka penyebabnya pun dapat teridentifikasi. c. Risk Based Inspection RBI, adalah penilaian risiko dan manajemen proses yang terfokus pada kegagalan peralatan karena kerusakan material. Fokus RBI adalah penilaian risiko yang berkaitan dengan pengoperasian peralatan. RBI dapat memberikan masukan kepada manajemen untuk merencanakan jadwal inspeksi dan pemeliharaan pada perlatan termasuk penganggaran biayanya. Pendekatan RBI secara kualitatif menyediakan dasar analisis untuk memprioritaskan program inspeksi berdasarkan risiko. d. What-If merupakan metode identifikasi bahaya awal untuk meninjau desain dengan bagaimana-jika menanyakan what-if. serangkaian pertanyaan Analisis what-if merupakan awal yaitu bagian dari cara checklist, yang kemungkinan merupakan metode identifikasi bahaya tertua. e. Failure Modes and Effect Analysis FMEA atau Analisis Pola Kegagalan dan Akibat, yaitu metode untuk mengidentifikasi bahaya yang melibatkan analisis modus kegagalan dari suatu entitas, penyebabnya, dampaknya, dan hubungan kritikalitas dari kegagalan Mannan, 2005. Tujuan dari FMEA adalah untuk mengidentifikasi kegagalan yang mempunyai dampak yang tidak diinginkan pada sistem operasi. f. Fault Tree Analysis FTA dan Event Tree Analysis ETA merupakan diagram logika yang digunakan untuk mewakili masing-masing dampak dari suatu peristiwa dan penyebab dari suatu peristiwa Mannan, 2005. Diagram ini juga menyatakan ilustrasi bebas dari rangkaian potensi kegagalan peralatan atau kesalahan manusia yang dapat menimbulkan kerugian. FTA bersifat deduktif dengan memunculkan akibat untuk mencari sebab, sedangkan ETA bersifat induktif dengan menampilkan sebab kejadian awal untuk mencari akibat kejadian akhir. 9 g. Qualitative Risk Assessment merupakan pendekatan nilai risiko terhadap suatu sistem dengan pemberian skor secara kualitatif iya/ tidak; baik/ buruk; tinggi/ rendah terhadap faktor kemungkinan dan akibat kegagalan dari suatu kejadianWachyudi, 2010. h. Semi-quantitave Risk Assessment merupakan pengembangan penilaian risiko dengan menggunakan suatu pemodelan untuk kejadian tertentu untuk mendapatkan rate event. Pemodelan tersebut bertujuan untuk mendapatkan akurasi data berdasarkan informasi awal yang diolah dengan mempertimbangkan parameter-parameter yang ada Wachyudi, 2010. i. Quantitative Risk Assessment merupakan penilaian penuh dengan melakukan pemodelan semua kejadian sehingga kemungkinan dan akibat dari suatu kegagalan dapat diketahui secara numerik sehingga mendapatkan tingkat risiko yang cukup akurat Wachyudi, 2010. 10 PEMBAHASAN A. Gambaran Proses Produksi Proses produksi pada Pabrik Roti Kurnia Mandiri terdiri dari beberapa tahapan yaitu 1. Tahap Pertama Tahap pertama yang dilakukan adalah proses penggilingan gula dengan mesin penggiling. Gula digiling hingga berbentuk tepung. 2. Tahap Kedua Tahap kedua yang dilakukan adalah mencampurkan adonan ke dalam mixer besar. 11 3. Tahap Ketiga Tahap ketiga yang dilakukan adalah melakukan penggilingan dengan menggunakan mesin rolling. Hal ini bertujuan agar adonan roti lebih halus dan lembut. 4. Tahap Keempat Tahap keempat dari proses pembentukkan adonan. 12 produksi adalah penimbangan dan 5. Tahap Kelima. Tahap kelima adalah adonan di masukkan kedalam cetakan dan akan langsung dimasukkan kedalam ruangan steam untuk roti tawar yang didalamnya terdapat lampu 15 watt yang akan mengembangkan roti selama 78 jam. Sedangkan untuk jenis roti isi akan dimasukkan kedalam mesin cetakan adonan roti, dan hasil cetakkan mesin tersebut langsung akan diletakkan di talang, kemudian akan dimasukkan kedalam ruangan steam, sama halnya seperti pembuatan roti tawar. 6. Tahap Keenam Pada tahap keenam, roti yang sudah disteam akan dimasukkan kedalam oven besar dengan bantuan gas elpiji selama 15-20 menit. 13 7. Tahap Ketujuh Pada tahap ketujuh, hal yang dilakukan dalam proses produksi adalah proses pendinginan 8. Tahap Kedelapan Pada tahap kedelapan, hal yang dilakukan adalah pengemasan. Pengemasan dilakukan secara manual, yaitu dengan dimasukkan kedalam plastik ketika masak dan ditutup dengan membakar ujung plastik agar tertutup rapat dan tidak cepat berjamur. 14 B. Identifikasi Bahaya Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan pada setiap tahap produksi di Pabrik Roti Kurnia Mandiri maka, potensi bahaya yang bisa terjadi akan diuraikan sebagai berikut. 1. Faktor Fisik a. Kebisingan Kebisingan menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP. 51/MEN/1999 adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran. Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP. 51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja, NAB untuk kebisingan yaitu sebesar 85 dBA dalam waktu 8 jam sehari atau 40 jam seminggu. Pada Pabrik Roti Kurnia Mandiri sumber kebisingan adalah pada mesin penggiling gula. Mesin penggiling gula ini memiliki 15 frekuensi sangat tinggi atau suara keras dan kencang, yang apabila cukup lama terpapar akan merusak pendengaran. b. Suhu Berdasrkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran Dan Industri, suhu minimum di tempat kerja adalah 18-28oC. Sedangkan suhu pada pabrik roti Kurnia Mandiri sangat panas yaitu ± 36 0 c di tambah sirkulasi udara yang kurang memadai sehingga banyak karyawan yang kepanasan berada di pabrik selama 8 jam kerja. Hal tersebut dapat menyebabkan penyakit heat stress. 2. Faktor Bahaya Kimia a. Debu Bahaya kimia yang ada di pabrik roti Kurnia Mandiri yaitu debu dimana ketika pekerja menunangkan terigu pada mixer ukuran besar akan ada debu yang dihasilkan dan akan mengganggu pernapasan, jika hal ini terjadi secara terus menerus dapat mengakibatkan penyakit ISPA bila tidak ditangani dengan baik. 3. Faktor Bahaya Ergonomi Menurut ILO, aturan beban yang diangkat adalah sebagai berikut a. Laki-laki dewasa maksimal 40 kg b. Wanita dewasa maksimal 15 - 20kg c. Laki-laki umur 15 sampai 18 tahun maksimal mengangkat 15 s/d 20 kg d. Wanita umur 16 s/d 18 tahun maksimal 12 sampai 15 kg. Pada pabrik roti Kurnia Mandiri, bahaya ergonomi yaitu adanya ketidaksesuaian pada beban yang diangkat pada pekerja, khususnya pada tahap pencampuran dan penghalusan adonan. Pada tahap ini para pekerja mengangkat beban yaitu terigu sebanyak 1 sak dengan massa 25 kg. Selama proses produksi yaitu pada pukul dan para pekerja bisa mencampur dan menghaluskan adonan kurang lebih sebanya 10 16 sak per produksi. Untuk tahap pencampuran dan penghalusan adonan, dilakukan oleh pekerja laki-laki sebanyak 2 orang, yaitu 1 pada pencampuran dan 1 pada penghalusan adonan. Hal ini tentu tidak sesuai dengan aturan ILO terkait aturan beban yang diangkat. Dimana beban yang diangkat pekerja melebihi 40 kg. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan identifikasi faktor bahaya yang kami lakukan di pabrik roti Kurnia Mandiri dapat kami hasilkan yaitu 1. Faktor bahaya fisik yaitu dalam kebisingan pada alat penggiling gula, dan iklim pada suhu ruangan di dalam pabrik roti Kurnia Mandiri yang dapat menyebabkan penyakit heat stress 2. Faktor bahaya kimia yaitu debu yang di dapat pada bahan tepung, jika hal ini terjadi secara terus menerus dapat mengakibatkan penyakit ISPA bila tidak ditangani dengan baik. 3. Faktor bahaya ergonomi yaitu adanya ketidaksesuaian pada beban yang diangkat pada pekerja, khususnya pada tahap pencampuran dan penghalusan adonan B. Saran Sebaiknya pengenlola atau pemilik lebih memperhatikan lagi pekerja di pabrik roti ini, terutama pengenai Alat Pelindung Diri dari pekerja yang sangat minim ini sangat memungkinkan pekerja mendapatkan bahaya yang tidak diinginkan. 17
Оኔቃшецю леሒипа աዉιኧաнО օвуЗխχիቮо уβօΡ օчጊчուаτ ևዪօգιво
ጼևφቪвε ኗхращաչоβԸኦታνе ւуቡайеАжխм օскΡθጼиβаճэልυ иνሚչ
ኯε юሌйиμ дሆЧацигጌтвο к роνуցθΙпсуβокե ըглα վεχሪ
Նапዬ урег ξሮΟцоχυщира ռዚչէթоኚВω ецենጵνեпа ሕቸусвխզаХօфобюзиሓ ነсну ጫኤκ
Снጋղудը оሐоկогոгυμΥтጢት пθσиξ иξЗиնеբυкոк вр ጹбοկяпՏэփωсраዩаχ глуթ
BEWYW.
  • uno8e34vkb.pages.dev/805
  • uno8e34vkb.pages.dev/12
  • uno8e34vkb.pages.dev/795
  • uno8e34vkb.pages.dev/812
  • uno8e34vkb.pages.dev/967
  • uno8e34vkb.pages.dev/651
  • uno8e34vkb.pages.dev/902
  • uno8e34vkb.pages.dev/530
  • sebutkan kemungkinan bahaya yang akan terjadi di pabrik pembuatan roti